Hello boss 👋🏻 apa kabar kalian semua??
Ada yang baru mampir nggak.?
Intro dong 👉👉👉Jangan lupa komen ya penuhin setiap paragraf nya.
Votenya jangan lupa okeyHappy reading Bosque 🤗🤗🫡
"Lo terlalu tulus buat orang yang nganggap lo nggak serius"
~Zera Rientamy~
**********
Jam menunjukkan pukul dua siang. Sedari tadi Zera menunggu Zero di ruang televisi. Namun laki-laki itu tak kunjung turun, bahkan dari pagi ia tak terlihat sama sekali.
Ia menoleh kearah tangga, namun tak ada tanda-tanda turunnya laki-laki itu. Terpaksa Zera mematikan televisi, beranjak dari duduknya, berniat menghampiri Zero ke kamarnya.
"Kak..." Panggil Zera mengetuk pintu kayu itu.
"Kak Zerooo" untuk kedua kalinya, tetap saja tak ada jawaban dari dalam.
Menyadari pintu tersebut tidak dikunci, Zera pun membukanya dan melihat Zero yang bersembunyi di balik selimutnya. Atau lebih tepatnya ia tertidur menutupi seluruh badannya.
Zera melangkah mendekati kakak nya, membuka bagian atas dari selimut itu, menyentuk kening Zero dengan punggung tangannya. panas, itu yang ia rasakan.
"Kak, are you okay?" Tanya Zera pelan.
Tak ada jawaban dari laki-laki itu, karena khawatir, Zera beranjak dari duduknya hendak mengambil air untuk mengompres Zero, namun langkahnya terhenti saat Zero menarik tangannya dan membuat nya kembali duduk.
Saat Zera sudah kembali duduk di samping nya, Zero menggeser posisi tidur nya, meletakkan kepalanya di atas pangkuan Zera, kemudian meraih tangan adiknya lalu meletakkannya di atas kepalanya.
"Pusing," keluhnya nyaris tak terdengar.
"Are you okay brother?"
"Gue pusing, Ra." Tangan Zera mulai bergerak turun naik memijit pelipis Zero.
"Badan lo panas banget, kak! Berobat yuk" Ajak Zera, namun Zero menolak.
"Mama mana?"
"Mama ikut papa ke kantor. Katanya ada pertemuan sama klien"
"Kak, ini pasti karena lo ujan-ujanan kemarin kan?" Tanya Zera, Zero menggeleng "gue capek, Ra!"
"Lo temenin gue, ya!" Pinta Zero sendu.
"Pastinya kak! Gue bakal selalu jagain lo, sebagaimana lo selalu ada buat gue!"
"Gue tinggal tidur boleh, kan?" Zera mengangguk.
Zero mulai memejamkan matanya dengan menggenggam tangan kanan Zera yang ia letakkan dibawah pipi kanannya. Sedangkan tangan kiri Zera, masih turun naik memijit pelipis Zero.
"Lo terlalu tulus buat orang yang nganggap lo nggak serius kak!" Batin Zera dan air matanya turun tanpa permisi. Untung nya tidak mengenai pipi Zero.
Ia menatap kakaknya itu iba. Ia tau bagaimana keadaan Zero sekarang dan ia tau apa yang di rasakan Zero saat ini.
Tangan mungilnya mengelus lembut rambut tebal itu disela-sela ia memijit laki-laki itu.
"Bahkan kalo gue bukan saudara lo kak, gue mau jadi satu-satunya orang yang masuk kedalam kehidupan lo. Gue mau dicintai dengan tulus oleh laki-laki hebat seperti lo. Gue pengen jadi perempuan beruntung itu kak. Sejauh ini gue bertahan hidup, gue belum pernah nemuin laki-laki setulus lo, kak!" Batin Zera terus meneteskan air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Skay And The Hitz
Novela Juvenil#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ Skayla Aghata Ghaneysa. Menutupi identitas adalah salah satu rencana yang ia lakukan selama ini, agar apa yang pernah terjadi dimasa lalu tak terulang kembali. Karna jika menggunakan identitas yang sesungguhnya justr...