Jum'at, 1 September 20xx
______Seperti yang direncanakan, segerombolan remaja itu sudah memenuhi sebuah kamar dengan banyaknya lukisan dan penghargaan di sana.
Nala, sang tuan rumah sudah dibawa pergi oleh Lana dan Shasa agar teman mereka yang lain dapat leluasa menyiapkan kejutan sore nanti.
Nala tak menaruh curiga untuk itu, sebab mereka sepakat memberinya ucapan ulang tahun tepat pada pukul 00.00 tadi. Ya, sangat effort sekali bukan? Walaupun Delynn hanya mengirimkan pesan '🎉' tapi tak apa apa.
Dan soal Lana, perempuan itu berjanji memenuhi keinginannya hari ini. Nala pun setuju, sebuah kesempatan yang bagus untuk mengosongkan dompet sepupu tersayangnya. Shasa... Tentu saja dia jadi supir hari ini.
Kembali ke kamar bernuansa putih tadi, kini Oline selaku manusia tertinggi di sana bertugas memasang berbagai dekorasi pada ketinggian tertentu dibantu Erine yang menjaga keseimbangan Oline di atas kursi.
Sementara itu Lily dan Fritzy bertugas meniup balon yang mereka beli, karena tak ada dari mereka yang ingat untuk membawa pompa balon.
"Udah ah, aku engap tau," keluh Lily dengan santai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Nala.
"Aku juga," timpal Fritzy setelah menghitung jumlah balon yang berhasil keduanya tiup. "Udah cukup kok, ada 16."
Lily akhirnya bernapas lega. "Btw, kalian haus ga sih?"
Ketiga manusia di sana serempak mengangguk. Tangan Lily kemudian meraih ponselnya, berencana memesan melalui aplikasi online.
"Titip Aralie aja, mereka kan lagi ambil kue," usul Erine turut mendudukkan diri di samping Fritzy.
Benar juga...
"Nih Aralie lagi beli minum buat kita," kata Fritzy menunjukkan ponselnya.
"Aralie emang paling paham," puji Erine tertawa kecil.
"Eh, kamu mau ngapain?"
"Ngantuk, Rin. Shasa juga bilang mereka pulang 2 jam lagi setelah nonton bioskop," jelas Oline memposisikan kepalanya di atas paha Erine.
"Terus aku gimana?" protes Erine.
"Ya kamu ikut rebahan aja, aku cuma butuh bantalan," jawab Oline mulai memejamkan matanya.
Erine tak lagi bicara, tangannya mengusap lembut dahi milik Oline dengan senyuman di wajahnya. Tapi tak membohongi wajahnya terlihat mengantuk.
Lily? Entah sejak kapan perempuan itu terlelap memeluk guling berbentuk singa milik Nala.
"Yaudah kalian istirahat aja di sini, aku mau ke depan sebentar," pamit Fritzy meninggalkan ruangan.
Hening.
"Tidur, Rin."
"Hm?"
"Sini." Oline segera merubah posisinya dan menarik Erine untuk turut merebahkan diri di sampingnya.
"Perfect," lanjut Oline kala Erine memeluk tubuhnya.
Pada akhirnya, ketiga manusia sana sudah sibuk menjelajahi mimpi masing-masing.
_______
"Kamu mau tunggu di sini atau ikut masuk?" tanya Aralie pada Delynn yang tengah memarkirkan motornya.
Delynn terdiam sejenak, cuaca hari ini cukup terik dan topi yang ia pakai pun tak membantu banyak.
"Aku ikut." Delynn berlari kecil dan bergegas membuka pintu, mempersilakan Aralie masuk lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me - Aralynn
Fiksi Penggemar"Just take me anywhere, Adeline. I'll always here for you." "Got it, Abigail. Let's go somewhere and stay with me forever." Warning ⚠ All of this are fictional story and don't bring it into reality. Main story about Aralie and Delynn from JKT48's...