17

12 3 0
                                    

Yawww hallo ges

Akhir-akhir ini authornya agak sibuk
Sibuk ngehalu yang gepeng rak

Dann buat Minggu esok dan seterusnya gw bakalan sibuk ulangan gess

Yaa intinya mah siap-siap gtu Kann

Nahh terus juga gw nya bakal sibuk latihan, jadi gabakalan sempet update.

Ngasih tau aja meski kalian kagak nanya hehew

Sibuk banget ngegapai nilai, meski hasilnya gitu-gitu aja wkwkakwkaak
Tp gppe kan kalo berusaha, Karna usaha gapernah ngehianatin hasil. Jadi buat kalian jangan pantang menyerah yak.

Okhehhh

Dua tiga mie rica
Selamat membacaaa

🍂🍂🍂

"So?...." Fayansa mengambil sesuatu dari lacinya dan duduk di depan cermin. Ya, dia mengambil gunting untuk memotong rambutnya lagi, kali ini rambut Fayansa semakin pendek dari sebelumnya.

Krekk... Krekk....

Suara gunting yang memotong sesuatu itu membuat Fayansa tenang. Selepas menggunting rambutnya, Fayansa mengambil sehelai rambut untuk menceritakan keluh kesahnya dan menyimpan rambut itu di toples, lalu menyembunyikannya agar tak ada yang tahu.

Sudah jam 03:53 Fayansa tak bisa tidur kembali Karna ia merasa takut terjadi apa-apa lagi, ia terduduk di kasur dan membaca novel sampai adzan subuh berkumandang. Fayansa pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu melaksanakan sholat subuh.

Selesai sholat subuh, Fayansa pergi ke lantai bawah untuk mencuci piring, menyapu, mengepel, mandi, lalu mencuci baju, dan tak lupa ia berdandan tipis. Saat Fayansa melihat wajahnya yang penuh plaster dan mata yang sembab, ia terkejut sendiri.

"Ihhh buset napa ni muka kayak begini?" Tanyanya kepada diri sendiri dan memegang wajahnya.

"Eh lupa, kan gw sendiri yang ngelakuinnya. Tapi kok parah ya, lupain ah mau buru-buru aja gw. Keburu ada bangun" Jawabnya. Emang aneh, dia yang ngelakuin dia juga yang kaget.

Fayansa pergi tanpa bersarapan dan berpamitan. Fayansa menunggu Nenia di pos ronda. Setelah beberapa menit, Nenia dan Nesa datang menghampiri Fayansa.

"Loh tumben lo nunggu di sini?" Tanya Nenia yang mengangkat satu alisnya, Fayansa yang terduduk langsung berdiri dan berjalan.

"Lagi marahan sama orang rumah" jawab Fayansa tanpa menoleh ke arah Nenia, Nenia berjalan di depan Fayansa dan melihat banyak plester dan luka di wajahnya.

Nenia membelakkan matanya dan berhenti mendadak, lalu langsung memegang wajah Fayansa.

"Ihhh muka lo kenapa Sa? Kok banyak lukanya gitu? Terus rambut lo lebih pendek" Tanya Nenia dengan penasaran.

Fayansa menepis tangan Nenia yang menyentuh wajahnya yang rada sakit.

"Ish sakit. Gw gelut sama khodam sendiri" Alibi Fayansa dengan wajah datar. Nesa kepo dan ikut melihat wajah Fayansa, ekspresi Nesa sama seperti Nenia saat melihat Fayansa.

"Ih bisa gitu ya? Gelut sama khodam sendiri" Celetuk Nesa. Saat sedang asyik berjalan, ada seseorang yang memencet klakson motornya.

Ting...tinggg..

Suara itu membuat ketiganya menoleh kebelakang dan mendapati Haikal dan Mahen menaiki motornya masing-masing.

"Ay, sini bareng sama Ahen" Ajak Mahen menyuruh Nenia menaiki motornya.

Perjalanan Cinta Fayansa [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang