Cp. 4

2.2K 204 32
                                    

Senin, 10 Juli 20xx
____

Baru sampai depan pos satpam rumahnya, motor yang dikendarai Delynn berhenti di sana. Rasanya ada yang janggal.

Ah, iya, plester itu tak ia pakai.

"Udahlah ga penting juga," monolog Delynn kembali mengendarai motornya menuju sekolah.

Sejujurnya Delynn tak berpikir ia akan bertemu kembali dengan Aralie, perempuan yang membantu dan menghabiskan waktu bersamanya beberapa jam di hari kemarin. Sikapnya yang terkesan tak peduli dan tak banyak bicara pasti membuat perempuan itu tak nyaman.

Tapi... Dari yang ia amati kemarin, perempuan itu tak menunjukkan perasaan tak nyaman seperti yang dilakukan banyak orang padanya. Tatapan tulus dan sikap hangatnya membuat Delynn tak enak hati.

Maka dari itu meski kemarin Aralie telah meminta untuk mengirim pesan saat ia tiba di rumah, ia tak melakukannya. Saat Aralie memintanya untuk tidak berkendara lebih dulu, ia tak melakukannya. Bahkan Aralie memberikan satu pack plester bergambar Disney Princess pun, ia tak menggunakannya.

____

"Kamu macem-macem aja deh! Udah tau masih luka luka gitu malah nyetir motor," omel Aralie saat melihat Delynn turun dari motor hitam miliknya.

Sial. Delynn terkejut bukan main mendengarnya. Bagaimana bisa Aralie menyasar hingga area parkir motor? Lokasi itu cukup jauh dari tempat gedung berada.

"Gila! motormu, Del?"

Tak seperti Aralie, Shasa justru terpaku pada motor Harley Davidson yang terparkir di depannya.

"Kak Shasa ih! Ini Delynn habis kecelakaan loh kemarin, malah fokus ke motornya aja!"

"Hah? Kok bisa? Kecelakaan di mana?" tanya Shasa panik.

Delynn hanya memberikan pose jempolnya, mengkode dirinya baik-baik saja. Tapi ada beberapa memar kebiruan di sekitar lengannya.

"Coba liat tangan kamu," pinta Aralie membuat Delynn mengulurkan tangannya.

"Ck, aku kan udah kasih plester buat kamu. Kalo lukanya kena debu kotor kan bisa infeksi, terus kamu pake nyetir motor pula," oceh Aralie merogoh isi tasnya.

"Buat apa kemarin aku kasih plester sama obat pereda nyeri kalau gak kamu manfaatkan."

Aralie dengan telaten memasang beberapa plester di luka Delynn yang terlihat menganga. Lucunya, plester itu memiliki motif princess disney persis yang ia terima kemarin dan membuat tangan Delynn terlihat seperti pintu kulkas yang ditempeli stiker oleh anak-anak.

"Ngomel-ngomel aja deh anak kecil, mending kita langsung ke aula yuk."

Sesampainya di aula, Aralie mengusulkan untuk mengambil posisi duduk paling depan. Mau tak mau keduanya menurut, ditambah Lana yang tiba tak lama kemudian.

"Eh dia yang kemarin?" tunjuk Lana pada Delynn.

"Iya. Ga tau tuh si Aralie tiba-tiba jadi akrab," jawab Shasa.

"Oh. Kok bisa?"

"Dibilang ga tau, tanya aja sana," kesal Shasa.

"Yaudah dong, kok sewot banget tiap ngobrol sama gue," balas Lana tak kalah kesal.

"Eh eh, kalian deket?" tanya Lana pada dua sosok yang sibuk dengan dunia mereka.

"Oh iya kamu belum kenalan ya, Del." Aralie menepuk dahinya.

"Kenalan sana," kata Aralie menatap mata Delynn. Delynn hanya bersikap acuh, menatap Lana sekilas.

"Sombong banget!" Alis Lana menukik kesal.

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang