Prologue

1K 59 0
                                    

"Iyel, Jangan lari lari terus!" Hael sedari tadi berusaha mengejar anaknya yang terus berlari kesana kemari. Bajunya sudah penuh dengan pasir pantai, karena terus terjatuh namun tidak ada kapoknya.

"Gabriel, come here!" Gabriel langsung menurut mendengar panggilan itu, membuat Hael memutar matanya malas.

"Jangan lari, ayah kamu udah cape ngejernya." Hael menghampiri kedua orang itu menatap mereka kesal.

"Kalian nyebelinnya kaya sedarah" Ucap Hael, yang mendapat kekehan dari Novalee.

"Sini Iyel" Hael menghampiri Gabriel untuk membuka baju Gabriel yang penuh dengan pasir.

"Liat nih baju kamu, pasir semua" Omel Hael, Novalee yang melihatnya hanya tersenyum. Ia suka melihat Hael yang mengomel, terlihat manis.

"Aku mau main lagi" Gabriel berlari begitu saja membiarkan tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam itu.

"GABRIEL! astaga anak ini" Hael sudah merasa pusing melihat anak itu yang terus berlari kesana kemari.

sebuah tangan menarik pinggangnya, membuat ia yang tadinya berlutut terjatuh duduk. Tubuh bersandar pada tubuh orang yang tadi menariknya.

"Biarin aja" Novalee berbisik di belakang telinga Hael.

"Takut nanti dia nabrak orang, tuh liat tuh larinya ga liat liat" Omel Hael sambil menunjuk Gabriel yang berlari kesana kemari. Novalee hanya terkekeh, melihat tingkah anak itu, yang semakin kesini terlihat semakin aktif.

Ini adalah tempat pertama kali ia bertemu dengan Gabriel, dimana Gabriel berkata ingin menghilang kepada Novalee. Novalee tidak ingin mengungkit alasan kenapa Gabriel ingin melakukannya, walau sebenarnya ia sangat penasaran. Yang sekarang di pikirkannya ada bagaimana cara membuat kedua lelaki itu bahagia berada di dekat dirinya.

Setelah Novalee keluar dari rumah sakit, mereka memutuskan untuk ke Solo, karena Novalee ingin membahas tentang perjanjiannya dengan orang tuanya. Tapi sangat mengejutkan ketika orang tuanya mengatakan.

"Kami sudah memutuskan... Hael bisa melanjutkan rumah tangganya denganmu" Membuat Novalee menatap keduanya tak percaya.

Keduanya memberi alasan, karena melihat ketulusan yang di berikan Novalee juga Hael, Saat Novalee menginap di rumah beberapa hari. Bunda Hael, sudah melihat gerak gerik anak itu. Ia berfikir mungkin bisa mempercayai Novalee, tidak sampai di situ. Ketika melihat anaknya, yang begitu khawatir saat Novalee terbaring di rumah sakit, kedua orang tuanya sadar, bahwa anaknya tidak hanya membutuhkan Novalee sebagai obat, tapi juga sudah jatuh cinta.

"Kamu seneng ga? Mereka batalin perjanjiannya?" Tanya Hael tiba tiba membuat Novalee heran.

"Of course, aku bisa miliki kamu sepenuhnya"

Hael memainkan jari jari Novalee yang memeluk pinggangnya "Lee.." Panggilan itu hanya di balas deheman halus dari Novalee yang masih memantau Gabriel.

"Mmh!" Novalee terkejut saat tiba tiba Hael mendaratkan bibirnya di milik Novalee.

"I love you to the moon and back" Detak jantung Novalee berdetak begitu kencang ketika mendengar ucapan itu.

"Hahahaha, Kamu lucu kalau kaget gitu" Hael tertawa geli melihat ekspresi Novalee yang terlihat sangat terkejut.
Novalee berdehem karena merasa malu.

"Aduhh!!! Raiso ndelok ki bocah, ndelok ki! bajuku rusak gara gara koe!" (Ga bisa liat ni anak, liat nih! bajuku rusak gara gara kamu!)

Novalee yang melihat Gabriel di marahi seorang wanita itu, langsung berdiri dan menghampirinya diikuti Hael di belakangnya.

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang