Bab 26

182 12 6
                                    

Hai guys... Ak up ni, akhirnya... Kegiatan selesai, sedikit beban hilang juga 🤏🤗

Makasih untuk kalian yang udah mau nungguin ak up kembaliii, sayang deh 🥰 wkwkwk. Peluk jauh dongg... Maaf karena cerita ini ak up nya malam ini, sebenarnya kemarin kan? Karena sibuk jadi hari ini 🙏🏻 😁

Cus baca, jangan lupa vote dan komen ya guys...







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Waldi datang dengan tergesa-gesa menahan emosi sambil berjalan kearah kantin sekolah. Cowok tersebut terlihat mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Bisa dilihat betapa marahnya dia sekarang. Wajah yang memerah dan urat leher yang menonjol.

Waldi mengedarkan pandangannya kearah seluruh penjuru kantin sekolah. Semua orang yang ada ditempat itu melihat dengan tatapan bingung. Sebab baru kali ini mereka melihat mantan kapten basket yang biasanya tenang itu kini terlihat sangat marah sekali.

Waldi menghentikan pandangan matanya kearah satu orang yang ada di tempat itu. Yakni kapten basket baru di yang telah menggantikannya.

"LEO!"

Semua penjuru kantin seketika menoleh dan terkejut ketika mendengar suara keras dari Waldi yang memanggil nama adiknya itu.

Leo menoleh dan langsung menghampiri abangnya itu dengan wajah santai.

"Kenapa? Gue ada salah lagi?"

Waldi mengepalkan tangannya semakin kuat, tanpa perlawanan ia dengan bebas memberikan satu pukulan kearah pipi kanan Leo, sehingga membuat semua orang terkejut setengah mati. Bagaiman bisa cowok tersebut memberi pukulan kepada adik kandungnya sendiri.

Leo mundur beberapa langkah ketika pukulan kuat itu mengenai wajahnya. Leo menyeka sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya itu. Cowok tersebut terseyum sinis.

"Salah lagi gue, perasaan lo manusia paling benar deh" ucap Leo sambil terkekeh remeh.

Bisa dipastikan sekarang suasana kantin sedang tidak baik-baik saja. Suasana ricuh dan bisik-bisik dari para murid mengenai kedua saudara itu mulai terdengar.

"ELO, ELO MANUSIA PALING EGOIS YANG PERNAH GUE KENAL!" Waldi mencengkram kuat kerah baju sekolah Leo.

"Egois, egois lo!"

"Terus lo maunya gue gimana hah?!" Leo melepas paksa tangan Waldi yang masih menarik kerah bajunya dari depan.

"Harus gue bersujud di kaki Leta?jangankan sujud, liat wajah pembunuh itu aja gue jijik!"

Bugh!

Satu kali lagi. Waldi mendaratkan pukulan kearah Leo, akan tetapi kali ini lebih kuat dari sebelumnya, sehingga membuat sudut bibir Leo semakin banyak mengeluarkan darah.

About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang