file: 17

139 22 2
                                    

cw // kiss

--------

"Kenapa dia?" tanya Bangchan bingung karena Hyunjin terus saja menempeli Minho dan memanggilnya dengan sebutan hyung.

Padahal sebelumnya tidak pernah.

"Kau tidak tau?" tanya Changbin.

"Memangnya kenapa?"

"Minho akan pergi sebentar lagi, jadi Hyunjin terus menempelinya," jawab Jisung.

"Kau mau pergi?" tanya Chan.

"Tugasku di sini sudah selesai,"

Mendengar kata selesai membuat Hyunjin merenggut dan mengeratkan pelukannya pada Minho. Yang tentu saja langsung dibalas dengan pelototan tajam dari Chan.

"Astaga Hyunjin, jangan terlalu erat,"

Hyunjin mengerucutkan bibirnya membuat Minho terkekeh pelan, "lepas Hyunjin, aku kesulitan bernafas,"

Hyunjin langsung melepas pelukannya, "kau tidak kenapa-napa kan, hyung?" tanyanya khawatir.

"Aku tidak apa-apa, Hyunjin,"

"Aku takut kau kenapa-napa,"

"Tenanglah,"

Sementara Chan mengeluarkan death glare untuk Hyunjin dari seberang. Dia tidak terima kalau Minho dipeluk Hyunjin sampai seperti itu.

Sebenarnya mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing kemarin. Tentu saja hal itu terjadi berkat dorongan dari Changbin.

Dan setelahnya Chan merasa canggung.

Padahal Minho bersikap biasa saja.

"Kau kenapa?" tanya Changbin pada Chan.

Chan tidak menjawab dan Changbin memilih untuk melihat apa yang Bangchan lihat.

Oh, sekarang dia tau alasannya.

Changbin lantas menyeret Hyunjin dan menendang Chan sehingga mereka berdua bertukar posisi.

"Eh? Kenapa?" tanya Hyunjin.

Takk!!

"Aww!!"

"Kau ini tidak tau atau pura-pura tidak tau, sih?" sinis Changbin setelah menjitak kepala Hyunjin.

"Memangnya kenapa?"

"Kau lihat orang di sebelah hyung-mu itu?"

Hyunjin mengangguk.

"Lebih baik kau di sini sebelum dia membunuhmu, paham?"

Hyunjin mengangguk lagi dan Minho tertawa "mau bicara?" tanya Minho melihat keraguan di wajah Chan.

Chan mengangguk singkat dan kemudian bangkit dari posisinya. Setelahnya dia masuk ke dalam kamarnya diikuti Minho.

"Ada apa?" tanya Minho.

"Kau mau ke mana?" tanya Chan balik.

"Maksudmu?" tanya Minho berpura-pura.

"Setelah misi kita yang terakhir itu.. Kau mau ke mana?"

"Entahlah, sepertinya aku akan mencari tempat dulu,"

"Apa aku masih bisa menghubungimu?"

"Sepertinya bisa jika aku tidak mengganti nomor ponselku," jawab Minho asal.

"Memangnya kau mengganti nomormu sebelum kesini?"

"Tidak sih, hanya saja.. Ya, pokoknya begitu. Nanti aku kabari jika aku ganti nomor,"

"Janji?"

Minho menggigit pipi dalamnya, "janji,"

"Apa.. Apa aku boleh menciummu?" tanya Chan ragu.

"Kau bertanya?"

"Uh, memangnya kenapa?"

"Astaga Chris, untuk apa kau bertanya? Tentu saja boleh,"

Chan terkesiap. Dia tidak tau kalau akan semudah ini. Dia pikir dirinya akan ditolak.

"Pemikiran aneh macam apa itu?" komentar Changbin saat Chan merasa tidak percaya diri.

Chan mendekatkan wajahnya pada Minho lalu menempelkan bibir mereka berdua. Awalnya sih biasa saja. Namun Chan memberikan lumatan pelan yang membuat Minho mau tidak mau membalasnya.

Chan tersenyum di sela-sela ciuman itu.

'Manis seperti orangnya,' pikir Chan.

Tidak sadar saja jika laki-laki di depannya itu sudah kehabisan oksigen.

Setelah mendapat tepukan di bahunya, barulah Chan sadar kalau Minho telah kehabisan nafas. Chan lantas segera melepas ciuman mereka menatap Minho di depannya dengan wajah yang memerah serta bibir yang berdarah akibat ulahnya menggigit bibir itu berkali-kali.

"Cantik," bisiknya pelan.

-

To Be Continued

[Monday, May 20 2024]

Two Faced • Banginho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang