chapter 26 (pengakuan)

0 0 0
                                    

"ngapain senyam senyum terus" ucap Ryan ketika melihat pria berkacamata di sampingnya yang kini tengah tersenyum sumringah melihat layar ponselnya

"ini gemes banget heheee" balas pria itu sembari menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya

"lo beneran suka sama dia ya?" tanya kembali Ryan memastikan

"hemmmm yaudah gue ngaku.. iya gue suka sama eca, dari dulu bahkan dari masih sekolah cuman gue nyangkal aja biar ga ngebebanin eca juga" jelas jian lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku

"yaudah gitu aja terus ga usah di ungkapin" dengan nada datar namun terkesan sedikit menekan Ryan mengatakan hal tersebut, sedikit ketakutan baginya jika perasaan itu akan mempengaruhi karir jian lagi

"kok lo gitu sih?!" cukup terkejud dengan balasan pria di sampingnya jian sedikit menaikkan nada bicaranya

"gue udah bilang sama lo, sekarang lo itu bukan orang biasa sedikit aja rumor beredar tentang lo itu bakal ngerusak nama baik Zaynan.. semua kerja keras semua usaha yang udah gue dan managemen curahin buat lo bakal kebuang sia sia. Pikir ji selain kita dampak terbesar juga bakal ngaruh ke eca, terakhir kali dia sampe hampir di pecat dan bahkan di keluarin dari projek ini projek yang seharusnya ada dia di dalamnya" cercah Ryan berusaha menjelaskan apa maksud dari omongannya barusan

"gue bakal lindungin dia" singkat jian sedikit merendahkan suaranya sembari berfikir tentang ucapannya barusan

"lindungin? Mau gimanapun cara lo lindungin dia ga bakalan ngaruh. Nama lo terlalu besar buat eca cewe yang bahkan ga sepantaran sama zaynan"

"bang mulut lo bisa di jaga gak?! Eca ga serendah itu ga pantes lo hina segitunya" ucapan ryan benar benar membuat jian naik darah, bukan karena tak setuju dengan ucapannya namun hanya saja jawaban ryan yang mengatakan bahwa eca bukanlah wanita yang pantas untuk jian membuat darahnya mendidih

"gue juga bukan siapa siapa kalau ga karna eca, orang pertama sebelum kalian semua ngedukung gue itu eca, dia yang support gue meski gak keliatan meski dia diem aja tapi gue sadar kalau gak karna dia gue ga bakalan seterkenal ini. Lo ga mungkin tau gimana usaha anak itu ngejauh dari gue biar gue bisa sukses saat semua orang berbondong bondong nyari gue. Orang yang paling pantes buat gue itu siapa cuman gue yang bisa tenntuin lo gak berhak!" cercahan dengan nada yang cukup tinggi itu membuat ryan sedikit terdiam dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi saat jian sudah mulai naik darah

"haaaaahhhh... yaudah terserah lo aja, gue sebagai manager cuman bisa ngasih saran ke elo kalau jangan sampe lo ngelakuin hal yang bakalan ngerugiin management"

Tanpa menoleh ke lawan bicaranya jian hanya terus berjalan meninggalkan pria yang sekaligus adalah managernya. Perasaan marah yang menyelimuti hingga kebingungan terhadap perasaannya dan juga kebimbangan tentang bagaimana ia harus melanjutkan perasaannya pada gadis yang telah meluluhkan hatinya itu

Cukup lama jian menyimpan perasaannya, bahkan dirinyapun tahu jika eca menyukainnya sejak saat itu sejak sma gadis yang memiliki tubuh mungil itu sangat jelas terlihat tak bisa menyimpan perasaannya. Terkesan cuek terkesan jutek dan tentu saja terlihat sangat tak suka namun kenyataannya menyatakan sebaliknya. Gadis itu menarik dan gadis itu memiliki cahayanya sendiri kira kira begitulah pandangan jian pada eca. Tak berubah sejak sekolah dan sampai saat ini jian masih menganggap bahwa eca memiliki cahaya sendiri yang jauh lebih indah tanpa ia sadari

Gadis yang sangat ketus, gadis yang tak suka basa basi namun jika menyimpan sesuatu tidak bisa ia bendung sendiri.. begitulah eca ucapan dan tindakannya tidak sinkron

Jian berjalan keluar lokasi syuting tak lupa memakai masker dan topi hitam ia berjalan menuju sebuah cafe, berusaha menenangkan fikirannya yang sudah memanas dan otaknya yang sudah lelah bekerja

ALTALUNE (over the moon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang