Cp. 9

608 65 32
                                    

Sabtu, 19 Agustus 20xx
________

Pukul 9 pagi, kediaman William itu telah ramai dengan suara khas masakan dan gemericik air. Aralie mengumpulkan nyawanya sejenak sebelum mengangkat tangannya dan melakukan beberapa peregangan.

Dengan langkah gontai, Aralie bergegas menggosok gigi dan mencuci wajahnya, ia sedang terlalu malas untuk mandi. Perempuan itu kemudian mulai meninggalkan kamarnya, berencana mengecek menu apa yang tersedia pada pagi yang cerah ini.

"Good morning."

"Morning, sayang. Tidurnya nyenyak?" Aralie mengangguk kecil, mencium cepat pipi Bunda tersayangnya.

"Ayah ke mana?"

"Tadi sih di halaman depan, coba kamu cek gih."

Belum sempat Aralie menyusul, sang Ayah telah tiba dengan sekantung kresek hitam dan menyimpannya di wastafel.

"Eh cantiknya Ayah udah bangun."

"Itu apa, Yah?" tanya Aralie penasaran.

"Strawberry~ Ayah habis panen banyak strawberry sama Delynn."

Aralie melompat senang. Hal itu membuat dua orang dewasa di sana turut tersenyum.

"Kamu tolong bantu Bunda bersihin strawberry, ya. Ayah mau ke depan lagi."

"Siap, Kapten!" Aralie memberi hormat, langsung mengerjakan tugasnya.

"Bunda masak banyak banget, tumben deh."

Aralie sesekali menoleh pada masakan Bundanya itu, ditambah ada beberapa kotak bekal tersusun rapi di meja.

"Ayah kamu itu ngajak piknik."

"Tiba-tiba banget? Dalam rangka apa?" tanya Aralie bingung.

Wanita itu mengedikkan bahunya. "Ayah kamu tiba-tiba minta Delynn ke sini, terus ngide buat piknik bareng."

Aralie yang tengah memisahkan daun pada buah strawberry itu terpaku. "Ada Delynn?"

"Bukannya Ayah udah bilang ya kalau lagi panen bareng Delynn?" tanya balik sang Bunda.

Mata Aralie sontak membulat, berlari kecil menuju halaman depan rumahnya dan melihat Delynn tengah sibuk memindahkan pot di sana.

"Adeline? Kamu ngapain?"

Delynn menoleh, hanya untuk menemukan Aralie masih dengan piyama berwarna biru tepat di depan pintu. Delynn hanya tersenyum, kemudian melambaikan tangannya.

"Tolong ajak Delynn dan Ayahnya kamu itu masuk, sayang!"

"Ayah, Delynn, diminta masuk sama Bunda!" teriak Aralie menyampaikan perkataan Bundanya.

Sang Ayah lantas masuk lebih dulu, sementara itu Aralie dengan sengaja menunggu Delynn yang masih sibuk mencuci tangannya.

"Kamu sejak kapan di sini?"

"Kisaran jam tujuh,"  jawab Delynn mulai menyusul langkah Aralie.

Kedua remaja itu akhirnya tiba di meja makan, hanya ada buah-buahan dan susu hangat yang tersaji di tempat mereka. Setelah membaca doa bersama, mereka mulai menikmati hidangan masing-masing.

Take Me - AralynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang