Cp. 2

622 65 19
                                    

Senin, 30 Mei 20xx
____

"Ayah, Bunda, do'ain aku yaa semoga aku bisa ngerjain tesnya nanti."

Entah sudah keberapa kalinya Aralie mengatakan hal ini, tapi ia terus merasa gugup dan merasa butuh penyemangat untuk hari yang panjang ini.

"Pasti sayang, anak Bunda kan hebat. Bunda selalu berdoa dalam setiap langkah yang kamu ambil."

Kehangatan yang terpancar dari mata Bunda itu cukup membuatnya tenang.

"Apapun hasilnya, Ayah tetap bangga sama kamu."

Ah, kalau sudah begini rasanya Aralie ingin menangis saja. Tekadnya sudah bulat, ia akan mengerahkan segalanya untuk SMA Marukyuu! ya!

"Aku turun dulu yaa! Do'ain aku, lho!" kata Aralie memajukan wajahnya dan menatap Ayah Bundanya bergantian.





Cup




Dua ciuman mendarat di kedua pipinya secara bersamaan. Menimbulkan senyuman cerah pada ketiga manusia di sana.

"Iya sayang. Semangat yaa, bekalnya jangan lupa dimakan, okay?"

"Okay, Bunda."

"Semangat, little William. I love you more than anything."

"I love you too, Ayah."

"Udah sana, teman-temannya udah pada nungguin tuh," tunjuknya pada segerombolan anak-anak di dekat pos satpam.

Aralie mengangguk, mulai membuka pintu mobil dan keluar. Dirinya melambaikan tangan singkat saat mobil berwarna putih itu kembali melaju.

"Okay Aralie, kamu bisa!" ujarnya bersemangat.

"Haiii, kamu ikut tes hari ini ya?" tanya salah seorang perempuan yang berjaga di dekat pintu masuk. Nampaknya mereka adalah 'calon' seniornya di sini.

"Halo Kak," sapa Aralie sedikit membungkuk. "Iya aku jadwal tes hari ini."

"Boleh tau namanya lengkapnya siapa? Mau didata sebentar."

"Abigail Rachel William, Kak."

"Abigail... Tunggu sebentar ya."

Sementara menunggu kakak berkacamata mengecek datanya, Aralie memperhatikan sekitar dan tersenyum menyapa seniornya yang lain.

"Ih gemes banget pipinya bolong," perkataan salah satu senior di sana membuat Aralie sedikit malu.

"Kamu mirip sama seseorang deh," lanjut seniornya itu.

"Kalo boleh tau sama siapa tuh, Kak?"

"Nanti kamu liat sendiri deh, pokoknya dia punya pipi bolong juga kayak kamu."

"Eh dek, dek, kamu isi data dulu sebentar."

Aralie turut menoleh ke belakang, penasaran dengan sosok yang dipanggil seniornya itu.

"Kamu gak bisa asal masuk, harus cek data dulu," omel senior lainnya.

Tanpa sadar Aralie terus menatap pada perempuan yang baru saja ditegur oleh seniornya itu. "Harusnya dia minta maaf gak sih?" batinnya.

"Abigail?"

"Dek?"

"Eh, oh iya maaf, Kak."

Akibat terlalu fokus pada orang lain, Aralie sampai lupa dirinya masih dalam proses pengecekan.

"Data kamu sudah dikirim melalui email, ya. Sehabis ini tunggu di ruang aula, akan ada sambutan dan pengumuman penting sebentar."

"Ah, baik, Kak. Terima kasih."

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang