Jika mencintaimu merupakan sebuah kesalah, maka bersamamu adalah kesalah terbaik yang ingin aku lanjutkan
------***------
Waktu menunjukkan tepat pukul 00.00 jalanan kota yang sepi pengguna, di bawah lampu kota kedua insan yang di pertemukan kembali oleh takdir masih saling menatap tanpa ada sepatah katapun terucap dari keduanya
Detak jantung yang tidak teratur serta tangan yang mulai bergetar membuat nya terlihat jelas bahwa gadis itu sangat terkejut mendapati bahwa orang yang sedari tadi ada di sekitarnya adalah sang pujaan hati yang tak bisa ia lupakan bahkan setelah 3 tahun berlalu
'hek' suara dadakan yang keluar dari mulut gadis itu memecah keheningan diantara keduanya, cegukan tak sengaja yang dibuatnya sukses menggoreskan senyum tipis di wajah pria bertubuh jakung itu
Pria yang tangah memegang rokok di tangan kirinya itu lantas membuangnya, menghilangkan sisa sisa bau rokok yang tersisa karena ulahnya agar gadis di hadapannya merasa lebih nyaman
"eca kan ya?" tanya kembali pria itu namun kali ini di ikuti dengan senyum
Senyuman manis dengan gingsul serta mata yang menyipit ketika tersenyum itu benar benar terasa sangat familiar, sudah lama rasanya senyum itu tidak eca lihat. Rindu yang seakan membelenggu hatinya kini perlahan terobati, sosok yang selama ini di nanti serta pria yang selama ini masih tersimpan di hati kini berdiri tepat di hadapannya, entah respon bagaimana yang harus ia tunjukkan. Masih terpaku di tempatnya menatap wajah itu dengan dekat sambil menggenggam tangannya menahan rasa gemetar yang hebat karna terkejut dengan kehadiran sosok pria itu
"salah orang kah? Bukan eca ya? Sorry sorry kak saya pikir teman saya mirip banget soalnya" tak mendapat jaawaban yang cukup lama jian merasa mungkin saja gadis itu bukan gadis yang seharusnya ia temui hari ini, karena kalau di pikir pikir kemungkinan bodoh macam apa yang mempertemukan keduanya di tengah malam dan di tengah kota ini
Setelah meminta maaf karena merasa salah orang, pria jakung itu berjalan melewati gadis yang masih terpaku itu menuju ke mobilnya
"jian" ucap gadis itu cukup kencang yang berhasil membuat sang pemilik nama refleks membalikkan badannya
Senyum yang merekah keluar dari wajah keduanya, pertemuan yang tak terduga di waktu dan tempat yang juga tak terduga, sangat ajaib dan mungkin inilah yang di sebut takdir
"bener kan eca, mukanya ga asing banget masih sama kayak dulu" ucap pria itu setelah kembali menghampiri dan berdiri tepat dihadapan gadis berambut sebahu itu
"iyaa.. kok lu bisa disini" dengan sedikit keberanian yang tersisa eca memberanikan diri untuk bertanya kepada pria di hadapannya
"habis makan malem keluarga, kan gua bilang mau makan. Lo sendiri ngapa disini"
"abis makan malem tim"
"lah dimana?"
"itu" eca menujuk salah satu resto mewah tempatnya makan tadi yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini
"kok sama? Ngikut lu ya"
"pede banget anjir, lagian gua makan disitu mana mampu kalo ga di bayarin juga"
"oiya miskin ya"
"anjing"
Pria itu sedikit tertawa, rasanya senang menjahili gadis di hadapannya baik dulu maupun sekarang tidak ada bedanya, masih sama ekspresi kesal dan makian yang keluar dari mulut gadis itu benar benar membuatnya ketgihan. 'sangat lucu' batinnya
"mau di nafkahin apa?" sambung jian kembali menggoda eca yang masih dengan wajah marahnya karna di ledeki oleh dirinya
Eca yang mendengar kalimat itu seketika berubah ekspresi dari yang semulanya marah dan kesal kini berekspresi datar seakan terkejut dengan kalimat yang baru saja ia dengar, wahhh lelaki ini memang benar benar sudah menjadi lelaki buaya sekarang
"haha gausah kak saya bisa cari uang sendiri" balas eca dengan sedikit ketus
"ayok lah abang biayain ya neng" lanjut jian kali ini di sambil dengan kedipan mata kirinya yang terasa menggoda
"cukup ji gua jijik" sambung eca dengan wajah datar
"mau pulang ca?" tanya pria bertubuh jakung itu
"engga jir mau ngelayat" jawab eca asal
"anjiaaayyyyyy ngelayat jam 12 malem awas lu di culik kalong wewe"
"haaaahhhhh" gadis itu menghela nafas panjang melihat reaksi yang di tunjukkan oleh pria di hadapannya dengan jawaban yang dia berikan secara asal barusan
Jian masih sama seperti dulu masih sangat seru jika diajak berbicara dan tentu saja jian masih tetap menjadi jian, meski sekarang jian merokok? Rasanya tadi eca memang melihat pria itu merokok entahlah rasanya aneh karna sejak dulu sosok jian yang eca tau hanyalah sebatas manusia yang nampak sangat sempurna dia tampan dia baik dia ramah dan tentu saja semua org mengetahui sisi jian yang itu, tapi sekarang... atau mungkin salah lihat? Ah entahlah ecapun tak tau harus mengatakan apa entah itu bertanya perihal rokok ataupun bertanya perihal alasan jian masih berada disana tengah malam
"mau ngobrol di mobil aja ga? Atau lo udh di jemput?"
"lah lo udh bisa bawa mobil?" tanya eca dengan polosnya karna mungkin ia melupakan bahwa mereka sudah dewasa saat ini
"kita bukannya udah umur 21 ya? Emang gue ga boleh bawa mobil di umur segini?" jawab jian singkat menjelaskan situasinya saat ini
"oiya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALUNE (over the moon)
Fiksi Remaja"mencintaimu mungkin adalah suatu hal yang mudah namun memilikimu merupakan sebuah kemustahilan yang ku perjuangkan" ucap dirimu pada ku saat itu terimakasih telah hadir di hidupku, terimakasih telah berjuang untukku. hadirnya kamu seakan menjadi c...