file: 04

249 34 0
                                    

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Minho saat berkunjung tadi siang. Malam ini sebuah pertemuan akan diadakan di markas. Dan di sinilah Chan berada sekarang.

"Astaga, merepotkan.." gumam Chan ketika ia mulai memasuki area markas tempat pertemuan diadakan.

Dan pastinya dia akan bertemu dengan Minho di sana.

"Hey, Wolf, mencari seseorang?" tanya seseorang yang tak lain adalah Heinous—Changbin.

"Aku malah berharap agar tidak bertemu dengannya," balasnya.

"Kejam sekali," potong sebuah suara yang langsung dikenali Chan.

Tentu saja Vulpine—Minho.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya Chan kala ia melihat Minho di depannya.

"Sejak saat Heinous mendekatimu,"

"Kalian saling mengenal?" tanya Changbin bingung.

"Tidak," jawab keduanya bersamaan, buat Changbin bergidik ngeri.

'Menjawab saja kompak,' pikirnya.

"Aku tidak tau kalau kau akan benar-benar datang," ucap Minho mengalihkan pembicaraan.

"Kalau bukan karena tawaranmu, aku juga tidak akan datang,"

"Sudah kuduga,"

'Sebenarnya ada apa di antara mereka?' pikir Changbin yang tidak memahami apapun dari percakapan keduanya barusan.

- Two Faced -

Selama pertemuan diadakan, Chan dan Minho sama-sama memberi masukan ketika namanya dipanggil untuk memberikan pendapat. Mereka berdua pun sempat bertatapan selama sepersekian detik sebelum akhirnya memutuskan kontak dan memilih untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut tentang misi selanjutnya.

Setelah pertemuan selesai..

"Astaga, kenapa kau tak bilang kalau kita akan ditempatkan di tim yang sama dengan Vulpine?" tanya Changbin.

"Memangnya kau tanya?" tanya Chan balik.

Changbin mendelik, "memangnya itu urusanku?"

Chan jengah dengan temannya yang satu ini. Sungguh.

"Terserah kau saja,"

Changbin memilih untuk tidak membalas ucapan Chan dan diam. Begitu pula dengan Chan yang ponselnya berdenting saat ia baru mengeluarkannya.

Vulpine 'LMH
|Kapan?

Wolf 'CB
|Sekarang?

Vulpine 'LMH
|Aku bertanya, kenapa kau tanya balik?

Chan menghela nafas dan memilih untuk menelepon laki-laki itu.

"Apa?"

"Kenapa kau bertanya kepadaku?" tanya Chan balik.

"Kau kan ketuanya,"

"Iya, tapi kan— tunggu, memangnya kau punya rencana?"

"Ada, tapi aku tidak akan menggunakannya karena aku yakin kau takkan setuju,"

"Memangnya apa?"

"Bicarakan di rumah saja, Heinous menguping,"

Detik itu juga Chan menoleh ke arah Changbin yang memasang ekspresi tanpa dosanya.

"Baiklah, aku tunggu kau di rumahku setengah jam lagi," balas Chan.

"Sialan kau," balas Minho mengumpat tepat sebelum Chan memutus sambungan.

"Kau mau pulang sekarang?" tanya Changbin.

"Ya. Aku ingin membicarakan sesuatu terkait misi kita yang selanjutnya dengan Vulpine,"

"Boleh aku ikut?" tanya Changbin.

"Dari cara bicara Minho tadi.. Sepertinya tidak,"

"Oh ayolah, masa kau mau meninggalkanku di sini sendirian?"

"Jagan manja,"

"Yak apa-apaan kau?!"

Chan tertawa dan lantas berjalan menuju ke mobilnya sambil merangkul bahu Changbin.

"Tadi katanya aku tidak boleh ikut?"

"Ya sudah kalau begitu silahkan turun," ucap Chan yang sedang memasang seatbelt-nya.

Changbin balas menatapnya sengit dan ikut memasang seatbelt.

- Two Faced -

"Lama sekali," ucap Minho begitu Chan dan Changbin keluar dari mobil.

"Sejak kapan kau di sini?"

"Sepuluh menit yang lalu,"

"Kau yang terlalu cepat,"

"Aku tidak suka menunggu,"

"Apa hubungannya?"

"Kenapa kau membawa makhluk itu?" tanya Minho menatap Changbin.

"Ck, aku manusia,"

"Tetap saja. Sudahlah biarkan saja,"

Chan menghela nafas dan kemudian membuka kunci pintu rumahnya, lalu masuk ke dalam diikuti Minho dan Changbin.

"Jadi bagaimana rencanamu?" tanya Chan sementara Changbin memanggil Berry—anjing peliharaan Chan.

'Sudah kuduga dia hanya ingin bermain dengan Berry,' pikir Chan.

"Karena target kita adalah seorang pengusaha, maka mereka pasti—"

Mereka larut dalam rencana yang telah dibuat oleh Minho sebelumnya. Rencananya terlalu mudah untuk diketahui, namun sebenarnya sangat minim kelemahan.

Minho telah memikirkan misi ini sepanjang pertemuan tadi, dan pada akhirnya ia mendapatkan beberapa jalan pintas seandainya rencana yang ia buat gagal. Ia yakin sekali jika targetnya telah melalui berbagai macam bahaya semacam ini. Namun, satu hal yang perlu diketahui, Minho belum pernah gagal menjalankan rencana yang dibuatnya, maka dari itu ia disebut dengan Ranker tingkat tinggi.

"—bagaimana?" tanya Minho setelah ia selesai menjelaskan.

"Rencanamu bagus juga, tapi bagaimana jika ternyata mereka menyadari rencana kita?" tanya Chan.

"Sudah kuduga kau akan bertanya," ucapnya dengan kekehan.

Minho pun menjelaskan beberapa jalan pintas seandainya rencana mereka gagal, dan Chan pun mengangguk setuju mendengarnya.

"Tapi jalan pintas itu bukankah terlalu rumit?" tanya Changbin yang ternyata sejak tadi memperhatikan.

"Apakah sebelumnya kau hanya membunuh orang dengan pisau lipat?" sarkas Minho buat Changbin tersenyum miris.

Ya, bagaimana ya?

Masalahnya,

Memang benar.

"Sudah kuduga," gumam Minho.

"Kalau begitu datanglah ke rumahku setiap jam satu malam. Aku akan mengajarimu menggunakan senjata jarak jauh," ucap Minho sebelum ia bangkit dan keluar dari rumah Chan.

"Aku tidak tau kalau dia sepeka itu," ujar Changbin sambil mengelus kepala Berry.

"Kau seharusnya ingat kalau dia adalah Ranker tingkat tinggi,"

"Apa hubungannya?"

"Pasti ada sesuatu yang membuatnya jadi Ranker tingkat tinggi,"

"Benar juga," balasnya menyetujui.

-

To Be Continued

[Tuesday, May 07 2024]

Two Faced • Banginho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang