chapter 4 (pertahanan)

5 2 0
                                    

indahnya sorot matamu seakan mengungkapkan bahwa kamu bukan sekedar menawan namun adanya kamu merupakan sebuah anugrah dari tuhan, anugrah terindah yang tak mungkin bisa aku miliki

------***------

Hari demi hari berlalu, masih ada sedikit rasa yang terpendam di hati kecil Eca harap harap Jian sang pujaan hatinya suatu saat bisa menjadi miliknya meskipun itu mustahil

"udah eca sadar, elah mikir jian mulu lagian tu anak friendly abis ngapain juga lu baper ke dia" ucap Eca sembari menepuk nepuk pipinya menyadarkan dari lamunan yang tak bisa lepas dari bayang bayang Jian

"ca!" panggil seseorang dari arah pintu kelas

"yaelah baru juga di bilang jan di pikir nongol manusianya" ucap eca pelan setelah melihat sumber suara yang memanggilnya barusan

Pria itu berjalan menuju Eca yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan sinis

"ca" panggilnya lagi

"apasi" ketus eca

"galak amat anjir, pms lu?"

"iya!"

"aduh aduh kalem hehe jan marah marah gtu dong ilang cantiknya"

"halah setan lu, napa dah anjir panggil panggil ga liat lu gua lagi sibuk?"

"sibuk nonton anime?"

"dih sok tau"

"lah itu kan keliatan di hp lu caaaaaaaaaaaaaaaa" ucap Jian sembari menunjuk layar hp Eca yang ternyata masih menyala

"nggih!" singkatnya lalu memalingkan wajah

"ca" panggil jian lembut

"kunaon sih anying, mangggil mulu. Minta jawaban mtk lagi lu?"

"engga enggaaa, astaga eca kamu ini suudzon banget sama aku"

"geli goblok!"

"heheee ya maap" sambung jian sambil menoel siku gadis di hadapannya

"gini caa,, lu bisa make up kan? Gua minta tolong make upin untuk perform hari sabtu bisa ga?"

"tau dari mana lu gua bisa make up? Minta yang lain ga bisa?"

"kan lu doang yang deket sama gua, kebetulan lu bisa mekap yauda minta tolong lahh, bantu temen yaa hehe"

Senang? Yak jelas pria yang ia sukai meminta bantuan padanya dan itu make up? Itu berarti wajah mereka akan bertatapan lama dengan jarak yang sangat dekat, tentu saja eca tidak mau menolak kesempatan itu benar saja kapan lagi ia bisa menatap wajah sempurna seorang jian yang di kagumi banyak wanita ini dengan dekat dan lama? Tidak peduli dan memilih untuk melupakan bahwa jian telah memiliki kekasih Eca ingin segera mengiyakan permintaan Jian tapi masa iya seorang eca luluh begitu saja, jatuh sudah imagenya sebagai cewe jutek haha

"dih, ogah ah gak dapet apa juga gue" ucap eca sok acuh

"emang lo mau apa ca"

'mau lo jadi pacar gue ji'

"ya apa kek masa iya gratis enak banget lo"

"emm lo mekapin gua deh buat perform habis itu gua ga gangguin lo lagi buat minta jawaban mtk plus gue traktir makan"

Ucapan Jian membuat Eca berfikir keras, entah ia harus sedih atau senang mendengar itu. Gangguan Jian rasanya sudah menjadi rutinitas buat Eca, senyumnya yang seakan tidak bersalah dan nada bicaranya yang di lembutkan saat merengek meminta jawaban PR Matematika sudah melekat di telinga eca, entah jika itu hilang apa eca bisa memulai melupakan Jian?

ALTALUNE (over the moon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang