ENCHANTÉ [Nice To Meet You]

6.

“Loh, Ibu datang? Kok gak bilang?” ucap Taehyung ketika memasuki rumah malam itu.

“Memangnya kalau Ibu bilang mau ke sini, kamu mau jemput?” tanyanya balik sambil melepaskan pelukan anaknya.

Taehyung yang mendengarnya hanya membalasnya dengan cengiran tidak berdosa. Walaupun statusnya sudah menjadi single parent dengan anak 1, Taehyung tetaplah anak kecil di mata Ibunya.

Setelah selesai membersihkan diri, Taehyung menghampiri Ibunya yang sudah menyiapkan kembali makan malam. Dimana Junho? Ah, dia sudah tertidur pulas di kamarnya.

“Maaf, Ibu jadi siapin makan malam lagi.”

“Gak papa. Ibu juga bingung mau ngapain. Belum ngantuk.”

“Jangan tidur malam-malam, Bu.”

“Oh, iya. Junho les private sekarang?” Ibu mengalihkan pembicaraannya.

“Ya. Cuma calistung aja, gak yang berat. Kasihan kalau Bang Namjoon terus yang ngajarin. Kalau aku juga sibuk,” jelas Taehyung dengan tangan masih sibuk mengambil beberapa lauk.

“Kenal di mana?” Ibu terus memandangi anak bungsunya yang tengah makan.

“Bang Namjoon yang ngenalin, Bu. Dia salah satu karyawan kantin kantor kita. Dia juga bantuin Junho buat makan sayur.”

“Cantik ya?”

“UHUK!!!” perkataan sang Ibu berhasil membuat Taehyung tersedak. “Ibu… Uhuk… apa-apan sih!” 

Ibu Kim hanya tertawa seraya memberikannya segelas air putih. Tatapan tajam pun langsung ibu Kim terima.

.
.
🌼🌼🌼
.
.

Jam makan siang sudah berakhir. Para pegawai juga mulai kembali ke area kerjanya masing-masing.

Memang masih ada beberapa yang tinggal. Biasanya mereka baru menyelesaikan pekerjaannya di jam istirahat.

Jisoo, Jimin, Rose, Hobi, dan Seokjin juga mulai membereskan semua peralatan makan yang kotor.

Jimin yang mondar-mandir mengambil alat makan kiosnya di beberapa meja. Lalu, memberikannya pada Hobi untuk dicuci. 

Rose sendiri merapikan semua display lauk dan membersihkan sekitarnya. Terlihat rapi, bersih, dan mengundang selera tujuannya.

Seokjin yang dari awal sibuk dibagian dapur juga sedang membereskan peralatan masaknya. Jika tidak, maka mereka akan lembur hanya untuk bersih-bersih saja.

Jisoo yang menjadi seorang kasir langsung menghitung kembali semua pembayaran dan uang yang masuk. Gawat kalau saja ada yang berbeda satu digit saja.

Mereka berlima melakukannya setiap hari. Libur juga ketika kantor sedang libur. Walaupun hanya menjadi bagian dari kantin, merela sudah sangat bersyukur bisa menghidupi kebutuhan mereka masing-masing.

“Hai!” senyum lebar mengembang dari wajah perempuan di depan Jisoo.

“Eh, Lisa. Baru istirahat? Mau makan apa? Tapi cuma tinggal yang di display aja lho,” jelas Jisoo.

“Iya nih. Daritadi diajak Ibu keliling soalnya.”

“Ibu? Ibunya Lisa ke sini?” tanya Jisoo penasaran.

“Ih! Bukan! Itu Ibu Kim,” Lisa menunjuk sosok wanita yang tengah duduk di dekat jendela dan memunggungi mereka.

“Loh, Ibu Kim ke sini? Pantesan tadi kok orang-orang pada ghibah ada Ibu Kim,” cerita Jisoo sambil menata kembali uangnya di dalam mesin kasir.