Bab 26: Pesta Pernikahan

17K 1.1K 70
                                    

Ballroom hotel mewah, salah satu fasilitas hotel bintang lima milik keluarga Bhagawan yang biasa disewa untuk acara-acara penting kaum borjuis, kini, dipakai Bhaga untuk pesta pernikahannya bersama Almira. Kerlap-kerlip hiasan ballroom dan lampu-lampu dekorasi yang cantik menambah nuansa kemegahan pada pesta siang ini. Raja dan ratu sehari, sang empunya acara tengah sibuk menyalami para tamu yang hadir. Tak hentinya Bhaga menarik dua sudut bibir, menyengir tidak ada habisnya. Pipinya kebas, ia sadar. Namun, ini adalah hari bahagianya dan Almira, pastinya Bhaga sedang merasakan bahagia yang sangat luar biasa.

"Congrats, Bhaga!" Sang tamu memeluk pengantin pria sembari menepuk-menepuk punggung Bhaga memberi selamat. Mata sang tamu bergulir, melirik pengantin perempuan dan memberi senyum menggoda. Pria itu memajukan wajahnya menatap Bhaga sembari menaik-turunkan alis. Ia berkata, "Cantik, ya?"

"Extraordinarily beautiful," sahut Bhaga tak kalah memuji sang istri.

Tamu tersebut tertawa dan terbatuk kecil. "Oho, bisa gue lihat dengan jelas kalau ... you fall in love with your nyonya, sangat. Daun muda, nih, Boss ...."

Bhaga menepuk pelan lengan teman dekatnya, "Ah, samanya." Pria itu menggerling ke arah istri temannya. Mereka sama-sama mendapatkan daun muda, tak perlu saling menyenggol.

Keduanya lantas tertawa karier khas bapak-bapak dengan menggelegar. Almira yang berdiri ditempatnya, tampak tertegun mendengar tawa Bhaga yang seperti ini. Seketika, membuat Almira langsung tersadar kalau pria yang sudah menikahinya ini sudah berumur. Sudah masuk dalam kategori bapak-bapak. Perempuan itu speechless, memperhatikan duo Bapak-Bapak yang sedang terlibat percakapan.

"Hei ...." Kini, giliran istri tamu itu yang mendatangi Almira sebelum menginterupsi suaminya dengan mempelai pria bahwa dibelakangnya masih banyak yang mengantri. Mereka bercipika-cipiki, memberi selamat dan juga doa.

"Oh iya, ada kado dari gue sama istri, nanti langsung dibuka, dicoba. Okay? Enjoy the first night with your nurse!" Suara sang tamu terdengar mengecil diakhir kalimat seraya mengedipkan matanya menggoda sang pengantin.

Almira menyerit. Apa maksudnya? Apakah pria itu salah berucap.

Di samping Almira, Bhaga memberi tepukan kencang pada bahu temannya sembari tertawa. Ia sudah menebak apa isi dari hadiah yang diberikan. "Thanks, Lan!"

"Inget, dicoba langsung, nanti kalo suka, DM gue. Gue share tempat pembuatnya ke lo biar banyak koleksi, ahaha ...." Sambil tertawa, pria itu menggandeng tangan istrinya untuk turun dari mobile stage sang pengantin.

"Kamu bisa tebak isi kado dari Fadlan?" bisik Bhaga.

Almira menggigit bibir dalamnya. "Apa?" Perempuan itu mendongak menatap suaminya yang sekarang sedang secerah matahari.

Bhaga tersenyum seraya menggendikkan bahunya tak mau menjawab. Pria itu malah menyambut tamu-tamu yang sudah berbaris rapi untuk memberi selamat kepadanya dan Almira.

Di lain tempat, beralih pada Arawinda dan Anjani. Terlihat, sang budhe tengah membujuk ponakannya untuk menemaninya ke suatu tempat.

"Heh, Ara ayo ikut aku! Temenin aku ini loh ambil makanan. Enak sekali kelihatannya." Tak digubris gadis itu, Anjani malah menggamit tangannya.

Arawinda mendengus. Terpaksa ia mengikuti budhe rasa anak kecil itu tanpa bisa menghindar. Ah, seenaknya saja Budhe Jani ini, menganggu dirinya saja yang sedang menjadi Princess sehari. Dirinya, kan sedang membuat konten dengan Kakek Wira.

"Kalau Budhe mau, tinggal ambil. Kenapa aku harus ikut, sih?!" sungut Arawinda.

Anjani mengentikan langkah kakinya dan menatap Arawinda dengan serius. "Aku loh ndak ngerti orang itu ngomong apa, aku cuma lihatin orang-orang dari tadi. Kamu pasti bisa, kan?" Ditunjuk tempat yang sedari tadi ia inginkan untuk ke sana.

Nyonya Bhagawan (Milikku, Satu dan Selamanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang