Cp. 16

1.8K 178 50
                                        

Jum'at, 3 November 20xx
_______

Semenjak kejadian rumit pekan lalu, kini hubungan antara Aralie dan Delynn semakin dekat. Bahkan sekarang Aralie seringkali pulang pergi bersama Delynn saat sang Ayah memiliki kesibukan lain.

Delynn pun sudah hafal dengan jadwal Aralie, seperti apa yang perempuan itu pelajari hari ini ataupun jadwal rapat mingguan organisasi.

Kedekatan keduanya pun tak luput dari atensi teman-teman mereka yang bingung dengan perubahan sikap Delynn. Lihat saja Delynn yang selalu datar dan diam itu bisa tertawa terbahak-bahak setelah Nala mengeluarkan leluconnya.

Lana, manusia julid yang seringkali mengejek kegengsian Delynn justru terdiam. Sudah berulang kali matanya terpaku pada Delynn yang kini mengobrol dengan Erine. Kalau dilihat-lihat, Delynn cantik juga, ya? Eh—

"Aralie, Delynn ga ketukar, kan?" tanya Lana menggaruk kepalanya.

Aralie tertawa kecil mendengarnya. "Kenapa mikir begitu, Kak?"

"Gapapa sih, aneh aja. Enggak, aneh banget!"

"Dia kayaknya menghilang beberapa hari buat bersemedi di goa," timpal Nala. "Terus dapat hidayah untuk jadi manusia ramah dan baik hati."

"Maksud kamu sebelumnya Delynn jahat?" ganti tanya Lily.

Delynn yang mendengar percakapan itu lantas membenahi duduknya. "Serba salah," gumamnya.

Sementara Erine hanya tertawa, menyandarkan kepalanya di bahu Delynn. "Delynn baik kok, hangat juga. Kalian ga bisa tau main nilai orang tanpa tau kebenarannya."

"Masalahnya nih ya, dari awal aku ketemu dia 6 bulan lalu juga wajahnya datar aja! Terus tiba-tiba seminggu ini berubah 360 derajat!"

"360 derajat berarti sama aja dong, 180 derajat kali," komentar Shasa membenarkan.

"Eh?" Lana menerawang sejenak. "Eh iya! 180 derajat maksudnya."

"Kayaknya bener sih dia bersemedi di goa terus dapat hidayah. Bisa juga dia meleleh karena cuaca panas Jakarta," ucap Lily menyetujui perkataan Nala.

"Yaudah nanti di-off lagi," ujar Delynn dengan malas.

Sekumpulan remaja itu lantas tertawa. Sepertinya apapun sikap Delynn, ia akan tetap menjadi bahan ejekan di sana. Memangnya apa salahnya sih? Ia kan hanya menjalankan tugas.

"Eyin, nanti kamu pulang bareng Delynn ya? Aku ada rapat hari ini," ucap Oline.

Erine mengangguk, kemarin juga ia pulang bersama Delynn karena Oline dan Aralie harus menghadiri rapat. "Gapapa kok, Oyin. Kamu semangat ya rapatnya."

"Kita ga jadi mukbang mie ayam dong, Zy?" protes Nala, sudah dipastikan Fritzy dan Shasa juga menghadiri rapat.

"Maaf ya, Bu Shani minta rapat mendadak," jawab Fritzy merasa tak enak karena harus membatalkan janjinya lagi.

"Kalo gitu aku nebeng kamu, ya!" kata Lana menatap sepupunya itu. Jarang sekali Nala mau memboncengnya dengan sepeda.

"Ngga, berat tau! Mending aku bonceng Lily," tolak Nala lebih dulu.

Lily lantas menggeleng. "Aku ada jadwal Japanese Club hari ini.'

"Kan! Emang takdir kamu hari ini ya bonceng aku." Lana berseru senang, mengundang dengusan kecil Nala.

"Telfon aku aja kalau rapatnya udah selesai. Ayah tadi bilang hari ini pulang telat, jadi ga bisa jemput kamu." Delynn mengusap lembut pucuk kepala Aralie, membuat sang empu menoleh.

"Ayah chat kamu?" Delynn mengangguk.

"Kenapa ga chat aku?" tanya Aralie lagi.

"Mungkin kamu belum baca chat," balas Delynn, tak mungkin Ayah satu anak itu tak mengabari apapun.

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang