chapter 20 (sakit yang terpendam)

1 0 0
                                    


"nih" ucap seseorang sembari menyodorkan segelas kopi hangat kepada gadis yang kini terduduk bengong di salah satu kursi tunggu depan rumah sakit hewan

"makasi" balas gadis itu menerima segelas kopi hangat

"sorry gue cengeng" sambungnya sembari menyeruput kopi susu di tangan kanannya

"wajar.. lo cewe yang ga wajar kalau gue cowo yang nangis"

"cowo juga punya hati kali kalau sakit atau terluka nangis ga jadi masalah"

Tak ada jawaban dari pria bertubuh tinggi itu, kini dia hanya diam memandangi sebuah bulan sabit di langit malam itu tak luput juga gugusan bintang yang terlihat sangat jelas mengingat tempat mereka saat in berada cukup jauh dari hiruk pikuknya ibu kota yang sudah pasti mempengaruhi kualitas langit malam itu

"bulannya bagus" ucap eca memecah keheningan diantara keduanya

"biasa aja" balas pria disampingnya acuh

"bagus tau, dia bersinar seindah itu di malam yang gelap ini. Saat semua org lelah dan cape dia tetep bersinar dengan indah apapun bentuknya"

"kaga lah itu kalau lagi bulan purnama malah kek pilus"

Gadis yang sedang berusaha puitis dan tenang itu seketika kesal ketika pria di sampingnya melemparkan jokes receh, dengan mata sinis gadis itu melihat ke arah pria berkacamata yang seakan tak acuh dan tak merasa terbebani setelah mengucapkan kata kata yang sangat merusak suasana itu

"haaaaahhhh" helaan nafas yang berat keluar dari mulut gadis berambut sebahu itu, merasa sudah tak ada tenaga lagi untuk merespon jokes murahan dari pria disampingnya

"bagi gue bagusan bintang itu" ucap jian mendadak, sembari menunjuk sebuah bintang yang berada tepat di atas bulan sabit itu

"mana?" tanya eca penasaran, karna seperti yang kita tahu di langit tidak cuman ada satu bintang

"itu yang paling bersinar" jawab jian sembari menujuk dengan jelas sebuah bintang yang cahayanya lebih terang daripada bintang lain

"apa bagusnya? Setitik doang"

"iya dia cuman setitik tapi dia paling bersinar dari semua bintang kan? Dan itu bukan bintang ca itu tuh planet venus, bulan cuman satu mangkanya dia keliatan indah karna dia beda sedangkan bintang ada banyak tapi cuman bintang itu yang paling bersinar" jelas lelaki di samping eca sembari menatap gadis di sampingnya yang kini sedang memandangi langit sembari mengernyitkan dahinya

"heuummm cukup menarik, tapi bagi gue tetep bagusan bulan" ucap gadis itu lalu menoleh ke arah pria di sampingnya tanpa ia sadari bahwa pria itu juga kini sedang menatapnya lekat

Kedua insan itu tak sengaja bertatapan, seakan tak mau menghindar pria tinggi berkacamata itu terus menatap eca dengan wajah tanpa ekspresi sedangkan eca yang terkejut hanya bisa segera memalingkan wajahnya agar tidak terlihat salting

"btw udah ga sedih lagi?" tanya jian memastikan

"e-engga si ke-kenapa?" balas eca gelagapan karena sedikit salting melihat wajah jian yang benar benar dekat dengan wajahnya beberapa saat lalu

"kalau gue tanya alasan lo nangis kemarin dan tadi keberatan engga? Gak begitu penting sih buat gue cuman kepo aja"

Yaa eca sudah menduga bahwa pertanyaan itu pasti akan di tanyakan oleh jian bagaimana tidak siapapun pasti akan penasaran dengan reaksi mendadak yang di buat gadis itu, tiba tiba menangis tanpa adanya sebab, itu benar benar membuat frustasi dan rasa bersalah kali saja dia menangis karna tersinggung dengan ucapan yang tidak di sengaja

ALTALUNE (over the moon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang