Cp. 14

627 63 39
                                    

"Jadi Papi kamu terjerat kasus pencucian uang?"

Delynn mengangguk. Sesampainya di lantai bawah tadi, Delynn segera menjelaskan alasan dirinya dengan sengaja mengabaikan keberadaan keluarga Aralie beberapa waktu terakhir.

Ia merasa malu, takut dan berbagai perasaan lainnya yang membuat jantungnya bergedup kencang dan berkeringat dingin. Ia hanya tak ingin semua citra baik keluarga William hancur karenanya.

"Kalau Ayah Bunda tau, saat ini ramai kasus pencucian uang terbesar yang dilakukan oleh oknum berinisial W, itu Papi, Papi Wijaya."

Pasangan dewasa di sana lantas bertukar tatap, tak langsung memberikan respon seperti sebelumnya.

"Kamu yakin? Itu semua masih dalam pemeriksaan, kan?" ganti tanya Bunda.

"Kamu harus percaya Papi kamu. Kamu tau betul pekerjaannya selama ini," lanjutnya.

Delynn lantas menggeleng. "Delynn sama sekali ga dekat sama Papi. Delynn ga tau pekerjaan apa yang Papi lakukan, bahkan dalam satu bulan hanya beberapa kali Papi pulang, itupun ada banyak bodyguard di sekitar Papi."

"Bagaimana bisa kamu tidak kenal Papi kamu sendiri?"

Saat suara bass itu mengudara, Delynn merasa paru-parunya semakin tercekik. Jangankan untuk bicara, mengatur napas pun rasanya begitu sulit.

Tidak.

Tolong, jangan lagi.

Delynn menggeleng kuat, tangannya langsung terkepal dan mencengkram erat kepalanya, berharap suara bisikan yang mengisi kepalanya dapat menghilang.

"Delynn? Delynn bisa dengar Bunda?"

"Delynn ikut apa kata Bunda, ya? Take a deep breathe... Slowly... It's okay... Kami ga nuntut kamu untuk langsung cerita keseluruhannya, it's okay..."

"It's okay, Delynn..."

Delynn mengikuti instruksi yang diberikan, kepalan tangan di kepalanya sudah disingkirkan, napasnya perlahan kembali. Tapi justru air mata mengalir di wajahnya, rasa sesak itu terlepaskan.

"Mami Papi bertengkar hebat 10 tahun yang lalu, saat itu Delynn masih di sekolah. Sampainya di rumah, semua jejak keberadaan Mami sudah hilang, hanya ada Papi dan bukti amarahnya."

"Awalnya Delynn pikir Mami pergi menenangkan diri, tapi ternyata Mami belum kunjung pulang. Akhirnya Delynn memberanikan diri untuk bertanya ke Papi."

Delynn mengambil napas sejenak, ingatan itu terekam jelas di kepalanya.

____

Flashback on.

Delynn kecil begitu penasaran dengan keberadaan Ibunya. Wanita yang selalu menyambut hangat ketika dirinya tiba di rumah menghilang begitu saja.

Kala itu Delynn memasuki rumah dalam gendongan Pak Aziz, supir pribadi keluarga Wijaya. Tak biasanya perempuan kecil itu bertemu sang Papi di waktu yang tergolong pagi, apalagi melihat kondisi rumahnya tak bisa dikatakan baik.

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang