Berubah

1.1K 83 2
                                    

"Jangan pergi" Hael menahan tangan itu untuk tidak pergi darinya.

"Saya harus nemuin dok-"

"Kamu udah janji.." Ucap Hael murung ketika Novalee mengatakan akan pergi, Novalee akhirnya duduk di bangku yang ada di samping Hael. Membiarkan Hael terus menggenggam tangannya.

Perawat masuk membawakan jarum infus yang baru, dan memasangkannya di tangan Hael, lalu segera pergi dari sana. Novalee melirik tangan Hael yang terluka karena melepas paksa jarum infus.

"Next time don't do this, El" Pinta Novalee kepada Hael.

"Ga janji" Novalee menatap Hael bingung.

"Kalau kamu ninggalin aku, aku bakalan lukain diri aku lagi, biar kamu dateng"
Ucap Hael, membuat Novalee menata tajam dirinya.

"Don't you dare!" Peringat Novalee kepadanya.

"Kenapa? Kalau itu satu satunya cara biar kamu dateng, aku bakal lakuin. Makannya jangan pergi.." Novalee benar benar tidak habis pikir dengan Hael yang sekarang.

"Saya ga bisa terus terusan ada disisi kamu" Ucap Novalee, Hael terhenyak ia perlahan melepaskan genggamannya pada tangan Novalee dan meremas ujung baju pasiennya.

"Kenapa? Kamu udah ga suka aku? Kamu gasuka karena sekarang aku gila? Kamu gasuka karena sekarang aku kotor ya..? Kamu udah benci aku sekarang?" Mata itu kembali dipenuhi air mata, Novalee bingung setengah mati dengan kata kata yang di lontarkan Hael. Padahal maksudnya bukan seperti itu.

"No .. No, i'm not. Jangan nangis... Saya ga maksud gitu.." Air mata Hael keluar tanpa diminta, kedua tangannya menutupi wajahnya dan ia kembali terisak di balik telapak tanganya.

"Hael .. Sekarang kamu udah punya keluarga, saya.. gamau ngerebut kamu. Saya gamau memaksa kamu kaya dulu lagi" Ucap Novalee menunduk, ia berat mengatakannya. Dadanya ikut terasa sesak mengingat, Hael yang sudah menikah.

Hael menjauhkan kedua tangannya dari wajahnya, ia menatap Novalee "Siapa?"

Novalee mendongak menatap Hael bingung "Siapa yang udah berkeluarga?" lanjut Hael dengan sedikit terisak.

"Kamu..?"

"Aku belum nikah.." Hael menggeleng, keduanya sama sama bingung. Author juga.

"Terus.. Gabriel?"

"Dia anak adikku, yang meninggal sama suaminya setengah tahun lalu karena kecelakaan. Bunda ambil hak asuh dia, dan dia udah anggep aku sebagai ayahnya.. aku juga sebalikny" Jelas Hael sambil terisak, sedangkan Novalee masih mencerna kata kata itu.

"Saya.. Juga gamau kamu terus terusan sakit kalau di dekat saya" Ucap Novalee menunduk, ia benar benar tidak mau Hael sakit lebih dari ini karenanya.

"Aku udah sakit Lee! Rasanya aku udah gila, nama kamu selalu terngiang di dalam otakku, Aku ga bisa berfikir jernih kalau kamu ga ada! Aku udah terlanjur sakit karena kamu, Lee..." Hael menarik baju Novalee memukul bahunya dengan isakan tangis yang semakin pilu.

Novalee semaki merasa bersalah, ia merasa serba salah saat ini. Jika ia tidak menjauhi Hael, Hael akan terluka lagi karenanya. Jika dia menjauhi Hael, Hael hanya akan semakin terluka. Novalee menunduk, merenungi kesalahan fatal yang ia buat.

"Yaudah.. Kalau emang kamu tetep sama pilihan kamu" Ucap Hael melepas tangannya yang menarik baju Novalee.

Hael kembali ingin melepas infus yang ada di tangannya, namun Novalee menahannya.

"Lepas! Kalau emang kamu mau pergi, pergi Lee! Jangan peduli lagi.." Novalee menatap mata yang sendu itu, wajahnya sudah penuh dengan air mata membuat Novalee benar benar tidak tega.

Novalee memeluk tubuh yang terlihat begitu kurus sekarang. Ia mengelus kepalanya, berusaha menenangkannya.

"Kalau kamu pergi, stop peduli.. Kamu cuman buat aku berfikir kalau kamu masih cinta"

"Masih"
"Saya masih mencintai kamu seperti dulu Hael, dulu dan sekarang rasanya masih sama"

"Terus kenapa mau pergi..? Apa karena kamu udah puas sama badanku..? Atau karena aku gi--"

"No ... Kamu ga gila, saya cuma gamau kamu kenapa napa.."
"Maaf, saya ga bakal pergi Hael..." Novalee mencium pucuk kepala itu dengan lembut, lalu mengelus punggungnya agar ia merasa tenang.

Tak berapa lama tubuh itu mulai tenang, dan tertidur dalam pelukannya. Ia benar benar tidak menyangka, tubuh yang dulu selalu menolak sentuhanya sekarang malah terlelap tenang di dalam pelukannya.

tbc↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang