cinta tumbuh seperti bunga, perlahan dengan lembut dan penuh kehangatan
------***------
Ketiga remaja itu memasuki sebuah cafe yang berada tepat di samping gramedia, berniat untuk meluruskan kesalah paham yang terjadi antara dua orang di sana. Sebelum masalah makin melebar dan membesar ryan yang bertugas sebagai manager sekaligus teman dari 2 orang tersebut menyaret 2 manusia yang tidak bisa menahan emosi itu untuk pergi ke cafe dan membelikan mereka minuman dingin agar kepalanya tidak lagi terasa panas
"waktu masih sekolah sebelum lo di kenal sama banyak orang dan sebelum lo perform di ulang tahun sekolah bukannya lo sering jalan sama livy?" tanya kiky pada Jian yang kini sedang duduk di hadapannya berpangku tangan menunggu penjelasan yang membuatnya naik darah seketika karna merasa telah di fitnah
"iya gua sering jalan sama dia tapi bukan berarti gua pacaran sama dia dong" singkat jian menjawab pertanyaan kiky
"gua kira waktu itu kalian pacaran... kalian bahkan selalu pulang bareng"
"okay bener gua pulang bareng terus sama dia, itu karna dia maksa dia yang terus terusan ngintilin gua kemanapun, sedikitpun gua ga ada rasa suka sama livy. Tapi apa yang udah lo bilang ke eca bang? Jujur aja saat itu eca bener bener ngejauhin gua, diluar emang gua jarang ada di sekolah. tapi tiap kita papasan dan ga sengaja ketemu di sekolah dia selalu ngehindar sampe akhirnya dia jadian sama marcel gua berasa putus hubungan sama eca bahkan sampe sekarang gua ga bisa berhubungan lagi sama eca"
"sorry ji mungkin gua yang buat kalian jadi jauh, gua minta maaf banget saat itu mungkin harusnya gua ga ngomong kalau lo sama livy pacaran"
"....bang, wahhh anjir jadi selama ini dia jauhin gue karna di ga mau ngerusak hubungan gue sama livy? Hahaha ha.. ha..." tawa masam yang keluar dari mulut lelaki berkacamata itu membuat suasana sangat awkward dua manusia yang juga berada di satu meja yang sama dengannya cuman bisa terdiam tak mengeluarkan sepatah katapun hanya diam melihat perubahan wajah yang sangat jelas di wajah tampan actor muda itu
"anyway emangnya lo suka sama eca ji?" Ryan memecah keheningan di tengah meja bundar itu, ia cukup penasaran karena melihat reaksi jian yang benar benar Nampak kecewa setelah mengetahui alas an dari gadis yang kini mereka bicarakan itu mulai menjauhinya
"engga" balas jian dengan nada datar sembari melihat ke arah Ryan yang kini menatapnya dengan serius
"kalau lo ga suka sama dia ngapain reaksi lo sampe segininya, yaudah si biarin aja ngapain sampe harus marah ke kiky, dia juga mana tau kalau lo ga pacarana sama livy. Lagian ni yaa kurang kurangin dah friendly sama cewe cewe pada baper mereka tu, ga cuman eca banyak cewe lain yang baper sama sikap lo yang terlalu ramah itu contohnya livy, lo sendiri yang bilang kalau livy ngintilin mulu, ya karna dia lo kasi kesempatan lo kasi jalan biar dia ngikutin mulu, coba batasin untuk interaksi sama cewe random pasti ga bakalan lo kehilangan eca yang sebenernya lo pun cuman anggap eca temen kan?" Ryan kini menjelaskan panjang dan lebar pada jian, lelaki bertubuh proposional yang tak kalah tampan dari jian itupun sedikit kesal dengan sikap jian yang seakan akan menyalahkan orang lain hanya karena ulahnya sendiri
"bener juga kata ryan reaksi lo itu terlalu berlebihan ji, lagian kalau emang ga ada rasa sama eca ngapain lo peduli dia ada di dunia atau engga? Asli dah aneh bet" timpal kiky
Lelaki berkacamata itu terdiam menatap gelas nya yang ada di atas meja pikirannya benar benar sedang sangat berisik, beradu antara logika dan hati, jika di cerna Kembali memang benar ia tak memiliki rasa special pada eca sang gadis yang kini telah menjadi penulis terkenal itu sekaligus salah satu teman wanita di masa lalunya namun di sisi lain, eca terus terusan memenuhi pikirannya semenjak masa sekolah dulu hingga saat ini gadis mungil itu terus saja berlarian di kepalanya, senyumnya yang lucu hingga amarahnya yang terkadang tak bisa di control juga kata kata kasar yang keluar dari mulutnya membuat jian sangat rindu, dia satu satunya wanita yang mau menjadi dirinya sendiri dan tak memikirkan orang lain, bahakan untuk mencari teman saja sulit karna sikapnya, sangat unik mungkin itu yang membuat jian tertarik
Berulang kali ia berusaha menyangkal bahwa dia hanya tertarik pada gadis itu namun berulang kali juga hatinya merasakan sesuatu yang berbeda. Membingungkan perasaan ini membingungkan ia hadir seolah olah membuat Bahagia namun nyatanya membuat pemiliknya gundah dan risau
"udahlah kalau emang suka sama eca yaudah gausah di sangkal, lo bahkan beli buku dia, tapi ji gua ingetin sekali lagi sekarang lo bukan orang biasa, Zaynan Jiandara seorang actor muda yang menjadi top model dan best actor pendatang baru lo adalah zay, masa lalu ga bakal buat karir lo bagus bahkan rasa yang lo punya sekarang ga bakalan nguntungin diri lo sendiri bahkan juga nguntungin eca. Cukup tau apa yang sebenernya ada di hati lo tapi segera hapus rasa itu, ga ada gunanya." Kini ryan benar benar bertindak sebagai manager bukan lagi teman yang bisa di ajak untuk sharing, pekerjaannya sebagai manager sang actor membuatnya harus benar benar menjaga dari segala hal yang mungkin memicu karir jian jatuh di masa depan
"iya gue tau" singkat jian kemudian beranjak dari duduknya lalu pergi keluar dari café meninggalkan ryan dan kiky yang masih terduduk manis berusaha memahami apa yang sedang dirasakan pria jakung tersebut
Berjalan perlahan keluar dari cafe meninggalkan 2 orang yang masih bingung dan terpaku karena sikapnya itu, jian berjalan menuju mobilnya, memasuki mobil itu lalu berdiam diri sebentar. Sejenak ia melihat buku yang barusaja ia beli dari gramedia, buku bersampul pink itu ia mulai buka plastiknya dan mulai membaca
[untuk dirimu.. manusia terindah yang pernah hadir di hidupku]
Kalimat yang berada tepat di halaman pertama buku itu membuat jian semakin menundukkan kepalanya, sangat terasa bukan semata karna terlalu pede tapi entah mengapa ia merasa bahwa buku itu adalah buku yang di buat untuk dirinya
[hidup ku bukan hanya tentang kamu, tapi hilangnya kamu buat hampa hidupku. Kamu seperti garam dalam masakanku, tak terlihat namun bisa merubah rasa di dalamnya]
Cukup banyak kalimat kaliman yang membuat hati lelaki berkacamata itu bergetar, rasanya ingin segera ia peluk sang penulis buku itu. Ceritanya indah bukunyapun sangat sempurna dan menyenangkan tapi entah mengapa pesan pesan yang tersirat di dalamnya sangat menyentuh hati
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALUNE (over the moon)
Teen Fiction"mencintaimu mungkin adalah suatu hal yang mudah namun memilikimu merupakan sebuah kemustahilan yang ku perjuangkan" ucap dirimu pada ku saat itu terimakasih telah hadir di hidupku, terimakasih telah berjuang untukku. hadirnya kamu seakan menjadi c...