Hello boss 🤗 gimana hari ini.?
Btw, jagan lupa follow yaa biar nggk ketinggalan info.
Kalo misalkan aku nggk update sehari, kalian serbuu aja. Tagihin aku. Oke.??!!!
Happy reading bossque 🤗
Zero mengayuh sepedanya cepat mengejar Skay yang semakin menjauh.
"Sayang, tunggu. Jangan ngebut nanti capek," peringat Zero mengeraskan suaranya.
Hari ini adalah hari libur sebelum besok harus bertempur dengan kertas ujian. Berhubung hari ini adalah weekend, dan orang tua keduanya tak ada di rumah, membuat suasana mendukung untuk menghabiskan waktu bersama.
Semalam Zero tertidur di mansion Skay. Sebenarnya bukan tertidur, memang niat Zero akan menginap disana. Akan tetapi karena merasa nyaman saat tidur di atas paha Skay membuat Zero benar-benar tak sadar jika Skay meninggalkan nya di sofa sendirian, sedangkan ia kembali ke kamar.
Sangat kejam bukan.? Membiarkan pacar nya sendiri tidur di sofa, sedangkan ia pergi tanpa memberitahu Zero. Ya, walaupun Skay menyelimuti Zero sebelum benar-benar pergi.
Tapi tetap saja, Skay tak punya hati karena tega meninggalkan Zero sendirian disana. Sebenarnya yang tidak punya hati disini siapa.? Skay atau Zero.? Entahlah, mereka berdua sama saja.
Zero terus mengayuh sepedanya mengikuti Skay dari belakang, hingga gadis itu berhenti tanpa alasan. Padahal pantai masih lumayan jauh.
"Kenapa.? Kok berhenti.?" Tanya Zero setelah berada di samping Skay.
"Mau itu," pintanya menunjuk ke arah gerobak bertuliskan bubur kacang ijo.
"Nggak jadi kepantai.?"
"Jadi. Tapi makan bubur dulu," jawab Skay.
"Yah, berarti nggak bisa liat sunrise dong.?"
"Nggak apa-apa, kan tujuan aku kesana mau mandi, bukan liat
sunrise""Yaudah, ayo" Zero mengiyakan. Mereka kembali melajukan sepeda nya menuju ke warung bubur kacang ijo si seberang jalan.
Memang aneh akan tunggal kaya raya satu ini, di tawarkan Solaria malah di tolak, dan lebih memilih bubur kacang ijo. Mungkin dia bosan kali ya.? Maklumin aja lah.
"Aduh neng, ganteng banget pacarnya" puji mamang penjual bubur tersebut.
Mendengar pujian itu, Zero menyugar rambut nya kebelakang, membuat aura ketampanannya bertambah. Apalagi keadaan rambutnya yang sedikit basah, ya, 'walaupun basahnya karena keringat.
"Makanya pak, jangan di puji, makin kepedean dia" ujar Skay.
"Tapi pacar nya emang ganteng kok neng, mirip sama taeyong"
"Taehyung pak," ralat Skay membenarkan.
"Iya, itu maksudnya. Bapak susah nyebutnya. Walaupun sering denger namanya, karena anak bapak suka sama si taeyong-taeyong itu."
"Bapak punya anak.?" Tanya Zero menimpali.
"Punya satu. Namanya Lina."
"Owh, anak bapak cewek _ekhmm"
Suara deheman Skay memotong ucapan Zero."Pak, buburnya dua ya," Zero menyebut kan pesanan nya mengalihkan pembicaraan.
"Ya ampun, ganteng banget sih den," puji ibu-ibu yang datang menghampiri mereka, lebih tepatnya Zero.
Zero membalas senyuman.
"Bu, nggak usah di puji atuh, nanti dia malah kepedean" ujar Skay.
"Tapi emang ganteng kok pacarnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skay And The Hitz
Roman pour Adolescents#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ Skayla Aghata Ghaneysa. Menutupi identitas adalah salah satu rencana yang ia lakukan selama ini, agar apa yang pernah terjadi dimasa lalu tak terulang kembali. Karna jika menggunakan identitas yang sesungguhnya justr...