Survive 11

1.7K 220 13
                                    

17 Survive

"Delyn.. Hentikan ini!! "

Delyn langsung terdiam, Erine terkejut dan langsung memberontak "Oline.. Takut Olinee.. "

Oline segera tersadar dari lamunannya dan berjalan menghampiri Delyn dan Erine, Lily pun ikut berjalan menghampiri Delyn dan Erine. Delyn yang tersadar ada yang menghampirinya langsung membalikkan tubuhnya dan membalikkan tubuh Erine. Kini posisi Erine dan Delyn menghadap mereka semua dengan posisi yang masih sama, Pisau masih berdiam didepan leher Erine.

"Menjauh.. Atau gw bunuh Sheryn dihadapan kalian.. " Oline terkejut begitu juga dengan Lily.

Sheryn? Ah.. Batin Lily dengan memikirkan siapa itu Sheryn.

"Delyn.. U hear me? Itu bukan Sheryn okay? Sadar ya.. Jangan lukain Erine oke..? " Ujar Lily dengan berjalan perlahan menghampiri Delyn.

Oline masih bingung dengan tatapan Delyn yang sangat berbeda dengan sebelumnya, Delyn terlihat lebih mengerikan dibanding yang sebelumnya. Delyn langsung menodongkan pisau itu dihadapan Lily, Lily langsung menaikkan kedua tangannya.

Dengan sekejap mata, Lily langsung memukul tangan Delyn dan pisau itu terlepas dari tangan Delyn. Lily langsung menarik tangan Erine dan menyeretnya ke arah Oline, Oline yang mengerti maksud Lily langsung menangkap Erine dan memeluknya dengan erat.

"Oline... Takut.. Erine takut.. " Oline langsung berjalan mundur dengan terus memeluk dan mengusap punggung gadisnya itu dengan lembut.

"Shh... Aku disini oke? Jangan takut.. " Oline mencium kepala Erine lalu kembali memeluk gadisnya itu.

Setelah menarik tangan Erine, Lily langsung memeluk tubuh Delyn dengan erat, Delyn yang masih dibawah pengaruh emosinya pun langsung memberontak. Delyn terus menerus memukul dan mendorong tubuh Lily, Lily terus memeluk Delyn dengan erat meskipun badannya merasakan kesakitan.

Lily langsung teringat cara agar pengaruh emosi Delyn menjadi menghilang, Lily langsung menepuk kepala Delyn dengan pelan secara 3 kali lalu mengusap kepalanya dengan lembut. Setelah Lily melakukan itu, berontakan Delyn melemah dan ia mulai melemas. Delyn pingsan secara langsung dipelukan Lily karena pengaruh emosinya yang menghilang.

↓ ↓ ↓ ↓ ↓

Jam menunjukkan pukul 03:02. Setelah kejadian tadi, Oline langsung membawa Erine ke kamarnya dan menenangkan gadisnya itu. Setelah merasa Erine telah tertidur dengan nyenyak, Ia pun mencium pipi gadisnya dan pergi beranjak keluar dari kamar yang digunakan Delyn dengan perlahan-lahan.

Oline berjalan kembali ke tempat ruang tengah, Dimana teman temannya berada. Delyn tertidur di sofa ruang tengah dengan Lily yang setia mengusap tangannya. Regie, Oline, Sasha, Levi dan Lily duduk bersama dikarpet bawah, Lily duduk bersandar dengan sofa tempat Delyn tidur agar bisa mengusap tangan Delyn dengan tenang.

"Sekarang jelasin, Kenapa Delyn hampir ngebunuh Erine? " Tanya Oline dengan tatapan dan nada yang serius, Lily menghela nafasnya lalu mulai menceritakan segalanya.

"Sekitar 7/9 tahun yang lalu, Gw bertemu dengan Delyn. Kita pertama kali bertemu saat Delyn sedang diserang oleh para begal, Gw kebetulan lewat dan yah gw tolongin. Semenjak itu kita temenan dan saling bergantung satu sama lain, Sampai saat itu kita berumur sekitar 12/13 tahun. Gw ngalamin kecelakaan parah dan itu dilakukan secara sengaja. "

Semua orang yang mendengarkan cerita Lily langsung terkejut dan membuka matanya lebar.  Mereka kembali diam dan menyimak cerita dengan serius.

"Setelah kejadian itu, Gw koma sekitar 2 bulan dan itu membuat Delyn depresi karena kehidupan kita yang terbilang saling bergantung satu sama lain. Dia kesepian dan yah karena kesepiannya itu membuat dendam yang menumpuk karena ulah seseorang yang menabrak gw dengan sengaja dan membuat gw jadi koma 2 bulan. Gw ga tau selebihnya gimana, Tapi gw bangun dari koma itu Delyn saat itu sudah berada di dalam penjara. "

17 SURVIVE [GEN 12]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang