7.

878 135 20
                                    

Setiap pagi Jisoo masih saja menyiapkan bekal makan siang untuk Junho. Tidak diantarkan lagi ke rumah seperti pertama kali. Jisoo menuruti apa yang diperintah Ibu Kim beberapa hari yang lalu. Menitipkannya pada Paman Han.

Kalau dipikir kembali, kenapa Jisoo memperlakukan Junho sampai seperti ini. Padahal dirinya hanya sekedar murid dan guru les. Kata-kata Seokjin sewaktu dirinya masih SMP dulu masih teringat hingga sekarang.

‘Perlakukan orang lain, sebagaimana kamu ingin diperlakukan’

Jisoo hanya ingin perbuatannya sekarang, bisa menjadi bumerang yang baik untuk dirinya. Minimal untuk Haneul dan keluarga kecilnya.

.
.
🌼🌼🌼
.
.

“Permisi, apa Taehyungnya ada di dalam?”

“Bapak Taehyung baru tidak bisa ditemui,” jawab Jennie dengan kebiasaannya.

“Maaf, kalau berbicara apakah bisa menatap lawan bicaranya?”

Pandangan malas pun Jennie berikan kepada orang di depannya. “Maaf, Bapak Taehyung tidak bisa diganggu. Baru rapat,” jarinya kembali mengetikkan sesuatu dikeyboardnya.

“Rapat dengan siapa?”

“Maaf ya, Nyonya. Orang luar tidak boleh tahu Bapak sedang ada tamu atau rapat dengan siapa,” nada bicara Jennie sudah mulai ketus.

“Kamu ini sekretaris Taehyung? Kamu tidak tahu saya?”

“Ya iyalah, Nyonya. Pakaian saya juga rapi seperti ini, ya kali orang kantin dan saya tidak Anda siapa,” kata Jennie dengan memutar bola matanya malas.

“Tapi orang kantin lebih sopan daripada kamu,” nada wanita dihadapan Jennie sudah mulai meninggi.

“Nyonya, kalau mau marah-marah bisa di luar saja. Saya panggilkan satpam!” tanggan Jennie sudah mengangkat gagang telepon.

“Panggil kalau mereka berani!” tantang wanita tersebut.

“Nyo-”

“Bu!”

Pandangan dua wanita yang sempat memanas tadi langsung mengarah ke sumber suara. Jungkook dengan beberapa kertas berkas di genggamannya menghampiri mereka. Senyum khas kelincinya mengembang mendapati kakak dari ayahnya datang.

“Ibu,” Jungkook dengan adabnya mencium tangan Ibu Kim. “Mau ketemu Bang Taehyung? Kok gak masuk, Bu?”

“Kata dia Taehyung baru ada tamu, gak bisa diganggu,” jelas Ibu sambil melirik tajam ke arah Jennie.

“Gak ada. Orang Jungkook aja disuruh ke sini kok nyerahin berkas,” Jungkook melihat sekretaris kakaknya ini menunduk. “Oh, biasa. Dia tuh suka gitu sama tamunya Bang Tae. Apalagi kalau cewek.”

“Pantas, saya mau dipanggilkan satpam katanya,” nadanya sangat menyindir.

Ibu Kim tanpa basa-basi lagi langsung masuk ke dalam diikuti keponakannya. Menghiraukan tatapan bingung dari perempuan dengan mata kucing ini. Sebelum masuk, Jungkook pun sempat tertawa mengejek.

Taehyung yang tengah sibuk dengan laptop di hadapannya ini sedikit terkejut melihat Ibunya. Datang dengan wajah tertekuk. Belum lagi di belakangnya ada sepupu paling laknat yang berusaha menahan tawanya.

“Kenapa sih?”

“Kamu ini nunjuk sekretaris kok gak beres! Apa jangan-jangan kamu dipelet?!” Ibunya langsung mengeluarkan semua amarahnya.

Taehyung yang semakin bingung langsung meminta Jungkook menjelaskan. Setelah sepupunya ini menjelaskan, Taehyung hanya bisa menghela nafas panjang.

“Bu.”

ENCHANTÉ [Nice To Meet You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang