Sabtu, 4 November 20xx
_______Tak seperti manusia pada umumnya, di hari libur seperti ini justru dua pemeran utama dalam cerita sudah siap menjalani hari. Mereka memang belum mandi, tapi setidaknya sudah mencuci muka dan menggosok gigi.
"Mau cari sarapan di mana, Del?"
Itu dia.
Aralie menuruni tangga dengan perlahan, ia sempat kembali ke kamar untuk berganti pakaian dan mengambil tas kecil miliknya. Sementara itu Delynn menunggu di dapur sembari menikmati teh hangat yang Aralie sajikan sebelumnya.
"Kamu maunya sarapan apa?" balik tanya Delynn.
"Kalo jam segini yang udah jualan apa aja?" Aralie mengecek ponselnya, baru pukul 05.50. "Aku pengen bubur ayam deh."
Delynn mengangguk singkat. "Yuk, mau sekarang aja? Aku tau penjual bubur ayam yang enak."
"Boleh. Tapi naik motor kamu aja, ya?" bujuk Aralie.
Tadi Delynn memang sempat menawarkan pergi menggunakan mobil milik Shasa, dikarenakan udara pagi yang cukup dingin setelah diguyur hujan semalaman.
"Naik motor aja?" tanya Delynn ragu. "Nanti kamu kedinginan."
Aralie mengembangkan senyumnya, meraih lengan Delynn untuk ia peluk. "Justru kalo aku kedinginan bisa meluk kamu."
______
Setelah menempuh 20 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di warung bubur milik Mang Aby. Delynn memperhatikan warung yang nampak sepi, di mana penjualnya?
"Bubur spesial?"
"Astaga!"
Keduanya terkejut bukan main saat seorang perempuan jangkung muncul dari balik gorden dengan membawa sepiring telur puyuh.
"Bubur spesial kan?"
Delynn mengangguk. "Bubur spesialnya dua, teh angetnya juga dua."
"Mang Aby ke mana?"
"Abah lagi ambil stok bubur di rumah," jawab perempuan tadi sembari menyiapkan pesanan mereka.
"Kamu kenal pemiliknya, Del?" tanya Aralie dengan wajah penasaran.
"Kenal dong! Mang Aby ini penjual langganan aku kalau aku kelaparan. Teteh yang di sana, itu anaknya."
"Siapa namanya?"
Delynn yang tengah mengunyah kerupuk pun terdiam. "Antara Dena dan Daisy. Anaknya kembar, aku ga hafal."
"Dasar!" kekeh Aralie yang dibalas senyuman malu oleh Delynn.
"Mau beli buat anak-anak sekalian ga?"
"Nanti aja setelah ini, mereka juga belum ada yang bangun."
Delynn hanya mengangguk. Matanya kemudian memperhatikan sekitar yang tampak sepi. Kalau dilihat, tak ada yang berubah semenjak kepindahannya 4 bulan lalu.
Kawasan di sana memang sepi, tak banyak kendaraan yang lalu lalang. Belasan tahun tinggal pun, Delynn tak banyak mengenal tetangganya selain yang ia temui sekilas di warung bubur milik Mang Aby.
"Habis makan nanti, mau ke suatu tempat dulu ga?" tawarnya lagi pada Aralie.
"Boleh, mau ke mana?"
"Kita jalan kaki sekitar sini aja, mau?"
"Iyaaa sayangku."
Delynn tanpa sadar memeluk Aralie dengan riang, ia tak sabar ingin memberitahu Aralie tentang semuanya. Termasuk bangunan berwarna abu-abu yang ada di ujung jalan sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me - Aralynn
Fanfiction"Just take me anywhere, Adeline. I'll always here for you." "Got it, Abigail. Let's go somewhere and stay with me forever." Warning ⚠ All of this are fictional story and don't bring it into reality. Main story about Aralie and Delynn from JKT48's...