Bab 15

150 21 2
                                    


Jangan lupa vote dan komen guys... ☺


















 ☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Harsa berjalan ke arah kantin, cowok tersebut merasa sangat lapar sekali. Mumpung waktu istirahat, ia memilih untuk  makan saja dikantin. Hanya sendiri karena Prince dan Zayyan belum keluar dari kelas mereka.

Seorang gadis dengan gaya tomboy menghalangin depannya. Gadis tersebut membawa kamera persis seperti yang selalu Alex bawa.

"Kenapa lo, gue udah punya pacar" tanya Harsa sekaligus menjelaskan status ia sekarang. Ia pikir cewek itu adalah cewek yang memang ingin mendekatinya karena suka.

"Lo kakaknya Alex kan?" Cewek tersebut malah bertanya balik.

Harsa melongok, merasa malu sendiri. "Hehehe iya, kenapa emangnya?"

"Alex mana?"

"Oo jadi lo ceweknya Alex!"  seru Harsa dengan ekspresi kaget, ia cengengesan ketika melihat ekspresi tidak suka dari gadis yang ada di hadapannya ini, hal tersebut menandakan bahwa gadis itu bukanlah pacar Alex.

"Sorry, soalnya tu anak nggak pernah punya teman cewek, cuma lo doang" Harsa meminta maaf karena telah asal menebak.

"Gue temannya" ralat cewek tersebut karena Harsa sudah salah paham terhadap dirinya.

"Salah lagi gue" gumam Harsa pelan.

"Lo cari Alex? Dia nggak masuk kuliah hari ini, nggak enak badan" lanjut Harsa.

"Gue cuma mau mengembalikan ini, jatuh di mol kemarin" Cewek tersebut memberikan sebuah gantungan kunci kepada Harsa, gantungan kunci Koala milik Alex.

Setelah memberikan itu kepada Harsa, cewek itu segera pergi begitu saja.

Harsa yang merasa bingung hanya diam sesaat. "Kenapa tu cewek bisa tau ini gantungan kunci Alex ya?" Harsa terus berfikir sampai melupakan sesuatu.

"Astaga gue lupa nanya namanya" Cowok tersebut menepuk jidatnya sendiri, bagaimana ia bisa memberitahu Alex jika ia tidak tau nama cewek tersebut.

"Telalu lapar kayaknya"















🐹                  🐹                 🐹












Aleta berjalan dengan lesu di koridor sekolah, ia merasa sangat sedih Leo tidak mau memakan roti tawar yang ia bawa. Bahkan cowok itu membuangnya dengan tega.

Aleta menghela nafas panjang. "Nggak apa-apa deh, palingan kalau Leta selalu bawa Leo juga bakalan makan" Ia seolah melupakan perkataan Leo yang bilang cowok itu tidak akan memakan sarapan yang Aleta bawa sampai kapanpun itu.

About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang