40.

479 72 39
                                    

"Jinho mau sama Bunda apa Dadda?"

Mata si kecil melihat ke arah Hobi dan Jisoo secara bergantian. Benar-benar seperti Ayahnya ketika bingung.

"Ada!" Jinho merentangkan tangannya ke arah Hobi, memintanya untuk menggendong.

"Ayo~" Hobi keluar dahulu dari mobil sebelum menggendong Jinho.

Sedangkan Haneul memandang sang Bunda berharap tahu apa isi hatinya. Jisoo yang sebenarnya tahu, hanya saja ingin bermain sebentar dengan Haneul. Jisoo pura-pura tidak melihat Haneul dan sibuk menata isian tas yang akan dibawa turun.

"Unda~"

"Ya..."

"Endong ayak Inho."

Haneul memintanya dengan lembut. Namun, Jisoo masih berpura-pura tidak dengar dan masih merapikan tasnya. Haneul yang ada di depan pintu Jisoo masih memandanginya.

"Unda~"

"Iya, apa?"

"Endong~"

"Tapi ini Bunda bawa tas banyak gimana?" Jisoo memperlihatkan tas yang akan dirinya bawa.

Haneul melihatnya dan bibirnya langsung dia tarik ke bawah. Wajahnya semakin memelas. Perlahan kaki kecil melangkah ke arah Hobi dan memeluk kakinya. Jisoo tahu anaknya sedang merajuk. Dia sebenarnya rindu melihat Haneul manja pada dirinya seperti ini. Karena kalau sudah ada Ayahnya, Bundanya pasti tersingkir.

"Ayo sini Bunda gendong jadi gak?" Jisoo menyusul Haneul yang masih memeluk kaki Hobi. "Haneul..." panggilnya lagi.

"Ndak," jawabnya pelan.

"Ya udah Bunda gendong Jinho aja, ya."

"Nghhh!" air matanya sudah nyaris terjun bebas.

"Ya sini."

Haneul menghampiri Jisoo dengan merentangkan tangannya. Bibirnya sudah bergetar menahan tangisnya. Haneul langsung menyembunyikan wajahnya di leher Jisoo ketika sudah di gendong.

"Lu jangan usilin Haneul deh. Dari kemarin mood-nya jelek banget," kata Hobi yamg membantu membawakan tasnya.

"Hehehe... Kangen dia manja, kalau udah ada Ayahnya pasti aku ditinggal," giliran Jisoo merajuk pada kakaknya.

"Halah, kalian sama aja."

"Kan Haneul anakku, makanya sama!" balasnya sambil menghentakkan kakinya

"Dih, kenapa malah lu yang ngambek. Hentakin kaki kaya' Haneul lagi," herannya. Pasalnya, banyak pasang mata yang melihat tingkah Jisoo di depan pintu masuk.

"Uuuu... Dda ih ih! Ahahaha..." Jinho menirukan Bundanya menghentakkan kaki dalam gendongan Hobi yang membuatnya nyaris jatuh.

"Nah lho, diejek anaknya," Hobi menertawakan bagaimana ekspresi Jisoo ketika Jinho melakukannya.

"Ih!"

"Aaaa! Kok diinjek, Jis! Woy, tunggu!" Hobi menyusul adiknya yang sudah berjalan terlebih dahulu. Bagaimana Jinho? Dirinya tertawa melihat pamannya menderita.

.
.
🌼🌼🌼
.
.

Taehyung sudah pulang beberapa menit yang lalu ketika mereka sampai. Junho terlihat masih tertidur. Masker oksigennya sudah digantikan dengan nassal canula biasa. Perban yang menutupi kepalanya sudah terlepas dan meninggalkan beberapa perban saja. Penyangga lehernya juga sudah dilepas kemarin sore, namun gips masih terpasang.

"Sstt... Jangan teriak-teriak, ya. Kakak masih bo-"

"Aaaaak!!!" motto Jinho adalah aturan ada untuk dilanggar. Dirinya teriak persis di telinga Hobi.

ENCHANTÉ [Nice To Meet You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang