Pemakaman & Pertemuan tak terduga

959 68 5
                                    

Dua hari setelah ia keluar dari rumah sakit. Ia mendapat kabar kakeknya telah meninggal dunia. Disinilah dia sekarang memandang pemakaman kakeknya dari jauh, karena ia malas bertemu dengan orang orang munafik disana.

Ia melihat kakak laki lakinya yang menatap kosong ke arah kuburan, sepertinya kehilangan arah? Karena setelah ini, tidak akan ada yang bersedia membantu, dan menuruti segala keinginannya

Satu persatu orang orang pergi dari sana, Novalee pun berjalan menghampiri makam kakeknya, meletakkan seikat bunga disana.

"Sudah pergi? Kau belum menepati janjimu untuk meminum teh, dan bermain tenis meja denganku. Karena aku menolak tantangan, dan mundur dari ahli waris...? Kenapa kau marah dan pergi meninggalkanku?"

"Dari kecil.. Bukan papa yang mengajariku untuk lebih kompetitif, tapi aku belajar darimu. Kau.. Orang yang hebat, kau benar... harusnya aku tidak buta oleh cinta sejak awal, itu hanya menghancurkanku"

"Sialan" Ucapnya santai rintik rintik hujan mulai turun membasahinya, tapi ia tidak segera beranjak, dan malah mendudukan dirinya dengan nyaman disana.

"Akanku rebut kembali tahtaku, jangan marah jika cucu kesayanganmu kusingkirkan ya" Ucapnya menyindir Rion.

"Dia bodoh dan begitu teledor" Kekeh Novalee
"Kau tau? Dulu, saat kau memberi kami tantangan memanah, aku sengaja menjatuhkan banyak anak panah agar dia menang.. Tapi itu semua kulakukan karena ingin melihatmu tersenyum. Kau selalu tersenyum melihat kearahnya, aku iri. Kenapa kau begitu bangga, dengan anak sembrono seperti Rion?"

"Tapi akhirnya aku berhasil menarik perhatianmukan? Bagaimana? Bukankah potensiku lebih besar menjadi seorang penerus di banding Rion?" Novalee menghela nafas, ia sadar seperti orang gila sekarang. Ia terlalu banyak bicara, pada gumpalan tanah yang bahkan tidak bisa menjawabnya.

Ia bangkit, menyusuri pemakaman dan berhenti di satu makam "Aku datang"

"Kenapa pergi sebelum sempat aku jemput si?"
"Maaf aku tidak datang di hari pemakamanmu" Ucap Novalee sambil mencabuti rumput rumput yang ada di makam, Mamanya.

Novalee berjalan menyusuri pantai, ia tidak tau kenapa bisa sampai disana. 2 tahun sudah berlalu semenjak kejadian itu, kini ia kembali ke Indonesia dan sudah banyak melalui kejadian kejadian yang melelahkan. Sekarang ia hanya ingin menenangkan dirinya. Ia lupa harusnya hari ini ia membeli handphone baru, karena handphone lamanya hilang entah kemana.

Sekitaran pantai tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang saja. Wajah wajah itu terlihat begitu bahagia, membuat Novalee iri.

Ia mengeluarkan kotak rokok dari sakunya, dan mulai membakar sebatang rokok. Ia merasa tidak akan pernah merasakan hal hal seperti mereka, duduk disini dengan pasangan atau keluarga, sekedar bercerita, membuat lelucon, atau memandangi ombak. Kelihatannya sudah takdirnya ia hidup seorang diri.

Saat sedang asik menghisap rokok dan memandangi pemandangan indah di depannya, fokusnya teralihkan kepada seorang anak laki laki yang menangis di sebelahnya.

"Ada apa?" Tanyanya, sepertinya anak ini usia belia. Bukannya menjawab anak itu hanya terus terisak, membuat Novalee tidak nyaman.

"Berhentilah menangis, atau jika tidak pergilah. Jangan menangis disebelahku, kau berisik" Ucapnya sambil kembali menyesap rokoknya.

"Kalo Iyel kecana... Iyel bakal ilang nda?"Ucap anak itu dengan bahasa bayinya membuat Novalee menoleh, melihat anak itu yang menatap kosong ke arah laut. Anak sekecil itu ingin mati?

"Jangan bergurau, kembalilah ke tempat ibumu. Dia pasti mencarimu"

"Iyel nda punya ibu" Novalee terhenyak mendengar itu, ada rasa sedikit tidak enak saat mendengarnya.

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang