Pertemuan dengannya memanglah sebuah takdir namun untuk bisa bersamanya adalah harapku selamanya
------***------
Dug! Brakkk! Semua buku yang berada di pelukan gadis itu jatuh berserakan akibat tertabrak beberapa siswa yang tengah berlarian di koridor kelas 11 SMA Pelita Harapan. Gadis dengan rambut sebahu itu menghembuskan nafas kasar, berusaha menahan amarah yang rasanya sudah ingin ia tumpahkan saja detik itu juga
"woi ini koridor kelas bukan lapangan ya anjir seenaknya aja lari larian lu pikir ni sekolah punya bapak lo?" teriak Eca,, haha rasanya sudah tidak bisa menahan amarah lagi, ini benar benar sangat menyebalkan
Kesya Septian Anindya atau yang sering di panggil eca ini bukanlah gadis biasa. wajahnya sangat polos seperti anak pendiam yang tak tahu apa apa namun kenyataanya sikap dan prilakunya berbanding terbalik dengan wajah imut itu. Persetanan dengan jaim jaim dan image polos, eca lebih terkenal sebagai cewe gila yang ucapannya terkadang membuat orang sakit hati tanpa ia sadari. Dengan sikapnya yang seperti itu tak heran jika eca tak memiliki satupun teman wanita di kelasnya. Semua memanggil eca gadis pick me dengan wajah polos itu membuat eca makin di nilai sebagai pencari perhatian.
"mang anak anj-" ucap Eca kesal, belum sempat ia menyelesaikan sumpah serapahnya sebuah buku melayang ke kepalanya
Dug! "ah!" ringis Eca kesakitan setelah terkena lemparan buku yang cukup tebal itu. Sepersekian detik setelah terkena lemparan eca langsung membalikkan tubuhnya mencari tahu siapa orang yang berani beraninya melempar buku setebal itu ke kepalanya
Zaynan Chandra Jiandara, lelaki bertubuh tinggi itu berjalan ke arah Eca dengan tatapan lurus, entahlah seperti tak mengekspresikan sesuatu
"ini sekolah, jaga bahasanya.. kesal boleh tapi gausa berkata kasar! Inget lo itu cewe! Ga pantes di lihat orang" lelaki itu menghentikan langkahnya tepat di depan wanita yang berada setinggi dadanya itu, dengan sedikit membungkuk Jian melanjutkan kalimatnya "emang lo ga malu di bilang pick me terus? Gue tau lu capek jadi coba kurangin deh jadi pusat perhatian di sekolah ini"
Eca mundur, menjauhkan tubuhnya dari tubuh pria di hadapannya dengan tatapan sedikit jijik
"ji? Sehat lo? Sok iye banget anjir hari hari juga ngomong lu lebih kasar dari gua" Eca mengambil buku yang mengenai kepalanya tadi, dengan sedikit berjinjit tanpa aba aba eca melayangkan pukulan keras ke kepala pria di hadapannya
Dag! "ANJING! TOLOL GOBLOK LU YA! MINIMAL KALAU MAU MUKUL BILANG DULU SAT!" cercah Jian sembari mengusap usap kepalanya yang habis terkena pukulan maut dari gadis pendek di hadapannya
Eca menyeringai, merasa puas dengan balas dendamnya Eca segera membereskan buku buku yang berserakan di lantai tanpa menggubris orang yang tengah kesakitan itu
.
Eca dan Jian dua orang ini sudah berteman cukup lama, eh tak lama juga baru sekitar 6 bulan lalu saat Jian baru saja pindah ke SMA Pelita Harapan di pertengahan semester, saat itu Eca yang sedikit ansos dengan ucapannya yang ceplas ceplos sudah tak memiliki teman, jangankan teman main bahkan untuk teman berkelompok saja orang orang tidak mau bersama dengan Eca. Huuuhhh terkadang menjadi seperti orang lain dengan tidak menunjukkan sifat asli ada baiknya juga.
Semenjak di jauhi teman temannya Eca hanya sendiri bahkan ia di sekolah hanya belajar lalu langsung pulang, tak ada yang menarik saat anak lain bermain dan bercanda ria dengan teman lainnya Eca hanya sibuk menonton drama di layar ponselnya
Sampai satu makhuk aneh datang ke sekolah itu, dia adalah Zaynan Chandra Jiandara, pria kelas atas yang entah kenapa memilih bersekolah di sekolah terpencil yang jauh dari 'kota' ini. berbeda dengan Eca yang hanya seperti remahan rengginang di toples khongguan jian adalah sosok yang sempurna, berparas tampan dengan tubuh tinggi proporsional membuat wanita seisi pelita harapan mengaga tak terkecuali.
Tak bisa di pungkiri jujur saja Eca sangat tertarik dengan Jian, tanpa memikirkan latar belakang dan tanpa tahu siapa sebenarnya jian membuatnya sangat penasaran. Sifatnya yang sangat friendly dan mudah akrab dengan semua orsg membuat eca penasaran kenapa bisa semudah itu, benar benar sangat berbanding terbalik dengan eca
"ca" panggil pria berkacamata tersebut sambil menepuk lembut bahu gadis pendek di hadapannya
"naon anying" sinis gadis tersebut
"bagi jawaban pr matematika dong"
Eca yang mendengar ucapan dari pria bodoh di hadapannya hanya bisa menghembuskan nafas kasar, memicingkan mata lalu membalikkan badan meninggalkan pria tersebut
"ECA!" teriaknya memanggil gadis berambut sebahu yang sudah jalan hingga ujung koridor namun sama sekali tidak di gubris
"lo tu kalau jadi orang jangan ngeselin gini bisa ga? Gemes gue" pria bertubuh tinggi tersebut berjalan setengah berlari menuju gadis yanng masih membawa tumpukan buku di tangannya hendak menaiki tangga di ujung koridor, belum sempat melangkah bahunya di cengkram kuat oleh sang pemilik suara
"apa si ji, capek gue lu hari hari minta jawaban mtk mulu, dipikir ngerjainnya ga sambil mikir? Lu kalo punya otak di pake lah juga buat belajar jan godain cewe mulu"
"itu mulutnya gua cipok aja kali ya, kalau ngomong suka ga di pikir"
Tanpa aba aba gadis itu melayangkan tumpukan buku ke dada pria di hadapannya, dengan sangat kencang hingga jian hampir terjatuh karna pukulan tersebut
"udah mah friendly sekarang cabul juga, urusih noh fans lo. Minta aja noh sama fans lo jawaban mtk. Ga sudi gue ngasi jawaban matematika ke cowo cabul"
"heheee maaf maaf, apaan banget sih fans fans ga ada fans gua" ucap pria tersebut di sambil memukul bahu gadis pendek di hadapannya
"anying jadi boti lu sekarang?" sinis eca lalu melenggang pergi menaiki tangga
"gini gini,, barter aja gimana? Lu kasi gua jawaban mtk gua kasi lu nomor wa Marchel"
"lah"
"udh caa gue tau lu suka marchel kan?"
"kocak bet anjir, sejak kapan gua suka ama cina"
"rasis banget ya allahhh"
"lagian lu juga"
"hehe.. yauda ca ga papa, gue cabut ya. Jangan banyak banyak ngomog kasar kasian wajah polos lo ga cocok ngomong begitu"
Jian melangkah cepat meninggalkan Eca yang hanya bisa bergidik mendengar kata kata dari pria berkacamata yang tampak seperti wibu akut tersebut
![](https://img.wattpad.com/cover/368459648-288-k960069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALUNE (over the moon)
Roman pour Adolescents"mencintaimu mungkin adalah suatu hal yang mudah namun memilikimu merupakan sebuah kemustahilan yang ku perjuangkan" ucap dirimu pada ku saat itu terimakasih telah hadir di hidupku, terimakasih telah berjuang untukku. hadirnya kamu seakan menjadi c...