Satu bulan kembali berlalu. Hubungan antara Delynn dan Aralie semakin erat. Sudah menjadi hal umum untuk melihat keduanya bersama.
Selama waktu itu juga Aralie terus mendampingi Delynn yang memang masih harus menjalani kontrol ke spesialis kejiwaan di salah satu rumah sakit. Meski dirinya hanya bisa menunggu di luar ruangan, namun melihat ekspresi bahagia dan lega Delynn setiap kali meninggalkan ruangan sudah cukup membuatnya merasakan hal yang sama.
Dan mungkin, Aralie tidak mengetahui bahwa beberapa hari terakhir, Delynn hanya bercerita tentang Aralie. Ya, Delynn sudah jarang membahas lukanya. Katanya, luka itu sudah berlalu dan ia berhasil melewatinya. Jadi, ia ingin fokus apa yang ada di depan sana, sembari memulihkan kondisinya.
________
"Kamu mau setting kayak gimana?"
Perempuan itu berpikir sejenak. Sebenarnya, ia bukan tipikal yang bisa merencanakan sesuatu dengan baik. Apalagi jika itu menyangkut orang lain.
"Yang sekiranya Aralie suka?" jawabnya dengan ragu.
"Iya, tapi kamu maunya kayak gimana Delynn..." ucap Erine dengan gemas. Ia sadar Delynn cukup kaku dan sulit mengekspresikan dirinya.
Delynn mengusap tengkuknya bingung. "Gini, deh. Jadi paginya itu aku bakal ajak dia pergi jalan-jalan sekaligus buat belanja. Nah, sementara itu kalian siapin kejutan buat Aralie."
"Inget, ya! Jangan heboh-heboh, yang sederhana tapi bisa menghangatkan suasana," peringat Delynn sembari menatap tajam kumpulan anak SMP yang kelebihan gula di sana.
"Kejutannya mungkin sore, I want to spend a day with her. Nanti aku akan ajak dia ngobrol di tepian pantai, terus kalian datang bawa kue dan bunga buat Aralie. Aku bakal chat kalian kalau udah waktunya."
"Izin interupsi, Ci, justru mencurigakan ga sih kalau Cici tiba-tiba buka handphone?" tanya Regie.
Yang lain mengangguk setuju. "Kalo gitu nanti kita pantau situasi aja, Ci. Aku bakal bawa teropong buat mantau Cici," usul Nina.
"Nah, bisa tuh! Atau ngga, kamu duduk berhadapan sama Aralie, jadi bisa kasih kode ke kita." Oline menimpali.
"Atau kirim chat waktu kalian udah di arah pulang, jadi kita bisa siap-siap." Nala menambahi.
"Kuenya mau yang mana, Del?" tanya Fritzy, tangannya sudah berselancar di salah satu aplikasi pemesanan online.
"Matcha? Strawberry? Strawberry matcha?"
"Okay, strawberry matcha."
"Jadi rencana kita waktu sunset, ya?" tanya Lily memastikan kembali.
"Ih, iya! Suasananya mendukung banget!" dukung Lana.
"Kalau gitu kamu percaya aja sama kita, terima beres! Kamu fokus aja sama rencana yang kamu lakuin bareng Aralie di hari itu. Cari alasan biar dia ga curiga kenapa kalian cuma pergi berdua."
Delynn mengangguk, senyuman tipis melukis wajahnya. "Makasih ya, semua. Semoga kalian juga having fun selama di sana."
_________Kini sudah waktunya mereka melakukan perjalanan yang direncanakan bersama sejak satu bulan silam. Pada liburan pergantian tahun kali ini, mereka sepakat untuk menghabiskan waktu bersama di pantai. Meski harus didampingi oleh orang tua Aralie, Oline juga Ribka sebagai penjaga anak-anak dibawah umur seperti mereka.
"Anak-anak, koper kalian disimpan di bagasi, ya! Jajanan yang sekiranya mau dimakan selama perjalanan bisa dipisahkan dari sekarang."
Gerombolan remaja itu lantas membongkar tas mereka, memisahkan snack yang akan mereka nikmati selama perjalanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me - Aralynn
Fanfic"Just take me anywhere, Adeline. I'll always here for you." "Got it, Abigail. Let's go somewhere and stay with me forever." Warning ⚠ All of this are fictional story and don't bring it into reality. Main story about Aralie and Delynn from JKT48's...