Bab 24

136 18 2
                                    




Jangan lupa vote dan komennya soblis yang ak sayangin 🥰😘😍 sebelum baca tekan dulu bintang yang ada dipojok kiri bawah ya, walaupun cerita nggak sesuai dengan kemauan kalian, tapi kalian harus tetap menghargai penulis dengan cara itu ☺







Jangan lupa vote dan komennya soblis yang ak sayangin 🥰😘😍 sebelum baca tekan dulu bintang yang ada dipojok kiri bawah ya, walaupun cerita nggak sesuai dengan kemauan kalian, tapi kalian harus tetap menghargai penulis dengan cara itu ☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak typo bertebaran!








Delapan saudara sedang menikmati sarapan pagi dengan damai, hanya Waldi yang tidak ada diantara mereka. Kemana cowok itu pergi, mereka tidak tau.

Zayyan melihat kearah Leo, cowok tersebut berinisiatif mengambil paha Ayam goreng untuk diberikan kepada adiknya itu. Dari kemarin sampai sekarang, Leo masih tidak mau berbicara kepada mereka, kecuali dengan Alex.

"Ini makan banyak-banyak, ntar lo sakit" Zayyan yang meletakkan paha Ayam goreng di piringnya itu tidak mendapatkan respon dari Leo dan tidak juga mendapatkan penolakan.

"Lo kenapa sih Le, perasaan dari kemarin lo ngediamin kita kecuali dengan Alex?" tanya Harsa.

Leo diam tidak menjawab. Cowok tersebut fokus menyantap makanan yang ada di piringnya.

Harsa hanya menghela nafas ketika pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban dari Leo.

"Bang Waldi kemana, pagi-pagi kok udah nggak ada?" tanya Syakir mengalihkan pembicaraan.

"Gue liat sih keluar, kayaknya kerumah Leta" jawab Davin. Hal tersebut membuat Leo menggerakkan matanya sebentar kearah anak itu lalu segera mengalihkannya lagi, tentunya itu tidak disadari oleh mereka yang ada di sekitar.

"Kenapa, tumben? Perasaan tu anak nggak terlalu dekat sama Leta"

Davin hanya mengangkat bahunya acuh.

"Tapi emang agak aneh sih, bayangin aja. Seorang Waldi tiba-tiba perhatian dengan Aleta pas tu anak pingsan kemarin, terus sekarang nyamperin" ucap Gino.

"Wajar, Aleta udah kita anggap adik sendiri" ucap Prince membuat Harsa segera menyenggolnya untuk memperingati cowok itu jika disini masih ada Leo. Bisa-bisa adik mereka itu semakin marah nantinya.

Seketika ruang makan senyap tidak ada yang bersuara.

Leo yang hendak pergi membuat mereka melihat kearahnya.

"Mau kemana, makanan lo belum habis Le" tegur Alex, cowok tersebut sudah terlihat mendingan sekarang.

"Buat apa gue disini jika Aleta masih kalian anggap adik" sahut Leo tanpa menoleh.

"Lo itu keterlaluan Leo, nggak seharusnya lo marah. Kami anggap Aleta adik bukan berarti lo nggak dianggap" Prince berbicara dengan suara lembutnya.

Diam-diam Harsa juga menyetujui ucapan cowok tersebut, begitu juga dengan Gino, Syakir, dan Davin.

About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang