"Jadi dia benar-benar kakak iparku?" gumam Felix.
"Memangnya kenapa?" tanya seseorang.
"Tidak apa-apa.. Aku hanya sedikit terkejut, ternyata benar-benar dia.."
"Kenapa kau terkejut?"
"Dia tidak terlihat dekat dengan Minho hyung, dan auranya dingin. Awalnya aku agak takut, tapi ternyata dia ramah.."
"Dasar kau ini. Sudahlah, ayo fokus saja pada pernikahan kakakmu.."
"Dia calon kakak iparmu kalau kau lupa, Kim Seungmin," balas Felix.
"Aku ingat, kok.."
- Two Faced -
"Kekasihmu?" tanya Minho begitu Felix datang menghampirinya bersama seorang laki-laki.
"Iya.."
"Siapa namanya?"
"Kim Seungmin," jawab Felix.
"Kenapa kau tidak cerita kalau kau punya kekasih, hm?" tanya Minho dengan aura yang gelapnya.
"Uh, soalnya.."
Minho tertawa, "tidak apa-apa, yang penting kalian datang tadi.."
Keduanya tersenyum canggung menanggapi ucapan Minho barusan.
"Jangan canggung begitu. Anggap saja kita sudah mengenal sejak lama," lanjutnya.
"Ah.. Baiklah.."
Mereka berbincang cukup lama, sebelum akhirnya Felix dan Seungmin pamit undur diri karena hari semakin malam. Tadinya Minho ingin menawari mereka untuk menginap di rumahnya yang kebetulan belum ditempati siapapun lagi—sebab dirinya kini tinggal di rumah Chan. Tapi mereka lebih memilih untuk pulang.
Grep..
"Ke mana anak-anak itu pergi?" tanya Chan setelah melingkarkan lengannya ke pinggang Minho.
"Anak-anak? Hyunjin, Jisung dan Changbin?" tanya Minho balik.
"Iya.."
"Aku tidak tau, mungkin ke klub? Tadi mereka bilang ingin pergi ke luar.." jawabnya sambil memainkan jemari sang suami yang kini berada tepat di atas perutnya.
"Ya sudah kalau begitu.."
Minho yang mulai merasakan aura gelap pun waspada terhadap apa yang akan dilakukan oleh Chan, "begitu bagaimana?" tanyanya.
"Ayo habiskan waktu berdua sampai pagi datang.." bisiknya tepat di telinga Minho dengan suara rendah.
- Two Faced -
"Aku pikir kau akan mabuk lagi malam ini," ujar Changbin.
"Tentu saja tidak, aku masih penasaran apa yang akan mereka lakukan," balas Hyunjin.
"Tapi kenapa lampunya masih menyala, ya?" tanya Jisung kemudian.
"Kau benar.. Apa jangan-jangan..?" ujar Hyunjin menggantungkan ucapannya.
Mereka bertiga bertatapan lalu mengangguk, seakan mengerti apa yang ada di pikiran masing-masing. Ketiganya lalu berjalan perlahan ke arah pintu kamar Chan dan menempelkan telinga mereka ke pintu.
"CHRIS!!"
"Kenapa?"
"Pelan-pelan!"
"Iya-iya, maaf.."
Jisung lebih dulu menjauhkan telinganya dari pintu, lalu menarik dua orang lainnya untuk menjauh dari pintu dan membawa mereka duduk di sofa ruang tamu Chan.
"Apa yang baru saja ku dengar?" gumam Changbin.
"Yang jelas percakapan mereka.." jawab Jisung.
"Sekarang kita bagaimana?" tanya Hyunjin.
"Ayo ke rumah Minho hyung saja, mulai sekarang kita akan tinggal di sana," ujar Jisung.
"Kau yakin?"
"Ya. Minho hyung tadi sempat mengirim pesan kalau rumahnya kini bisa kita tempati," jawab Jisung.
"Baiklah,"
- Two Faced -
"Apa yang kalian lakukan semalam?" tanya Changbin.
"Membuka beberapa kado, memangnya kenapa?" tanya Minho balik.
"Hah?"
"Kenapa?"
"Ku pikir kalian melakukan ritual tadi malam," ujar Hyunjin.
"Aku lelah, tau. Teman-teman Chris sangat banyak, dan aku lelah setelah berdiri selama berjam-jam di sana,"
"Sungguh?" tanya Hyunjin.
"Iya. Aku tidak mau lagi menghadiri acara dengan tamu sebanyak itu. Rasanya aku ingin menembakkan sesuatu agar acaranya dihentikan. Aku benar-benar muak," gerutunya.
"Kenapa kau jadi banyak bicara?" tanya Changbin.
"Aku hanya menyuarakan ketidaksukaanku," dengusnya.
"Ah iya, aku mau tanya sesuatu, hyung," ujar Jisung.
"Kenapa?"
"Apa kau akan tetap bergabung dengan Blackhole?"
"Kau mau aku mati sungguhan?"
"Kau kan bisa ambil cuti sementara. Memangnya setelah kau punya anak nanti, kau masih akan menjalani misi?"
"Mungkin? Pikirkan saja nanti.."
"Lalu timmu?"
"Dengan tim lamaku tentu saja,"
"Astaga, sepertinya aku akan merindukan masa kerjasama kita, hyung.."
"Kalau begitu silahkan minta pada Master untuk membuat kita bekerja dalam satu tim lagi," saran Minho.
"Nanti saja.. Aku tidak ingin macam-macam dulu.." balasnya.
"Macam-macam maksudmu?"
"Aku ingin menikmati hari tanpa tugasku sebisa mungkin, sebelum akhirnya Master memberi kita tugas lagi," jelas Jisung.
- Two Faced -
"Minho!"
"Jangan dekat-dekat dengan hyung-ku!" balas Hyunjin begitu dia mendengar suara teriakan Juyeon yang memanggil Minho.
"Aku lebih dulu jadi saudaranya kalau kau mau tau," balas Juyeon mengejek.
Hyunjin merenggut lalu bersiap untuk menghantam Juyeon jika saja Minho tidak menarik lengannya. Mereka berdua memang tidak bisa disatukan.
"Ada apa?"
"Kami dapat misi baru. Kau mau ikut?"
"Misi apa? Kenapa aku tidak tau?"
"Kau kan ganti ponsel, aku tidak tau nomormu.." balasnya.
"Ah iya.. Ya sudah, masukkan nomormu," ujarnya memberikan ponselnya pada Juyeon.
"Misi apa yang kalian dapatkan?" tanyanya kemudian.
"Hanya memata-matai sih, tapi siapa tau kau mau ikut," jawabnya.
"Chris, aku boleh ikut?" tanya Minho sambil menoleh.
"Keputusan ada di tanganmu, aku tidak akan membatasimu,"
Minho mengangguk, "baiklah, aku ikut. Kapan misinya dilaksanakan?"
"Entahlah, kami masih menunggu aba-aba Hongjoong,"
"Baiklah. Kabari aku nanti,"
-
To Be Continued
ini update intinya apa sih
[Thursday, May 30 2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Faced • Banginho [✓]
FanficSemua orang bermuka dua. Tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa dipercaya di dunia ini. Termasuk Lee Minho, seorang laki-laki yang kini jadi rekan satu tim Chan untuk menjalani misinya beberapa bulan ke depan. warn!! - fiction ≠ real - harsh wor...