8.

919 127 19
                                    

Hari ini kios sedang tutup. Bukan karena tanggal merah, tapi memang semua kios di kantin akan libur di satu kali dihari kerja setiap bulannya.

Aturan ini dibuat oleh perusahaan untuk mengontrol kebersihan kantin dan pembuangannya. Lumayan juga, mereka jadi ada tambahan ekstra hari libur.

Tidak heran jika perusahaan mereka sering mendapatkan penghargaan dibagian kebersihan dan tata lingkungan.

.
.
🌼🌼🌼
.
.

Kesempatan itu digunakan Seokjin dan Jisoo untuk berbelanja di pasar yang tidak jauh dari rumah mereka. Walaupun sebenarnya mereka bisa membelinya di hari Sabtu atau Minggu, tapi ada beberapa bahan yang hanya mereka dapatnya selain hari itu.

Ketika dirasa semua kebutuhan sudah dibeli, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Motor yang matic andalan mereka melaju perlahan. Seokjin sengaja karena ingin berjalan-jalan mengelilingi kota sebentar.

Jisoo yang hanya dibonceng hanya mengikuti apa kata sopir saja. Dirinya dengan tenang duduk dibelakang seraya mulutnya menghisap minuman dingin dengan sedotan. Seperti adik yang sedang dibonceng sepeda oleh kakaknya.

Hooo, ini sekolahnya Junho bukan sih?” tanya Jisoo.

Kendaraan mereka melewati sekolah yang lumayan besar dan terlihat sangat ‘kaya’. Tidak heran jika Junho mengeyam pendidikan di tempat tersebut.

“Iya, kayaknya. Logonya mirip yang diseragam.” netra Seokjin juga melihat sekeliling gedung sekolah tersebut. Besar. “Eh, itu Junho bukan sih?”

Seokjin menghentikan motornya di tepi jalan. Pandangannya kembali fokus ke anak yang sedang duduk di dekat pohon..

“Iya itu Junho. Tapi kok…”

“Nangis?” tanya Seokjin.

Terlihat anak tadi beberapa kali mengusap wajahnya dengan pandangan ke arah sekelompok anak yang sedang bermain bola.

Jisoo inisiatif untuk mendekat dan memanggilnya dari luar gerbang. Benar saja, wajah Junho sudah penuh bekas airmata dan kakinya terluka.

“Kak, Junho kenapa itu? Ayo, masuk aja!” Jisoo mengajak kakaknya masuk setelah mendapat ijin dari satpam sekolah. Tentu saja mereka tetap diawasi.

“Junho,” panggil Seokjin dan si kecil pun langsung menangis melihat dua orang yang dia kenal.

Jisoo pun memeluknya agar tenang. Tangan kecil Junho memeluk leher Jisoo. Mulut Junho berguman tidak jelas di telinga Jisoo. Tangan Jisoo mengusap lembut punggung Junho agar lebih tenang.

Seokjin memberikan botol air putih yang mereka bawa tadi. Sedikit tersedak karena isakannya, Junho tetap meminumnya. Setelah Junho merasa tenang, Jisoo mulai membersihkan wajahnya dengan tisu basah yang selalu dirinya bawa.

Sedangkan Seokjin dengan telaten membersihkan luka di kaki Junho. Luka jatuh yang membuat Junho harus menahan perih.

“Junho kenapa, hm? Kenapa bajunya kotor gini?”

Hiks… Mau pulang, Kak. Hiks… Nakal!”

“Siapa yang nakal? Bilang sama kakak,” kata Seokjin yang sudah selesai membersihkan luka.

Hiks! Huwaaaaaa!!!” bukannya menjawab tapi malah menangis lagi.

Tidak jauh dari tempat mereka, Seokjin melihat ke arah sekelompok anak yang sedang bermain bola. Junho yang tahu kalau Kakak Tampannya ini ingin menghampiri mereka pun langsung menggenggam tangan Seokjin.

Junho hanya ingin pulang saat itu dan memeluk sang Ayah. Seokjin yang tidak tega pun menghubungi Taehyung yang tentunya masih di kantor.

“Halo, Pak Taehyung. Ini Seokjin, kakaknya Jisoo,” sapa Seokjin lewat sambungan telepon.

ENCHANTÉ [Nice To Meet You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang