01: Awal di tempat baru

283 147 26
                                    

                         THE HITZ
                                .
                                .
                                .
             SKAY AND THE HITZ
                                 .
                                 .
                                 .
     DONNY PANGILINAN as Zero
                                 .
                                 .
                                 .
         Happy Reading Saudaraku

"Jangan pernah menilai seseorang dari luar penampilan nya. Karena cover tidak bisa menjamin isi dalamnya"

~Skayla Aghata Ghaneysa ~

*************

Sepeda berwarna pink yang terdapat keranjang di depannya dan satu jok tambahan di bagian belakangnnya yang di kayuh Skay mulai memasuki gerbang sekolah yang mewah dan terlihat elegan dengan bangunan bercat putih tersebut.

Skay menghentikan kayuhan sepedanya mencari tempat parkiran khusus sepeda, akan tetapi nihil. Saat ia mengamati luasnya tempat parkiran tersebut, tak ada satupun sepeda disana hanya terdapat sebuah mobil dengan beragam merek dan bentuk nya. Jangankan sepeda, motor saja tidak ada. Hanya terdapat kendaraan beroda empat.

Bagi Skay, ia bodo amat. Ia tetap saja memarkirkan sepeda nya di antara dua mobil yang ada di samping kanan kirinya.

Setelah itu, ia mengamati penampilan nya dari pantulan kaca mobil yang terparkir di sampingnya. Dengan rambut hitam pekat yang di kepang dua dan kaca mata berwarna merah yang ia gunakan sudah menjadi ciri khas seorang Skayla.

Ia sadar dengan penampilan nya seperti ini, ia terlihat cupu. Sehingga ia selalu mendapat perlakuan kasar alias pembullyan dari teman-temannya semasa SMP dulu dan saat ia menjadi siswi di WINUS Semoga di tempat baru ini, ia mendapatkan perlakuan baik.

Saat ia sedang mengamati penampilan nya, kaca mobil perlahan terbuka membuat Skay kaget, bukan karena sosok laki-laki yang ada di dalam sana akan tetapi karena siraman air yang mengguyur nya dan membuatnya basah.

Ia sedikit kesal, Karena masih pagi ia sudah mendapatkan perlakuan jahat seperti ini.

Ini bukan pertama kalinya ia di perlakukan seperti ini, jadi ia sudah terbiasa. Bahkan ini belum seberapa dibanding waktu di WINUS dulu.

"Woi cupu! Minggir lo!" Tegas laki-laki itu.

"Ngalangin jalan orang aja!" Ketus laki-laki di sebelahnya sembari membuka pintu mobil dengan kasar membuat Skay mundur beberapa langkah. Hampir saja ia terjatuh menabrak sepeda nya jika ia tidak menyeimbangkan tubuhnya.

Skay terdiam mamperhatikan dua laki-laki yang keluar melalui pintu tengah, dan tak berselang lama satu laki-laki dengan headband bertuliskan The Hitz yang melingkar di kepalanya, berbadan tegap nan gagah keluar dari pintu depan tempat pengemudi.

Skay memperhatikan laki-laki yang yang terlihat tampan itu dari bawah hingga atas, benar-benar sempurna dan terlihat seperti anak konglomerat.

"Bisa-bisanya orang miskin kayak lo masuk ke Hitz School.? Nyali lo gede ya.? Sampai orang tua lo mampu bayarin pendaftaran di sini!" Ucap laki-laki yang tadi menyiram nya.

"Alah, palingan jual ginjal!" Sahut laki-laki disebelahnya.

Skay tak merespon, pandangannya tertuju pada nametag yang terpampang jelas di almamater ketiga laki-laki itu.

Skay And The Hitz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang