Setelah Semuanya dan Pertemuan Setelahnya

2.3K 160 0
                                    

Bertahun tahun sudah lamanya setelah kelulusan itu, bahkan sekarang Novalee sedang disibukkan dengan pekerjaan perusahan papanya yang akan di wariskan dengannya kelak. Mungkin?

"Baik nyonya, apakah ada lagi perintah tambahan?"

"Cukup, kalian boleh keluar. Dengar, tidak ada kesalahan sedikitpun" Ucap Novalee penuh ketegasan dan tuntutan, para karyawan itu hanya mengangguk paham dan keluar dari ruangannya.

Setelah para karyawan itu keluar Novalee langsung berfokus pada laptopnya, untuk memeriksa pekerjaannya. Namun beberapa menit kemudian, ketukan pintu terdengar.

"masuk" Perintah Novalee dengan etensi masih fokus dengan laptopnya.

"Permisi Nyonya, teman anda ingin bertemu. Apakah diizinkan untuk masuk?"

"Izinkan" Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun.

Setelah mengucapkannya, Sekertaris Novalee keluar, dan di gantikan dengan seorang wanita, Rhea Claudia.

"Sibuk banget ya lo sekarang? Gue chat ga pernah di bales"  Kata Rhea sambil duduk di kursi yang ada di depan meja Novalee

"Jarang buka handphone, cuman buka chat penting"

"Ohh sekarang lo udah anggep gue ga penting? Parah banget tai" Kata Rhea dengan wajah yang pura pura di buag kesal, namun tidak di notice oleh Novalee yang sedang fokus pada pekerjaannya.

"Va, lo ga berniat jadi perawan tuakan?" Ucap Rhea tiba tiba dengan nada serius.
Novalee melirik sebentar lalu menjawab.

"Maksud lo?"

"Lo udah umur berapa coba? 28.. otw 29 kan tahun ini? Lo yakin nih? Mau gini gini aja? Gamau nikah gitu?? Jangan bilang..." Rhea menggantung ucapannya sambil memicing matanya curiga.

"Jangan bilang apa?" Tanya Novalee dengan nada malas, karena tau pasti Rhea memikirkan hal yang tidak tidak

"Jangan bilang lo masih stuck sama si Hael, atau yang lebih parahnya .. lo lesbi ya?"

Novalee menghela nafasnya, menatap Rhea malas.

"kalo lo dateng cuman buat ngomong gajelas, mending balik aja"

"Ahh ga asik lo, lo mau blind date ga?"

"Rhea, gue ga nikah bukan karena ga laku. Sekarang mending lo pergi, dari pada gue manggil satpam, Rhea" Ucap Novalee dengan serius.

"Yaudah deh, ohh ya.. nanti malem jangan lupa ya dinner bareng di kafe biasa, Zara bakal marah banget kalo kali ini lo ga dateng, bisa bisa perusahan gede lo ini di acak acak sama dia nanti kalo dia udah mode maung" Ucap Rhea dengan melebih lebihkan, membuat Novalee menghela nafas malas.

Novalee berjalan menuju mobilnya, keadaan di luar sedang hujan deras membuat Novalee malas 2x lipat untuk menjalankan mobilnya. Ia terdiam beberapa saat memandangi stir mobilnya, setelahnya ia menjalankan mobilnya.

Selama di perjalanan hanya ada suara rintikan hujan yang menghujami atap mobilnya, dan suara gemercik air yang terlindas ban mobilnya.

Mata Novalee memincing saat melihat seorang pria terduduk di trotoar jalan, sambil menatap ke arah aspal. Perlahan tapi pasti mobil Novalee berhenti, Novalee mengenali pria itu.

Buru buru dia mengambil payung di dashboard, ia keluar dari mobil dan menghampiri pria itu, dia menadahkan payung itu kearah pria itu membuat tubuh pria itu terlindungi dari rintik hujan.

Pria itu mendongak terkejut, ia mengernyit merasa bingung sekaligus.

"Siapa ya?" Suara itu membuat Novalee terdiam, hanya memandang wajah pria itu yang terlihat begitu kelelahan.

Novalee terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Kalaupun Novalee memberitahukan namanya, bukankah pria ini tetap tidak akan mengenalnya?

Terdiamnya Novalee membuat pria itu merasa makin bingung, ia berdiri dengan tiba tiba. Membuat tubuh lemahnya itu terhuyung kebelakang hampir jatuh.

Sontak Novalee melingkarkan tangannya di pinggang pria itu, menariknya. Membuat tubuh itu merapat dekat ke arah tubuh Novalee.

Pria itu menatap mata Novalee, mengernyit sebentar seperti mengingat sesuatu.

"Gue kaya ga asing sama muka lo" Katanya tanpa sadar.

"Badanmu basah, mau kemana? Biar saya antar" Ucap Novalee, dengan melepaskan rangkulan tangannya.

"Ehh? Gausah, lagian kita ga kenal. Gue bisa pulang sendiri" Katanya sambil menggoyangkan kedua tangannya tanda menolak.

Novalee hanya menatapnya, perlahan tangannya menarik tangan pria itu. Membawanya ke mobil miliknya. Membuat pria itu memberontak berusaha melepaskan tangannya.

"Mbaa.. lepas.." Karena Novalee tidak kunjung melepaskan pegangannya, pria itu dengan kesal menghentak kuat tangannya, membuat genggaman Novalee terlepas.

Mereka berhenti di tengah jalan menuju mobil Novalee, Novalee menoleh bingung ke arahnya saat tangannya di hentak kasar. Ada gurat tidak senang di wajahnya, ia berusaha mengontrol ekspresi marahnya.

"Mba, denger yaa! Gue gatau lo siapa, dan lo ga bisa denger gue bilang apa ya? Lo ga tulikan? Gue tanya siapa ga di jawab, lo--" Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, pria itu langsung terhuyung kedepan ketika tangan Novalee menariknya, tubuhnya berputar. ia bisa merasakan tubuh wanita di depannya yang terciprat air saat melindunginya di pelukannya, membuat pria itu mengerjap matanya bingung.

Beberapa detik lalu, sebuah mobil dengan kencang kearah pria itu, hampir menabraknya. Membuat Novalee menariknya, lalu memeluknya membalikkan posisi mereka, yang membuat Novalee harus basah terkena cipratan air. Payung yang sedari tadi di pegang Novalee sudah terbang ntah kemana.

"Mba ... ga papa?" Ucapnya dengan nada khawatir, ia masih membayangkan jika wanita di depannya tidak menariknya mungkin tubuhnya sudah terhempas di terjang mobil tadi. Tapi setelah ia pikir pikir ini juga salah wanita di depannya. Ia lalu buru buru mendorong wanita itu.

"Mba udah ya, saya pergi dulu" Ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Novalee yang terdiam.

"Hael.." Ucap Novalee yang hampir seperti bisikan dengan sebuah seringaian.

tbc ↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang