09: Antara Skay dan Nesya?!

175 121 12
                                    

Masih setia sama SATH ya..?
Mantap guys, makasih buat kalian semua yang mau mampir kesini.

Jangan lupa komen di setiap paragraf nya yaa!! Votenya juga jangan sampai ketinggalan.
                              .
                              .
                              .
    Happy Reading Saudaraku 🤗

Saat ini Skay sedang berada di supermarket terdekat. Ia mengunjungi tempat ini hanya untuk membeli beberapa cemilan ringan, dan juga mambeli bahan kue titipan Mama nya.

Jemari lentiknya terulur meraih snack happy tos rasa jagung bakar favoritnya. Skay meraih snack tersebut kemudian memasukkan nya kedalam keranjang belanjaannya.

Setelah selesai memilih barang-barang yang harus di beli, Skay melangkah menuju kasir guna membayar nya.

Ini pertama kalinya ia bertransaksi menggunakan uang cash, tak seperti biasanya yang selalu mengandalkan kartu ATM nya atau bahkan kartu hitam miliknya.

Setelah si kasir menyebutkan total belanjaannya, Skay merogoh saku celananya mengeluarkan dompet kecil berwarna pink.

Saat ia menghitung lembaran uang yang ia bawa ternyata hanya berjumlah tiga ratus ribu, sedangkan total belanjaannya tiga ratus lima puluh ribu, yang artinya uang yang ia bawa kurang.

Ia kembali merogoh sakunya mencari ponsel nya, akan tetapi ia lupa kalau ia sengaja meninggalkan benda pipih itu di rumah, padahal ia ingin menggunakan scan saja tadi. Sial!

"Mba, masih lama.?" Tanya laki-laki yang mengantri di belakang Skay.

"Eh, duluan aja, gue masih mau ambil sesuatu, ada yang kurang," bohong Skay.

Jujur saja, ia benci keadaan saat ini, benar-benar memalukan. Apalagi saat ia menyadari kalau laki-laki itu adalah Arel, teman Zero.

Tapi untung saja Arel tidak tau kalau ia adalah Skay yang terkenal cupu di sekolah.

"Totalnya 450 ribu, mau pake scan, debit, atau cash.?" Tanya si kasir.

Arel mengeluarkan kartu ATM nya
"Potong 800 ribu ya mbak, sekalian belanjaannya dia biar saya yang bayar"

Mendengar ucapan Arel membuat Skay melotot tak percaya, sungguh memalukan, ia tidak tahu harus mengucapkan apa kepada Arel.?

Arel tersenyum lebar seraya menyerahkan kantong belanjaan Skay.

"Kenapa lo bayarin gue.?"

"Anggap aja sodaqoh"

"Tapi gue nggak enak sama lo"

"Udah ini, ambil" Arel meraih tangan Skay lalu memberikan kantong belanjaan Skay agar gadis itu mau menerima nya.

"Makasih ya" ucap Skay, Arel tersenyum.

"Kenalin, gue Agarel. Panggil Arel aja biar nggak ribet" ujar Arel mengulurkan tangannya.

"Vinesya" Skay membalas uluran tangan Arel.

"By the way, lo sendiri.? Rumah lo dimana.?" Arel mulai basa-basi sembari melangkah keluar supermarket dengan Skay yang berjalan di sampingnya.

"Iya, karena rumah gue deket, makanya kesini sendiri"

"Emang biasanya sama siapa.?"

"Hehe sendiri juga" jawab Skay terkekeh, Arel ikut tertawa kecil.

"Vinesya.."

"Iya.?" Sahut Skay saat Arel menyebut namanya.

"Nggak apa-apa, nama lo cantik, cocok sama orang nya" ujar Arel mengakui kecantikan gadis itu.

Skay And The Hitz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang