Halo Halo! Selamat datang dilapak ini, jangan lupa ramainkan terus bab selanjutnya ya. Aku sayang kalian... Jangan lupa terus tinggalkan jejak yang banyak.
Banyak typo!"Leo! Leo!
Syakir terus mengejar kemana adiknya itu pergi. Leo dikuasai dengan emosi sekarang, cowok tersebut memang terkadang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri ketika sedang marah.
Mendengar Syakir memanggil namanya dari kejauhan, Leo semakin mempercepat langkah untuk berjalan. Ia terlihat sangat marah dan emosi sekarang. Leo berjalan kearah parkiran setelah mengambil jaket dan tas ranselnya di dalam kelas. Leo menaiki motornya lalu mengendarai benda tersebut dengan laju keluar dari area sekolah. Bahkan bolos saja Leo sudah tidak perduli lagi.
"Sial!" Syakir mengacak rambutnya merasa tidak berhasil mengejar Leo dan mencegah adiknya itu pergi. Bagaimana jika Leo kebut-kebutan di jalan nantinya. Syakir ingin pergi menyusul, akan tetapi tidak ada motor lagi. Adapun sisanya motor Gino dan Waldi, karena mereka memang kesekolah dengan satu motor berdua, hanya Waldi saja yang sendiri.
Syakir berbalik lagi untuk memberitahukan ketiga saudaranya yang masih di UKS. Syakir berlari kearah ruangan tersebut.
"Leo keluar, gue takut dia kenapa-kenapa. Lo pada tau sendiri kan tu anak kalau lagi marah kayak gimana?" panik Syakir terlihat khawatir, hal tersebut juga membuat ketiga orang yang masih ada di UKS tersebut panik, hanya Waldi yang terlihat biasa-biasa saja.
"Te-terus gimana kak?" tanya Aleta ikutan panik, gadis tersebut sampai mau turun dari brankar jika tidak segera ditahan oleh Davin.
"Kenapa nggak lo kejar?" tanya Gino juga tak kalah panik.
"Gimana mau gue kejar, tu anak pakai motornya, lo kan tau kita kesekolah satu motor" sahut Syakir.
"Kenapa lo kasi tu kunci?"
"Mana gue tau dia bakal ambil tu kunci di dalam tas" Syakir mengacak rambutnya lagi, cowok tersebut bingung apa yang harus dilakukan.
"Pakai motor gue" Waldi membuka suara sambil memberikan sebuah kunci motor kepada Syakir.
"Tapi Bang, lo kan nggak-"
"Pakai aja, gue juga nggak mau Leo kenapa-napa. Kalau gue yang kejar, takutnya dia semakin marah" Saking paniknya, mereka sampai tidak menyadari jika Waldi si manusia es itu berbicara sepanjang jalan tol sekarang.
Syakir mengangguk, mengambil kunci motor yang diberikan Waldi, lalu segera keluar lagi untuk mengejar Leo. Syakir berharap Leo belum jauh dari area sekolah.
"Maafin Leta ya kak, Leo pergi gara-gara Leta" Aleta yang merasa sedih, menundukkan pandangannya. Ia menganggap ini semua kesalahannya, jika bukan karena dirinya Leo pasti tidak akan marah dan berakhir kabur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √
FanfictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU ONLINE (Shopee) "Untuk laki-laki bernama Muhammad Rifki Fahri Zayyan." Cerita ini mengisahkan tentang mereka. 9 saudara akan menjadi pelengkap dalam cerita. Lika-liku tentang bagaimana caranya menggapai cita...