Hadirmu mengusikku namun tanpa kamu buat hampa setiap hariku
------***------
Tubuh yang tinggi dengan kulit putih itu membuat siapa saja pasti senang melihatnya, semua wanita pasti mengaguminya di tambah dengan gingsul yang selalu nampak ketika ia tersenyum tak ayal banyak gadis yang tergila gila padanya. Jian, sikapnya yang ramah dan murah senyum sering membuat banyak gadis salah paham akan dirinya, sifatnya sangat friendly dan mudah bergaul membuatnya mudah mendapatkan teman, seperti sekarang baru 6 bulan ia bersekolah di SMA Pelita Bangsa ia sudah masuk dalam sircle ELLITE sekolah tersebut.
Circle ELLITE? Apa itu? Tidak seperti yang kalian pikirkan, jika kalian berfikir sircle ELLITE disini adalah kumpulan anak anak dengan pengaruh orang tua kaya raya kalian salah besar. ELLITE disini maksudnya ELLo ITu miskin Ege, yaa singkatnya perkumpulan orang orang random yang entah mau di bawa kemana pertemanan mereka. Lebih tepatnya ini adalah perkumpulan para laki laki kelas 12, tak banyak tapi cukup untuk diajak berdemo menghapuskan pr matematika di sekolah itu
Yap benar perkumpulan kelas 12, tapi bagaimana bisa seorang Jian yang statusnya sebagai anak baru dan kelas 11 bisa bergabung disana? Jawabannya bisa di tebak ya karna anak itu sangat mudah bersosialisasi begitu mudahnya ia berteman dengan seseorang jadi wajar saja ia langsung masuk dan di terima di circle ELLITE
Jika bicara tentang Jian tidak afdol rasanya jika tidak membicarakan Eca, gadis berambut sebahu itu benar benar memiliki sifat yang 180 derajat terbalik dari jian, bukan tipe anak pendiam dan kutu buku memang tapi sikapnya yang acuh tak acuh terhadap sekitar membuatnya terlihat sangat ansos.
Lalu bagaimana eca bisa mengenal dan dekat dengan jian? Ya itu semua kembali lagi pada sikap jian yang terlalu friendly, ia mengajak kenalan semua orang di kelasnya tak terkecuali Eca, berbeda dengan gadis lain, eca ketika diajak berkenalan sama sekali tidak antusias ia hanya menatap sekilas dengan tatapan jutek yang sangat tidak cocok dengan wajah mungil itu
Bertahun tahun seumur hidup jian selalu saja di senangi oleh wanita memang tak dapat di pungkiri wajahnya yang tampan membuat kaum hawa pasti merasa tertarik padanya meskipun sedikit, tapi tidak kali ini, ada yang memandangnya sinis di pertemuan pertama inilah yang membuat jian makin tertarik berteman dengan gadis itu
"halo cantik namanya siapa? Kenalin gue jian baru pindah hari ini gue sekarang jadi teman sekelas lo, ayok kenalan dulu" kira kira begitulah awal mula percakapan Jian dan Eca yang di balas dengan tatapan sinis eca 'apaan banget sih sksd' mungkin itu yang sedang di katakan eca dalam hati dengan tatapannya yang terkesan sangat jijik itu
"gue Jian" ubah nada bicara lelaki itu menjadi lebih serius
"eca" balasnya tanpa menatap dan menghiraukan tangan lelaki berkacamata yang sedang terulur tepat di hadapannya
Eca berdiri hendak beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan pria jakung di hadapannya, ntahlah terasa tak nyaman saja bagi eca melihat pria itu ada di sampingnya rasanya banyak mata serigala yang siap menerkamnya saat itu juga
"eh mau kemana" tahan pria itu dengan memegang pergelangan tanga Eca
Gadis itu menepis kasar Genggaman murid baru tersebut, sangat jelas terlihat bahwa ia sama sekali tidak menyukai apa yang sudah Jian lakukan
"maksud lo apa sih pegang pegang?" ketus wanita itu
"eee sorry sorry"
"kebaca banget tampang tampang kek elo tu pasti mau nyari kesempatan kan? Mentang mentang ganteng gtu?"
Ucapan itu benar benar membuat Jian tersentak kaget ini pertama kalinya ada wanita yang berani mengatakan itu padanya secara langsung, aneh rasanya wanita ini sangat unik
"gue cuman mau nahan lo karna gue belum selesai ngomong, kenapa jadi kata kata lo begitu?" ucap Jian berpura pura marah dan tersinggung. Jujur saja jian bukanlah orang yang mudah tersinggung dan gampang menyimpan dendam tapi entah apa yang ada di pikirannya saat itu membuatnya ingin membalas kesongongan gadis pendek dihadapannya
"merasa perfect lu? Udah mah SKSD sekarang malah marah marah, tch memang keliatan banget lo mudusnya di awal tadi haha"
"lo pms ya anying? Gua cuman ngajak kenalan bukan berantem"
"nyenyenye" cibir Eca lalu melenggang pergi meninggalkan pria yang sedang bergelud dengan pikirannya itu
Sekilas senyum tipis terukir di wajah Jian 'menarik' batinnya sembari memikirkan gadis berwajah polos itu melontarkan kata kata menyakitkan yang rasanya langsung menohok jantung
Setelah percakapan itu jian terus berusaha berkomunikasi dengan eca, tak banyak hanya sekedar celetukan kecil dan tingkah tingkah jail pada gadis tersebut. Mengetahui Eca yang cukup pandai dalam pelajaran matematika membuatnya makin gencar mendekati gadis itu, tak munafik ia ingin mendapatkan contekan yang meyakinkan.
"ca bagi matik"
"eee caaaaa minta jawaban matematika dong"
"hehe nih kopi buat lo sekarang bagi jawaban mtk"
Maju trus pantang menyerah itulah keteguhan yang di pegang Jian ketika meminta jawaban dari Eca, memang ga tau malu tapi kehadirannya membuat eca merasa berbeda, lama lama pertahanannya runtuh hatinya melemah juga ia mau berteman dengan Jian, bukan yang pertama tapi laki laki ini menarik
Hanya sebatas teman hanya seorang makhluk aneh yang mau berteman dengan eca, benar memang hanya teman berulang kali eca meyakini bahwa hubungannya dengan jian hanya sekedar teman
Tapi ingatlah Eca juga wanita normal tak mungkin ia tidak menyukai visual sempurna ciptaan tuhan itu, memang benar terlihat sedikit wibu dan terkesan fakboy tapi sikapnya selalu membuat eca nyaman, kehadirannya membuat eca merasa hanya dia yang bisa menerima eca dengan sabar
Sedikit demi sedikit perasaan eca tumbuh, meski berulang kali di tepis tetapi tetap saja sikap Jian membuatnya luluh dan benar benar merasakan cinta. Diam diam Eca memperhatikan detail detail kecil dari pria itu sesekali ia juga tersenyum melihat sikapnya meski ia tutupi dengan wajah jutek dan sikap tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALUNE (over the moon)
Teen Fiction"mencintaimu mungkin adalah suatu hal yang mudah namun memilikimu merupakan sebuah kemustahilan yang ku perjuangkan" ucap dirimu pada ku saat itu terimakasih telah hadir di hidupku, terimakasih telah berjuang untukku. hadirnya kamu seakan menjadi c...