49. | Kembali Setelah Usai

103 80 20
                                    

Maria kembali ke kelas setelah membersihkan wajahnya, tanpa banyak bicara ia langsung duduk di kursi dengan fikiran yang terus berkecamuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maria kembali ke kelas setelah membersihkan wajahnya, tanpa banyak bicara ia langsung duduk di kursi dengan fikiran yang terus berkecamuk.

Air matanya kembali ingin turun akan tetapi sekuat tenaga Maria mencoba menahannya dan tepat ketika bel berbunyi, Favian masuk ke dalam kelas sembari menatap Maria dengan senyum tipis dan dengan segera ia memalingkan wajahnya.

Pelajaran berjalan dengan tenang hingga bel pelajaran terakhir berbunyi nyaring, para siswa siswi yang mendengar bel itu mulai membereskan barang barang mereka.

"Masih berantem sama Favian?" Celetuk Kyla yang sudah selesai membereskan barangnya.

Maria menggelengkan kepalanya.

"Oh udah baikan, syukurlah."

Maria yang telah selesai membereskan barangnya langsung berjalan keluar tanpa memperdulikan Kyla dan Thya, mereka berdua menatap heran kearah Maria tapi mereka mencoba menepiskannya.

Maria sudah menghubungi Pavel untuk menjemputnya dan ia pun menunggu di depan gerbang, disaat menunggu ia tanpa sengaja melihat Favian yang lewat didepannya tanpa melirik kearahnya sedikitpun.

Hati Maria terasa sesak dengan keadaan yang tiba tiba asing, perlahan airmata yang sedari tadi ia tahan akhirnya terjatuh beriringan dengan gerimis hujan.

Ia membiarkan tubuhnya terbasahi oleh air hujan itu, hatinya terlalu sakit menerima keadaan ini tapi jika diteruskan bukankah akan lebih sakit lagi. Maria terduduk lemas dengan hujan yang semakin bertambah deras, disaat yang sama Maria merasakan seperti ada seseorang yang memayungi nya.

"F-favian?" Ucap Maria dengan terbata sembari melirik orang yang sedang memayungi nya.

"Pakai payung nya, jangan ujan ujanan nanti kamu sakit." Ujar Favian sembari memberikan payung itu ke tangan Maria.

"Nggak usah." Maria mencoba mengembalikan payung itu, tapi Favian menolaknya.

"Pakai, ya? Aku nggak mau kamu sakit, setidaknya untuk terakhir kali ini kamu nurut sama aku." Ucap Favian dengan lembut.

Maria hanya diam dan memegang erat payung itu, ia menatap dalam mata Favian seakan tak menginginkan perpisahan ini. Favian pun melepaskan genggaman nya dipayung itu dan pergi meninggalkan Maria, kembali airmata Maria membasahi pipinya diiringi dengan rasa sesak dan juga sakit yang begitu luar biasa.

Pavel yang sudah sampai sedari tadi melihat semua kejadian yang dialami adiknya itu, ia hanya diam melihat hal itu tanpa ingin ikut campur karena ia yakin bahwa adiknya itu sudah cukup dewasa menghadapi itu semua.

Disaat keadaan sudah mulai kembali tenang Pavel pun memutar setirnya menghampiri Maria yang berusaha menghapus bekas airmatanya, dengan santainya Pavel keluar dari mobil dan langsung memeluk Maria.

"Yuk, pulang. Mba Lena ada masak ayam rica rica kesukaan kamu, terus nanti kamu katanya mau diajak shopping sama mba Lena." Ajak Pavel.

"Yuk, kak." Sahut Maria seakan tak terjadi apa-apa.

HARSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang