Bab 1

731 70 10
                                    

Bersiaplah untuk bertemu mereka guys... Jangan lupa vote dan komen ya 😄






 Jangan lupa vote dan komen ya 😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Mungkin banyak typo yang bertebaran!






Kriing! Kriing! Kriing!

Suara jam alarm yang berbunyi di dalam kamar itu tidak mereka perdulikan. Lima cowok yang berada di ranjangnya masing-masing itu terlihat menutup telinga. Bukannya bangun karena hari sudah pagi, mereka malah kembali tidur dan tidak memperdulikan alarm yang berbunyi.

"Aduhh... Bang, matiin dong alarmnya!" Dengan suara khas bangun tidur, si anak bungsu meminta kepada Abang nya yang tidur diranjang bawah untuk mematikan alarm. Ia menutup telinganya dengan bantal karena suara berisik alarm itu. Mereka berlima memang satu kamar dengan ranjang yang sengaja dibuat bertingkah.

"Mmm...!" Cowok yang dipanggil abang menuruti perkataan sang bungsu, jika tidak dituruti, adiknya itu pasti akan merengek.

Alarm sudah mati, mereka pun lanjut tidur kembali. Matahari pagi yang sudah memancar menembus tirai jendela tidak mereka hiraukan, padahal pagi ini kan mereka harus berangkat ke sekolah.

Di kamar lain, empat orang pemuda sudah bersiap-siap dengan pakaian mereka, berbeda dengan kelima cowok yang tadi, mereka malah sudah mandi semua.

"Zay, lo udah mandi, kenapa malah tidur lagi!" Tegur Prince, anak keempat termuda diantara mereka. Ia yang mempunyai sikap lembut. Perlu dicatat juga, Prince tidak pernah mau memanggil mereka dengan sebutan abang ataupun kakak. Hal itu karena ia merasa tidak cocok saja untuk dirinya, sebab ketiga Abangnya itu tubuhnya kecil dan pendek dari dirinya.

"Iya, kebo amat lo!" Tambah Harsa, kakak tertua.

"Hyung, bangun nggak lo, kalau nggak bangun. Gue siram ya!" Ancam Alex, anak ketiga setelah kakak tertua. Ia yang paling mempunyai sikap tegas diantara mereka.

"Mm... Gue masih ngantuk... " sahut Zayyan, kakak kedua tertua. Cowok itu memang sering tidur lagi setelah mandi pagi, ini kebiasaan Zayyan yang sulit dihilangkan dari dirinya.

"Elo mah kebiasaan Zay, kalau kayak gini terus, lo mau jadi apa!" ucap Harsa sambil memasukkan buku yang akan ia bawa ke tas ranselnya.

"Hm... Gue mau jadi Dokter Hyung..." sahut Zayyan setengah sadar.

Alex terkekeh geli. "Mau jadi Dokter, tapi kerjaan lo molor terus, gimana konsepnya coba, dan lagian juga lo nggak kuliah di jurusan kedokteran!" ucapnya sangat tidak berperasaan.

Zayyan memang ingin menjadi dokter, tapi sang Ayah tidak mendukungnya, alhasil ia masuk ke perkuliahan ekonomi bisnis. Hal itu juga terjadi kepada Harsa, keduanya sama-sama kuliah di jurusan yang sama. Padahal keduanya mempunyai cita-cita tersendiri yang ingin sekali mereka gapai.

About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang