Polisi memadati bangunan yang telah hancur dan terbakar—entah siapa yang melakukannya. Namun satu hal yang pasti, orang yang telah membakar bangunan itu adalah salah satu dari mereka berlima.
Berlima?
Jangan lupakan fakta jika tim Chan terdiri atas lima orang anggota.
Chan membuka matanya perlahan dan mencari keberadaan ponselnya kala ia mendengar suara panggilan masuk. Dia tidak tau siapa yang mau repot-repot mengganggu tidurnya sepagi ini.
"Hng?"
"Astaga, kau belum bangun?" ujar sebuah suara ketika Chan menjawab panggilan tanpa melihat nama pemanggil terlebih dahulu.
Chan diam dan berpikir.
Rasanya dia seperti pernah mendengar suara itu.
Tapi di mana?
"Apa yang sedang kau pikirkan, sih?" tanya suara itu.
Hingga kemudian dirinya melihat nama yang tertera di atas nomor sang penelepon.
"LOH? KAU MASIH HIDUP?" teriak Chan setelah membaca nama yang tertera.
"Siapa yang bilang kalau aku sudah mati?" kekeh Minho.
"T-tapi bukankah kau—?"
"Tidak, aku melempar earpiece-ku lalu membakar reruntuhan itu untuk menghilangkan jejak tepat setelah kalian pergi," jelasnya.
"Kau- astaga, bagaimana bisa kau membuatku khawatir ketika kau masih hidup?"
"Sudahlah, itu bukan masalah. Lagi pula, memangnya kau tidak ada kelas hari ini?" tanya Minho.
Chan melirik jam di nakas, "aku lelah, ingin membolos saja," jawabnya.
"Ya sudah, nikmati liburmu Chris," balas Minho sebelum menutup panggilan.
Chan lantas melirik jam yang ada di nakasnya sekali lagi lalu memutuskan untuk kembali menutup matanya.
Oh ayolah, dia baru tidur jam satu semalam!!
Andai dia tau kalau Minho baru sampai di rumahnya jam tiga dan baru tidur selama dua jam.
- Two Faced -
Drrt!!
Minho mengabaikan getaran pada ponselnya. Dia sedang berada di kelas saat ini, jadi dirinya pun lebih memilih untuk mencatat materi yang sedang diterangkan oleh dosenya.
Drrt!!
"Pst, ponselmu bergetar," bisik Jungwoo—teman sekelasnya— yang kemudian mengambil ponsel Minho di loker guna melihat nama pelaku yang membuat ponsel temannya bergetar terus-menerus.
Jungwoo mengerutkan keningnya ketika membaca nama yang tertera.
"Hey, ada spam chat dari siapa ini? Mordant?" tanya Jungwoo.
"Abaikan saja,"
"Ada juga dari Properus dan Heinous? Siapa mereka?"
"Abaikan saja, tidak penting," balas Minho abai.
"Baiklah, sampai sini dulu kelas hari ini. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya," ujar sang dosen mengakhiri kelas.
"Ck, dasar," decak Minho ketika ia melihat layar ponselnya, " kau duluan saja, aku akan menyusul," ucapnya pada Jungwoo yang dibalas dengan anggukan.
"Ck, apa sih?" tanya Minho kesal ketika ia mengangkat panggilan dari Jisung..
"KAU MASIH HIDUP?!"
"Pertanyaan tak penting. Lalu kecilkan suaramu,"
"Uh, maaf, aku benar-benar takut kalau kau mati kemarin,"
"Mana mungkin, aku sudah memperhitungkan kematianku nanti, tenang saja,"
"Hah? Maksudmu?"
"Yah, pokoknya ada sesuatu,"
"Oh iya, bagaimana caranya kau selamat?" tanya Jisung pada akhirnya.
"Chris belum menceritakannya padamu?" tanya Minho balik.
"Belum. Dan tunggu, kenapa kau memanggilnya Chris?"
"Entahlah, Bang Chan terlalu panjang, jadi kupanggil saja Chris,"
"Kau aneh,"
"Ya," balas Minho mematikan sambungan, "ada-ada saja," gumamnya.
Dan tak lama kemudian, satu panggilan dari Hyunjin masuk.
"Astaga mereka ini," gerutunya, "apa?" sinisnya.
"K-kau—?"
"Diam, tanyakan saja pada Chris, aku mau ke kantin." tukas Minho memutus panggilan dan lantas berjalan menuju ke kantin.
Changbin?
Dia menelepon sekali tadi, dan Minho menolaknya. Jadi dia sudah dapat jawaban.
Sesampainya di kantin..
"Lama sekali," sambut Jungwoo begitu Minho duduk di sebelahnya.
"Yah, sedikit perdebatan kecil,"
"Ngomong-ngomong, mereka siapa?" tanya Jungwoo.
"Temanku,"
"Kenapa kau tidak cerita kalau kau punya teman? Dan apa-apaan itu namanya?"
"Mereka minta disamarkan," jawabnya asal.
Padahal seandainya Jungwoo tau kalau mereka bertiga adalah pembunuh yang beraksi kemarin malam..
-
To Be Continued
[Thursday, May 09 2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Faced • Banginho [✓]
FanfictionSemua orang bermuka dua. Tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa dipercaya di dunia ini. Termasuk Lee Minho, seorang laki-laki yang kini jadi rekan satu tim Chan untuk menjalani misinya beberapa bulan ke depan. warn!! - fiction ≠ real - harsh wor...