Persiapan

793 53 1
                                    

Hari ini mereka pergi untuk fitting baju, sedari tadi di dalam mobil Hael terlihat sangat senang, bersenandung mengikuti irama lagu yang sedang terputar di mobil Novalee.

Novalee tersenyum kecil melihat mood Hael yang sedang bagus, ia berharap hal ini berkelanjutan kedepannya.

"Kamu kapan mau survei tempatnya?" Tanya Hael tiba tiba ke pada Novalee, Novalee menoleh sebentar lalu fokus lagi pada jalannya.

"Mungkin lusa, sekalian untuk mempersiapkan baju orang tuamu dan Gabriel" Jawab Novalee.

"Aku ikut ya?" Novalee mengangguk, tidak mungkin ia menolak. Tangan kirinya bergerak mengambil tangan Hael tanpa menolehkan pandangannya dari jalan. Tangan itu membawa tangan mulus Hael, dan mengecupnya lama. Ia benar benar suka bau tubuh Hael.

Hael yang melihat perlakuan itu hanya tersenyum kecil, ada rasa hangat dalam dirinya melihat Novalee begitu lembut denganya sekarang. Detak jantungnya menjadi lebih cepat dari sebelumnya, ia benar benar merasa aneh. Kenapa dia semakin terlihat nyaman dengan Novalee?

"Harum kamu enak" Celetuk Novalee yang sedari tadi menciumi tangan Hael. Kata kata itu berhasil membuat semu merah muncul di kedua pipi Hael.

"Emangnya harumnya gimana?" Novalee menggeleng.

"Gatau ini harum apa, tapi aku suka" Hael terkekeh mendengarnya.

Novalee memarkirkan mobilnya dengan telaten di depan Boutique. Mereka turun, dan Novalee langsung menggandeng tangan Hael untuk masuk.

"Rhea ada?" Tanya Novalee kepada orang yang menjaga kasir, wanita itu  menatap Novalee dengan ramah.

"Apakah sudah membuat janji?" Novalee mengangguk, wanita yang menjaga kasir itu langsung menghubungi orang yang di cari Novalee.

"Atas nama siapa ya kalau boleh tau?"

"Novalee"
"Novalee Ainsley" Penjaga kasir itu sedikit terkenjut lalu melanjutkan telfonnya dengan atasannya.

Rhea Claudia, teman SMAnya. Ia sudah lama tidak menghubungi temannya itu. Mereka bertiga sudah lama tidak berkumpul, Rheapun hilang tanpa kabar dan Novalee dengar ia baru baru ini membuka Boutique. Maka dari itu Novalee menyuruh Kaira untuk memesan di Boutique Rhea saja.

Tidak lama dari wanita yang menjaga kasir itu menghubungi atasannya, seseorang turun menyapa mereka dengan akrab.

"Novaleee!!! Ihh gue udah lama banget ga ketemu, sorry juga jarang ngabarin ya.. Kemaren gue lagi sibuk sibuknya buka usaha sana sini soalnya, Anyway lo udah mau nikah aja sii! Gue aja masih jomblo ini" Ucapnya exited memeluki Novalee, hingga tidak sadar ada Hael di di sebelah Novalee

"Sibuk kencan buta, tapi ga nikah nikah" Ucapan Novalee membuat Rhea tersenyum kesal, Rhea lalu melirik ke sebelah Novalee dan terkejut melihat Hael disana, sedangkan Hael hanya tersenyum kaku.

"Lo nikah sama Hael?! Demi apa?!! Gila sih.. Ga sia sia lo demen dia bertahun tahun!" Ucapan Rhea membuat Hael sedikit bingung, apa maksudnya bertahun tahun?

"So .. Bring out your best product for me" Ucap Novalee sambil menarik Hael duduk, Rhea pun langsung bergerak menyuruhi bawahannya untuk menggeret semua dress dan jas terbaik yang mereka punya.

"Pilih yang kamu suka" Ucap Novalee, dan Hael langsung berdiri untuk mencoba beberapa Jas.

Novalee pun tergerak untuk melihat dress wedding yang ada dengan Rhea yang merekomendasikan beberapa untuk Novalee, karena Rhea sangat mengenali selera Novalee.

"Lee!" Saat sedang terfokus dengan dress dress di depannya, atensinya teralihkan dengan Hael yang memanggilnya.

"Lee!" Saat sedang terfokus dengan dress dress di depannya, atensinya teralihkan dengan Hael yang memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ILUSTRASI KARAKTER)

Novalee terdiam melihat penampilan Hael di depannya, rasa ingin melingkarkan tangan di pinggang ramping itu sekarang juga.

"Gimana?" Tanya Hael sekali lagi dengan gugup, tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"So gorgeous.." Ucal Novalee tanpa sadar, membuat Hael sedikit bersemu sedangkan orang orang yang melihat itu hanya mesem mesem melihat Novalee yang memandang Hael penuh ingin.

"Dasar bucin, lo kayanya Hael telanjang juga di bilang bagus ya!" Ucap Rhea sambil memukul pelan bahu Novalee, sedangkan Novalee masih tetap memandangi Hael.

Setelah puas memilih baju yang mereka inginkan, mereka jalan kembali ke rumah. Novalee melirik sedikit ke Hael yang menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"feel tired, hm?" Tanya Novalee sambil mengelus kepala itu lembut dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk memegang setir.

Hael hanya mengangguk, karena sedari tadi ia mencoba sekitar 5 - 8 baju, karena merasa sedikit kurang puas. tapi pilihannya tetap jatuh pada jas yang ia pakai di awal.

"Mau makan dulu?" Tanya Novalee, Hael diam untuk berfikir sejenak.

"Kayanya gausah, aku ninggalin Gabriel lama banget. Takutnya dia rewel" Novalee mengangguk paham, Gabriel memang sangat terlihat lebih dekat dengan Hael di banding kedua orang tua Hael.

"Maksudnya temen kamu tadi apa?" Tanya Hael tiba tiba membuat Novalee bingung.

"Maksud apanya?"

"Soal kamu suka aku bertahun tahun?" Novalee berdehem canggung mendengar pertanyaan itu, membuat Hael menoleh ke arahnya menunggu Novalee menjawab.

"Aah... Itu soal aku suka kamu udah dari lama. Dari awal kita mos.." Ucap Novalee membuat Hael terkejut. Jika di hitung hitung itu sudah sangat lama.

"Kok bisa? Padahal aku ga seganteng itu.. Terus aku juga ga terlalu mencolok kalau di sekolah, padahal kamu cantik.. Kenapa ga suka sama cowo yang lebih dari aku?" Tanya Hael lagi.

"Karena kamu yang aku mau"
"Aku gapunya alasan waktu aku ngerasa aku suka kamu, dan aku ga punya alasan juga buat aku berhenti suka sama kamu. Apapun yang kamu lakuin, semuanya terlihat sempurna dimataku" Hael tercengang mendengar jawaban itu, mata Novalee berkata bahwa dia mengatakan yang sejujurnya. Binar matanya, yang terlihat sangat memuja.

Hael terkekeh pelan, ia membuang pandangannya ke arah jendela. Mendengar Novalee yang begitu mencintainya sejak awal, sedangkan dia sekarang memiliki perasaan abu abu pada Novalee membuat Hael merasa sangat jahat. Rasanya Hael hanya memperguna Novalee untuk terus berada di sisinya karena traumanya, sedangkan Novalee menurutinya karena Novalee cinta padanya.

"Kok diem?" Novalee sedikit merasa aneh melihat perubahan mood Hael.

"Nggak papa" Hael tenggelam pada pikirannya sendiri, sedangkan Novalee memutuskan untuk tidak melanjut percakapan karena ia pikir mungkin Hael sedang merasa lelah.

tbc↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang