Ingin berhenti

1.5K 68 1
                                    

Novalee menggendong Hael dengan santainya masuk ke dalam mension, semua penjaga yang ada disana buru buru menundukkan kepala ketika sadar tubuh Hael yang tanpa sehelai benangpun tertutupi dengan sebuah jas. Sedangkan Hael yang masih terlelap dalam gendongan Novalee, tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai.

Saat masuk ke dalam mension, hal pertama yang dilihat Novalee adalah ibunya yang masih di tahan oleh beberapa penjaga.

"KAMU PIKIR DENGAN MANAHAN MAMAH, MAMAH BAKAL RESTUIN KAMU?!" Ibunya memberontak agar terlepas dari tangan tangan itu, namun nihil. Pegangan itu hanya semakin erat.

"Bawa ke kamar tamu, pastikan dia tidak bisa keluar" Ucap Novalee meninggalkan ruang tengah dengan Hael yang masih di gendongannya.

"NOVALEE! LEPASKAN MAMA!" Ibunya sibuk memberontak sambil berteriak, sedangkan Novalee hanya menulikan telingannya.

Novalee mendobrak pintu kamar mandi yang ada di kamarnya, ia meletakkan Hael di dalam bathup dengan sedikit kasar, membuat Hael sedikit terusik.

Hael perlahan membuka matanya, dan merasakan badannya yang terasa sedikit nyeri di beberapa bagian. Ia mengedarkan pandangannya, dan melihat ke arah Novalee yang sedang mengatur suhu air.

"Already up?" Tanpa menoleh Novalee sadar bahwa Hael sudah sadar, ia langsung berjalan ke arah Hael dan mengulurkan tangan, membuat Hael reflek memejamkan matanya mengira Novalee akan memukulnya, padahal Novalee hanya ingin meraih keran air dan menghidupkannya.

Air hangat keluar dari keran tersebut membasahi tubuh Hael, dan perlahan mengisi bathup dimana Hael berada.

"Want to shower yourself? Or... do you want me to bathe you?" Perkataan itu membuat Hael melirik Novalee dengan tidak senang.

"Keluar" Ucap Hael dingin, membuat Novalee sadar bahwa Hael masih marah padanya.

"Ask properly!" Ucap Novalee dengan nada tegas yang biasa ia lakukan, namun Hael tidak lagi peduli. Wanita di depannya benar benar sosok gila yang harusnya sejak awal tidak ia toleransi sikapnya. Jika bisa memutar waktu, Hael memilih untuk tidak pernah bertemu dengan Novalee seumur hidupnya.

"I don't care about the fucking deal anymore, aku ga peduli kamu bakal lakuin apa, aku mau berhenti sekarang" Ucap Hael dengan lantang, meyakinkan dirinya, bahwa dia benar benar akan menentang Novalee sekarang.

"Stop for what?” Ucap Novalee dengan santai, sekarang ia jongkok menyetarakan dirinya dengan Hael yang berada di dalam bathup.

"Rencana gila kamu, untuk nikah! Aku gamau, aku gamau seumur hidup sama cewe gila kaya kamu Lee!" Novalee tertawa keras mendengar itu, membuat bulu kuduk Hael sedikit berdiri.

"What do you know about my madness?" Senyuman dan tawa itu tiba tiba hilang di gantikan dengan tatapan elang Novalee seperti biasanya, tangan Novalee tergerak menyentuh ujung poni Hael yang basah ntah karena keringat atau air.

Sentuhan itu perlahan turun ke pipi, dan mengelusnya lembut, malah membuat Hael tidak nyaman. Hael menghindari sentuhan itu, karena hal itu malah membuat tubuhnya menegang dan merasa aneh. Sekelabat bayangan terlintas di otaknya mengingat kejadian di mobil tadi, membuat dirinya merasa sangat kotor saat ini.

"Can you do it?" Tanya Novalee, hembusan nafas santai itu berhasil menerpa wajah Hael dengan posisi Novalee yang menopang dagu di pinggir bathup, Hael hanya menatap Novalee karena bingung apa yang di maksud wanita di depannya.

"Can you run from me now? Saya bakal bebasin kamu, kalau kamu bisa keluar dari sini" Ucap Novalee, dengan tangannya yang sekali lagi membelai wajah gugup itu.

Hael melihat ke arah setengah tubuhnya di dalam bathup. Kalaupun dia berhasil keluar, bukankah dia hanya di kira orang gila dengan tubuh telanjangnya?

"Doubtful, huh?" Novalee mengangkat alisnya melihat Hael tidak bergerak sedikitpun, membuat Novalee tertawa.

Hael menghiraukan semua rasa sakitnya, perlahan dengan berpegangan pada bathup ia berusaha berdiri. Novalee hanya menatap tubuh ringkih itu berusaha untuk bangkit, Novalee pun berdiri menunggu Hael beranjak dari tempatnya.

Rasa nyeri begitu terasa di bagian sensitifnya, beberapa bagian tubuhnya pun ikut terasa begitu nyeri setiap gerakan yang di ambil Hael, membuatnya terus meringis.
Dengan langkah ragu Hael keluar dari bathup, berjalan menuju pintu.

Saat langkah ketiga Hael terjatuh, karena kaki Novalee yang menyandungnya. Hael langsung menoleh ke arah Novalee dengan berapi api, melihat tatapan Novalee yang membara seakan akan kesenangan melihat tubuh tak berdaya Hael.

"Be careful when you walk" Ucapnya dengan santai. Hael merasa tidak sanggup lagi untuk menopang tubuhnya berdiri, dia menyeret tubuhnya ke arah pintu. Novalee mendudukkan tubuhnya di pinggir bathup, sambil menonton perjuangan Hael menggapai pintu.

Saat berhasil sampai sana, Hael berusaha menggapai handle pintu, namun pintu tak kunjung terbuka saat Hael menaik turunkan handlenya. Namun suara kunci yang saling beradu terdengar di belakangnya.

"Kamu bahkan ga ngambil kuncinya? Gimana bisa keluar?" Senyum itu, Hael benar benar membencinya. Ia merasa di permainkan sekarang, rasa kesal memuncak pada dirinya.

Novalee berjalan menghampiri Hael, yang ikut memundurukan dirinya saat tubuh Novalee semakin dekat. Novalee berjongkok menyetarakan dirinya dengan Hael yang terpojok di pintu.

"Since you can't go out... you have to stay here." Ucap Novalee dengan tersenyum manis, namun Hael tau itu adalah sebuah ejekan untukknya.

Dengan agresif Hael berusaha meraih kunci di tangan Novalee, namun dengan sigap Novalee menarik tangannya ke atas, membuat Hael yang tergeletak dilantai itu susah meraihnya.

Novalee melingkarkan tangannya di pinggang Hael, membuat Hael sontak terkejut dan berusah melepaskan tangan itu dari tubuhnya.

"Give up... never mind, I won't let you get away from me" Hael memandang Novalee dengan penuh amarah.

"Jauhin tangan lo!"

"Coba lepas kalau bisa" Hael memukuli lengan Novalee berusaha membuat lengan itu menjauh darinya, lalu mendorong tubuh Novalee secara bergantian. Namun nihil, genggaman Novalee padanya hanya seperti lem yang sangat menempel.

"Gue benci sama lo! Lepasin gue anjing!!" Novalee dengan kasar menarik pinggang Hael, membuat tubuh Hael terangkat lebih dekat ke arah Novalee.

Dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan Novalee langsung menarik tengkuk Hael dengan tangan kanannya, dan meraup kasar bibir Hael dengan bibirnya.

Hael masih saja terkejut dengan sentuhan bibir itu, namun tak berlangsung lama ia kembali tersadar, dan berusaha melepaskan diri.

Novalee benar benar tidak memberinya jeda, Hael benar benar hampir kehabisan nafas. Ia menepuk bahu Novalee, Novalee yang sadar maksud dari Hael bukannya melepas pagutan itu, ia malah melanjutkannya. Membuat Hael benar benar kehabisan nafasnya, tubuh yang semula berontak itu perlahan mulai lemas dalam genggaman Novalee.

Novalee mengangkat tubuh itu, dengan pagutan yang masih belum lepas. Sedangkan Hael sudah memasrahkan dirinya di bawah Novalee.

Novalee menidurkan tubuh tanpa sehelai benang itu ke kasur dengan perlahan.

"Let's play a little, I've been holding it in for a long time..." Ucap Novalee di tengah tengah ciuman sepihak itu.

tbc ↓

OBSESSED WITH YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang