Tiga minggu berlalu sejak Minho kembali, namun Hyunjin belum juga terlihat. Sementara Chan sendiri sudah siap untuk menginterogasi Hyunjin. Karena dia tau kalau awal dari semua rencana ini pasti adalah Hyunjin.
Klek..
"Minho Hyung! Aku kembali!" ujar Hyunjin yang langsung menerjang Minho yang tengah memasak dengan sebuah pelukan dari arah belakang.
"Astaga Hyunjin.."
"Hyung, apa kau tau? Aku bertemu lagi dengan Felix!"
"Kapan kau bertemu dengannya?"
"Barusan saat aku mau masuk. Sepertinya dia mencari seseorang,"
"Oh.."
"Tapi hyung,"
"Kenapa?"
"Kenapa aku merasakan aura mematikan, ya?" tanya Hyunjin tanpa menyadari jika Chan sudah berada tepat di belakangnya.
"Sebaiknya kau lihat ada siapa di belakangmu," balas Minho.
Hyunjin menoleh dan langsung bersembunyi di depan Minho.
"Kau kenapa?" tanya Minho.
"Kekasihmu itu menyeramkan,"
"Salahmu menyembunyikanku,"
"Kok aku?" tanya Hyunjin kesal.
"Kan kau yang memiliki rencana untuk menyembunyikan aku darinya, dan kaulah awal dari semua rencana ini,"
'Benar sih, tapi kan aku melakukannya karena hyung bilang mau sembunyi dulu,' pikir Hyunjin.
"Sudah sana selesaikan dulu urusanmu dengannya," usir Minho.
Sekitar sepuluh menit kemudian, saat Minho telah menyelesaikan masakannya. Urusan Chan dengan Hyunjin pun turut selesai. Entah apa yang mereka bicarakan.
"Aku pikir kau tak bisa masak," komentar Changbin—yang entah datang dari mana.
"Kalau kau mau mati bilang, ya? Katanya daging manusia yang masih segar rasanya enak," balas Minho tersenyum manis.
Changbin bergidik ngeri sementara yang lain menahan tawa. Minho dan tingkah di luar nalarnya memang sesuatu yang sangat menyeramkan.
"Oh iya, ngomong-ngomong kapan kalian berdua akan melangsungkan pernikahan?"
Minho yang saat itu sedang minum tersedak karena pertanyaan tiba-tiba dari Hyunjin. Begitu pula dengan Chan yang baru menyendok makanan buatan Minho.
"Mungkin nanti," jawab Chan.
"Pokoknya kau harus mengundangku." tukas Hyunjin.
"Memangnya kau siapa?" balasnya sinis.
"Aku calon adik iparmu," balasnya sengit.
'Astaga mereka ini,' batin Minho tak habis pikir.
"Mana sudi aku jadi kakak iparmu," balas Chan lagi.
"Hyung!" rengek Hyunjin.
"Selesaikan apa yang kalian mulai,"
Ingatkan Minho untuk mengurung mereka dalam satu ruangan nanti.
- Two Faced -
Setelah melalui perdebatan panjang yang entah kapan akan berakhir, Minho memilih untuk pulang ke rumahnya sendiri.
Tadinya Minho berniat untuk langsung merebahkan dirinya di kasur. Namun, dering ponsel di atas meja membatalkan niat Minho yang kemudian memilih untuk mengangkat panggilan.
"Ada yang mencarimu, hyung,"
"Siapa?"
"Itu, Lee Felix,"
"Suruh dia ke rumahku saja,"
"Baiklah,"
Setelahnya Minho memutus panggilan. Sepertinya Felix ingin membicarakan sesuatu dengannya.
Dan tak lama kemudian terdengarlah suara bel yang ia yakini sebagai Felix.
Kalau Hyunjin sih sudah pasti akan langsung menerobos masuk.
"Maaf apa benar Anda Lee Minho?" tanya orang di depannya yang ia yakini sebagai Felix.
"Iya, benar. Ada apa?"
"Sebelumnya maaf mengganggu malam-malam begini. Sebenarnya saya sudah lama mencari keberadaan Anda,"
"Ah, silahkan masuk," ucap Minho, "dan, tidak usah terlalu formal," lanjutnya.
"Ah, iya.. Boleh aku panggil Kak Minho?"
"Tentu,"
"Sebelumnya Kak Minho tinggal sama siapa?"
"Aku tinggal sendiri. Tapi dulu aku tinggal bersama orang tuaku,"
"Tepatnya di mana?"
"Gimpo? Aku lupa,"
"Sebelumnya maaf lancang. Apa benar orang tua Kakak itu.. Um..."
"Terbunuh? Iya. Sebenarnya apa tujuanmu?"
"Aku ke sini untuk memberi tau Kakak kalau Kakak itu punya saudara,"
"Kamu, kan?"
"Eh?"
"Aku tau dari Hyunjin, dia sempat menyelidiki tentang kamu sedikit karena katanya kita mirip,"
"Jadi begitu.."
"Di mana kamu tinggal selama ini?"
"Aku.. Jauh dari kakak. Entah apa maksudnya, tapi mereka membuatku tinggal di Australia,"
"Sejak kapan kau tau kalau kau punya kakak?"
"Sejak kecil. Tapi Mama dan Papa bilang kalau Kakak sedang sakit dan harus menjalani pengobatan di sini. Aku yang memang masih kecil percaya, aku tidak tau kalau kita sengaja dipisahkan," jelasnya.
"Apa kau tau alasannya?"
"Kenapa?"
"Karena seharusnya aku yang mati, bukan mereka,"
"Maksudnya..?"
"Biar ku ceritakan. Mama sama Papa punya perusahaan, dan mereka ingin menghancurkan musuh mereka menggunakan jasa pembunuh dengan aku sebagai jaminan. Sampai sini paham?"
Felix mengerjapkan matanya. Apa yang ia dengar dari Minho jauh berbeda dengan apa yang ia dengar dari bibi pengasuhnya.
"Kenapa? Kau terkejut?"
"Tidak.. Aku.. Senang karena Kakak masih hidup,"
Minho tersenyum kecil, "kau datang ke sini sendiri?"
"Iya,"
"Sudah hampir tengah malam. Lebih kau menginap,"
"Eh? I-iya Kak,"
- Two Faced -
Hyunjin mengerang kesal.
Ini yang dia takutkan.
Hyung-nya akan lebih perhatian pada Felix dari pada dirinya.
"Kau ini kenapa, sih?" tanya Jisung yang tak tahan melihat Hyunjin yang terus berguling di lantai sambil bergumam tak jelas.
"Hyung.. Jangan lupakan aku.."
"Karena Felix?" tanyanya.
Hyunjin mengangguk pelan.
"Astaga kau ini. Setidaknya biarkan mereka bersama dulu, baru nanti kau boleh menempelinya lagi," balas Jisung menjitak pelan kepala Hyunjin.
"Tetap saja.."
-
To Be Continued
double update lgie
[Tuesday, May 28 2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Faced • Banginho [✓]
Fiksi PenggemarSemua orang bermuka dua. Tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa dipercaya di dunia ini. Termasuk Lee Minho, seorang laki-laki yang kini jadi rekan satu tim Chan untuk menjalani misinya beberapa bulan ke depan. warn!! - fiction ≠ real - harsh wor...