Menikah?

1K 64 0
                                    

"Kita nikah aja" Ucapan itu berhasil membuat Novalee terkejut. Dulu Hael bersih keras untuk menolak nikah dengannya, namun sekarang anak ini malah mengajaknya menikah?

"Kamu gamau?" Tanya Hael sekali lagi karena Novalee yang diam memandangnya speechless.

"Bukan, bukan gamau.. tapi" Novalee Kembali teringat ucapan dokter saat mengatakan ketika Hael sembuh mungkin sifat aneh yang muncul akibat trauma akan hilang, Novalee takut Hael akan menyesal kemudian hari setelah sembuh dari traumnya.

"Tapi apa? Yaudah kalau gamau" Hael membuang muka, kedua tangannya menyilang di dada menandakan ia benar benar kesal sekarang karena Novalee menolaknya.

"Kita tunggu kamu sembuh dulu ya..? Nanti kalau udah sembuh, kita omongin lagi" Hael semakin kesal ketika Novalee seperti berusaha mengulur ngulur waktu.

"Kamu dulu ngebet banget mau nikah, sekarang aku ajak nikah kamu malah banyak alasan.." Hael menatapnya kesal, mata itu terlihat akan mengeluarkan air mata lagi.

"Don't cry..  Setelah kamu sembuh.. kalau kamu masih berfikir hal yang sama, aku bakal nikahin kamu" Novalee mengelus kepala itu, lalu di tepis kasar.

"Kenapa? Kenapa tunggu aku sembuh? Kamu gamau nikah sama orang gi--"

Novalee mencium bibir itu sebelum ia selesai menyelesaikan kata katanya. Untungnya Gabriel masih fokus pada dunianya, sehingga tidak melihat mereka berdua yang ada di belakangnya.

"Aku udah bilang, kamu ga gila El..." Novalee mengelus pipi itu dengan lenbut, tatapannya yang mengatakan bahwa dia mengatakan hal yang jujur membuat Hael sedikit merasa tenang karena Novalee tidak menganggapnya gila.

"Terus kenapa gamau nikah sekarang?"

"Hael, semuanya butuh proses"

"Dulu kamu ga bilang gitu! Dulu--"

"Hael.. Aku gamau mengulang kesalahan untuk kedua kalinya, prioritas aku sekarang kesembuhan kamu."

"Aku nyusahin kamu ya kalau aku sakit kaya gini...?" Ntah apa yang ada di fikiran Hael sampai ia bisa mengatakan hal itu, kedua sudut bibir yang sudah turun kebawah itu membuat Novalee tidak tega.

"Aku ga bilang gitu El.." Mata itu kembali berkaca kaca dan siap mengeluarkan air mata, Novalee benar benar merasa terpojok hanya dengan wajah memelas milik Hael.

"Okay.. Okay, besok kita ke Solo untuk minta restu orang tua kamu dan jelasin semuanya" Ucap Novalee membuat Hael tersenyum senang.

"Janji" Novalee mengangguk mengiyakan ucap Hael. Rasanya ia bisa membakar dunia ini juga jika Hael meminta padanya.

Hael menunggu Novalee kembali dari kantornya, dan mereka akan langsung pergi ke Solo untuk meminta restu orang tuanya.

Hael juga bingung ada apa dengan perasaannya, dia tidak ingin jauh dengan Novalee. Jika Novalee meninggalkannya ada rasa tidak enak dalam hatinya. Rasa ingin terus berada di sisi Novalee, Hael juga bingung kenapa ia merasa seperti itu, padahal dia sangat membenci Novalee.

Hael menatap Gabriel yang sedang memakan buah di sebelahnya sambil menonton tv. Tangan itu terangkat mengelus rambut anak itu.

"Sudah siap?" Hael tidak menyadari Novalee sudah masuk ke kamarnya.

"Eh? Iya udah, tinggal nunggu Iyel makan ni" Ucap Hael sambil melirik Gabriel yang masih fokus pada dunianya.

Novalee jalan ke arah Hael, mencium keningnya singkat, lalu menatap lembut mata bambi itu.

"Maaf ya.." Dahi Novalee mengerut bingung mendengar kata maaf itu.

"Kenapa? Kamu ga lakuin kesalahan apapun" Tangan Novalee merapikan poni Hael yang hampir menutupi mata.

"Aku tiba tiba ajak kamu nikah.. Akhir akhir ini juga aku sering repotin kamu, jadi manja.. Maaf, harusnya aku ga-"

Cup! Novalee mengecup dahi Hael lama "You're not! Berhenti mikir kaya gitu, aku sama sekali ga merasa di repotin, ini tanggung jawabku juga. Karena kamu gini gara gara aku" Hael menatap mata yang terlihat tulus itu, dia merasa Novalee benar benar berubah, sifat hangat itu, sedikit membuatnya nyaman.

"Udah selesai Gabriel?" Tanya Novalee saat melihat piring buah yang di pangkuan anak itu sudah bersih, Gabriel menoleh dan mengangguk.

Novalee menggendong Gabriel, dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membantu Hael turun dari kasurnya. Setelah Hael di pastikan turun dengan aman, ia melingkarkan tangannya di pinggang Hael, takut Hael  terjatuh.

"Kita mau kemana?" Ucap Gabriel saat mereka berjalan menuju lobby rumah sakit.

"Rumahmu" ekspresi Gabriel tiba tiba murung.

"Yah.. Habis ini nda ketemu kakak lagi?" Hael menatap wajah murung itu, dan tersenyum kecil. Bahkan anaknya merasa nyaman pada Novalee?

"Tergantung nenek dan kakekmu" Ucapan Novalee membuat Hael ikut berfikir, bagaimana jika ibunya menolak merestui mereka untuk menikah?

tbc↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang