Cp. 12

457 54 10
                                    

Kamis, 4 Oktober 20xx
_____

Tak terasa sudah 3 bulan lamanya para remaja itu merajut mimpi di SMA Marukyuu yang terletak di tengah kota. Kini sekolah itu tengah sibuk mempersiapkan era kepimpinan baru dalam organisasi sekolah mereka.

Mading utama sekolah mulai dipenuhi berbagai visi misi yang dijanjikan oleh para pasangan calon pemimpin beserta wakilnya.

Sekolah ini juga tidak melakukan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap peserta didik, melainkan hanya mereka yang berminat untuk menjadi bagian organisasi saja.

Dari 9 remaja di sini, hanya 4 dari mereka yang melakukan rangkaian kegiatan di Bandung pada minggu lalu. Hanya ada Oline, Aralie, Fritzy dan Shasa.

Kelima remaja lainnya bertugas mendukung pasangan Oline - Aralie yang saat ini dicalonkan sebagai ketua dan wakil di nomor urut 5.

Satu sibuk, semua sibuk.
Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini. Selama satu minggu penuh, sekolah meniadakan kegiatan belajar mengajar dan terfokus para era kepemimpinan baru baik dalam organisasi maupun ekstrakurikuler.

____

Aralie POV.

Aku menghela napas, akhirnya rencana program yang aku rancang bersama Oline disetujui setelah kami berdiskusi panjang. Aku melirik ke meja tempat bertulisan 'GR' yang mana para pasangan calon lain menyerahkan berkas mereka pada Ci Gracie dan Kak Greesel di sana.

Ci Gracie sibuk meneliti berkas itu dan Kak Greesel bertugas mewawancarai, yaa tak ada bedanya seperti aku dan Oline tadi. Omong-omong, Oline hampir terlelep di sofa yang kami duduki saat ini. Memang, kami mempersiapkan banyak hal semalam di rumahku dibantu Ayah Bunda yang juga memiliki pengalaman dalam organisasi.

"Oline, ke kantin aja yuk?" Aku mulai menggoyangkan bahu Oline.

"Hm? Emangnya udah boleh?" tanya balik Oline.

"Boleh kok. Kalian tinggal persiapkan untuk debat besok aja."

Tiba-tiba Kak Anin menyahut, aku dan Oline sontak menoleh. "Eh iya, Kak. Kalo gitu aku sama Oline pamit duluan ya?"

Kak Anin mengangguk, tersenyum pada kami. "Iya, selamat istirahat sebelum peperangan besok ya, adik-adik."

Aku membalas senyuman Kak Anin sebelum menarik Oline pergi dari ruangan OSIS yang terletak di lorong utama.

"Menurut kamu besok kita bisa ga, Bi?"

Aku yang tadinya sibuk menatap sekitar pun mulai memperhatikan wajah Oline. Tampaknya dia cukup pesimis kali ini.

"Bisaaaa, semua usaha kita pasti terbayarkan! It's okay Coyinn, kita istirahat buat besok yaa, atau kamu mau ke kelas aja?

Oline menggeleng. "Ke kantin aja nanti chat yang lain buat nyusul."

"Btw, kamu tau alasan kenapa Delynn ga sekolah?"

"Delynn?" Aku kemudian menggeleng. "Aku belum ketemu Delynn minggu ini."

"Bukannya kamu bareng Delynn terus?" tanya Oline lagi.

"Semenjak kita kegiatan di Bandung minggu lalu, aku belum ketemu Delynn lagi. Delynn ga kasih kabar apa apa?"

Oline kembali menggeleng. "Udah 3 hari ini dia hilang tanpa kabar."

Aku tak lagi menjawab. Delynn... Ke mana perginya dia?

_____

"Ayah, boleh kita mampir sebentar?"

Pria yang duduk di kursi kemudi itu mengangguk. "Boleh. Kamu mau ke mana?"

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang