"Lo kenapa?" Tanya Favian.
"Bokap gue, Favian. Bokap gue kecelakaan. Hikss.. hikss.. gimana kalo papah gue ada apa apa, Favian. Hikss.. hiksss...." Nangis gue setelah mendapat kabar kalo bokap gue kecelakaan.
"Terus, sekarang papah lo dimana?"
"Hikss... hiksss.... hikss, sekarang papah dilarikan ke rumah sakit."
"Yaudah, ayo kita kesana."
"Ta-tapi, lo kan lagi sakit hikss... hiksss.."
"Nggak apa apa, gue masih kuat kok. Ayo kita kerumah sakit." Gue pun mengikuti Favian untuk pergi kerumah sakit walaupun sekarang kaki gue rasanya lemah banget buat jalan.
***
Author Pov.
Sesampainya mereka dirumah sakit, Favian dan Maria pun langsung berlari ke IGD dan Maria melihat mamahnya terduduk lemas sembari menangis.
"Mah, papah kenapa bisa kecelakaan?" Tanya Maria yang masih kaget dengan berita papahnya.
"Mamah juga nggak tau, tiba tiba mamah dapat telpon dan bilang papah kamu kecelakaan." Jawab mamah Maria sambil menangis, dan disaat yang bersamaan dokter pun keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaan papah saya, dokter?" Tanya Maria yang penuh dengan harapan bahwa papah nya akan baik baik saja.
"Maaf, Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi nyawa pasien tidak bisa diselamatkan. Pasien mengalami pendarahan yang cukup hebat sehingga pasien kehilangan begitu banyak darah." Jawab dokter itu dan seketika itu juga Maria dan mamah nya menjadi lemas dan tak berdaya.
"Nggak mungkin, nggak mungkin. Pasti dokter cuman ngeprank aku sama mamah, kan? Disuruh sama papah, kan? Papah baru tadi pagi bercanda sama aku, nggak mungkin sekarang papah meninggal." Tanya Maria yang masih tidak percaya bahwa papah nya telah tiada.
Mamah Maria yang menangis pun tiba tiba terjatuh, karena tidak kuat mendengar berita bahwa suami nya telah tiada. Dengan sigap Favian mengangkat mamah Maria dan membawa nya ke ruangan IGD.
Melihat Maria yang menangis membuat hati Favian menjadi iba dan Favian pun mencoba untuk menenangkannya.
"Mar, gue ngerti lo pasti ngerasa kehilangan sosok yang berharga banget di hidup lo sekarang. Tapi, gue yakin lo bisa ngelewatin semua. Gue mungkin nggak bisa kasih lo kata kata penenang, tapi gue bisa pinjamin bahu gue buat lo. Lo bisa nangis sebanyak yang lo mau, lo bisa ceritain semuanya sama gue, dan gue bakalan selalu ada buat nemenin lo. Jangan pernah anggap diri lo sendiri, gue selalu ada buat lo." Ucap Favian sambil menenangkan Maria dan memeluknya.
"Ta-tapi, Favian. Hikss... hikss.... hiksss.. papah sekarang udah nggak ada, g-gue nggak bakalan sanggup hidup tanpa papah. Pa-pah itu hiksss... hiksss... hiksss... adalah segala nya buat gue hikss... hikss... hiksss... gue harus gimana, Favian?" Jawab Maria dengan penuh airmata dan membuat Favian semakin memeluknya dengan harapan Maria akan tenang dan merasa bahwa dia tidak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA (END)
Teen Fiction"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas. Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...