37.

396 77 32
                                    

Taehyung duduk di sebuah ruangan kecil. Hanya ada sepasang kursi dan meja sebagai pemisahnya. Lampu gantung yang berada di atas meja hanya satu-satunya penerangan sekarang. Dia tidak sendiri, ada kakaknya yang bersandar di dinding sebelah pintu masuk, di belakang Taehyung.

Raut wajahnya sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Masa pemulihannya harus dipakai untuk masalah brengsek ini. Marah, emosi, dan kecewa sudah bercampur aduk dibenaknya.

Pintu masuk yang berada di depannya kini terbuka. Menampilkan 2 orang berseragam dengan seorang wanita di tengah mereka. Emosi Taehyung sudah memuncak ketika melihat wajah wanita itu.

Dengan tegas, salah satu dari mereka menyuruh wanita itu duduk di kursi depan Taehyung. Jika tidak di tempat ini, jika tidak ada mereka yang berseragam itu, sangat dipastikan Taehyung sudah menghajar orang itu. Tidak peduli dia wanita.

“Kenapa?” suara berat Taehyung menggema ke seluruh sudut ruangan kecil tersebut. Namun, yang di dapat hanya tundukan kepala. “Jawab!”

“Aku mau milikku kembali.”

“Apa yang jadi milikmu? Junho? Apa kamu lupa? Kamu orang pertama dan satu satunya yang membenci Junho bahkan sebelum lahir!”

“Dia anakku!” teriak wanita itu.

“Kamu memang mengandungnya. Kamu memang melahirkannya. Tapi kamu juga yang nyaris menghabisinya!” Taehyung mengeluarkan semua emosinya.

“Aku cuma mau dekat sma Junho. Aku mamanya. Aku ibu kandungnya. Bukan janda itu!”

“Kamu memang ibu kandungnya, tapi kamu sendiri yang bilang tidak akan pernah merawat dan mengakui dirinya, Sana. Bahkan pengadilan juga tidak memberikan kesempatan sama kamu karena perbuatan kamu sendiri!” Taehyung mati-matian tidak menonjok mantan istrinya ini.

“Aku menyesal. Hiks… Aku mau memeluk Junho… Hiks… Aku mau dianggap ibu sama anakku sendiri. Apa keinginanku salah? Ha? Aku cuma mau itu!”

“Kamu bisa menanyakannya pada Junho baik-baik dan kamu juga pasti tahu apa jawaban dia. Bukan malah menculik Junho dan sekarang membuatnya kritis di rumah sakit! Kamu mau membunuhnya lagi, kan! Sakit jiwa kamu!!!” Taehyung menggebrak meja di depannya menyalurkan semua emosi di dalam dirinya.

“Kritis? Anakku kritis? Tae, jangan bohong!”

“Buat apa aku bohong! Kamu penyebabnya! Harusnya kamu yang di sana penuh luka! Bukan malah di sini! Apa jangan-jangan kamu memang sengaja mengarahkan posisi Junho untuk tabrakan?? Kamu mau membunuhnya lagi!”

“Maaf…” lirih Sana.

“Maaf?" tanya Taehyung dengan nada mengejek. "Apa maaf kamu bisa bikin Junho bangun? Apa maaf kamu bisa bikin Junho gak trauma ke depannya? Jawab, brengsek!!!”

Taehyung nyaris menonjok wajah mantan model itu kalau tidak dihalangi polisi dan juga Namjoon. Kemarahannya sangat wajar saat ini. Anak yang Taehyung besarkan sendiri, terbaring lemah di rumah sakit karena orang yang menyebut dirinya ibu kandung.

“Harusnya kamu yang ada di sana atau mungkin sudah di kamar mayat! Bukan malah anakku! Dia sudah cukup gak ngerasain kasih sayang Mamanya, sudah cukup terima kebencian dari Mamanya. Sudah cukup!!!”

Namjoon mengajak Taehyung untuk keluar karena suasana sudah tidak kondusif lagi. Berkali-kali sudah Taehyung menggebrak meja dan nyaris menarik rambut mantannya.

“Aku pastikan kamu gak bakal lihat dunia luar lagi! Kalau sampai Junho lebih parah, aku pastikam kamu juga nyusul orangtuamu di akhirat!”

"Aku minta maaf, Tae! Tolong keluarkan aku dari sini!"

ENCHANTÉ [Nice To Meet You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang