29. | Jujur

153 133 6
                                    

"Gue apa?" Tanya Malik serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue apa?" Tanya Malik serius.

"Dia nggak bakalan mau, kak." Sahut Maria yang sibuk dengan ponselnya.

"Siapa bilang gue nggak mau?" Ujar Favian dengan santai.

Mereka yang didalam seketika melirik ke arah Favian dengan ekspresi bingung, mereka heran dengan perkataan Favian.

"Maksud lo apa?" Tanya Malik yang bingung.

"Gue mau jadi pacar Maria. Tapi, gue mau ngejar dia dulu. Gue mau ngeyakinin dia kalau gue berbeda dari Dhafi, gue pengen Maria milih gue bukan karena paksaan tapi karena dia yakin kalau gue bisa jadi pilihan dia." Ucap Favian dengan tersenyum sembari menatap Maria yang terdiam dikursi depan.

Maria yang mendengar itu hanya bisa tersenyum, ia tak tau kenapa jantung nya bisa berdetak secepat ini. Maria berusaha menenangkan dirinya, dengan cara memainkan ponselnya sembari menghadap ke jendela.

Malik yang melihat tingkah salting adiknya hanya bisa tersenyum, ia bahagia jika adiknya bahagia. Malik mencoba menggoda Maria, akan tetapi Maria hanya diam.

"Kenapa lo jadi pendiem?" Tanya Malik yang menggoda Maria.

"Apa sih? Mana minuman aku tadi, aku haus." Ucap Maria sembari memasang wajah cemberutnya.

"Nih, bentar gue bukain dulu." Ujar Favian sembari memberikan minuman dingin nya kepada Maria.

"Cihuyy... ada yang lagi PDKT, nih." Sorak Bono.

"Ekhm, OTW ada kapal baru lagi nih, mana udah dapat restu dari kakak ipar lagi." Sambung Theo.

"Jadi, konsepnya temen jadi cinta nih?" Tanya Eza ke Favian.

"Gue masih coba ngeyakinin ceweknya dulu, gue nggak mau dia masih mikirin masalalu nya. Cukup masalalu dia yang nyakitin, gue nggak akan janji tentang apapun tapi gue akan langsung buktiin ke dia kalau gue itu berbeda." Ujar Favian dengan yakin yang lagi lagi membuat Maria tersenyum malu.

"Ngapain lo senyam senyum?" Tanya Malik sembari menjalankan mobilnya.

"Mana ada." Jawab Maria dengan ketus.

"Kalo senyum juga nggak apa apa, senyum lo kan manis." Ucap Favian yang kembali mendapatkan sorakan dari teman temannya.

***

Malik dan Maria pun kembali kerumah setelah mengantar yang lain. Ketika sampai dirumah, Maria hanya memasang raut wajah sedih yang membuat Malik langsung mengerti dan dengan sigap merangkul Maria.

"Udah, nggak apa apa." Ucap Malik sembari membawa Maria masuk kedalam rumah.

"Non Maria, udah boleh pulang dari rumah sakit? Udah makan? Mau bibi masakin apa, non?" Tanya Bi Inem dengan semangat ketika melihat Maria datang.

"Nggak usah, bi. Aku udah makan sama kak Malik tadi, palingan nanti malam aja tolong bikinin susu hangat ya dan tolong bawain ke kamar." Jawab Maria dan diangguki oleh bi Inem.

HARSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang