14

11 2 0
                                    

"Rumah tak selamanya berbentuk bangunan"

-Fayansa Naraya Annisa

🍂🍂🍂


Di hari minggu Fayansa bangun jam 5:30, ia tidur setelah sholat maghrib dan tak sempat sholat Isya Karna kelelahan, mungkin efek samping dari cuci darah yang telat. Fayansa bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan Sublat.

Setelah selesai sholat, Fayansa memulai aktivitasnya untuk mencuci baju, mencuci piring, menyapu dan mengepel. Setelah selesai Fayansa beristirahat sebentar bermain hp.

Laras yang melihat Fayansa duduk di ruang keluarga langsung menghampirinya, begitupun Fayansa yang menyadari Laras sedang menghampirinya.

"Mamah mau kemana? Tumben pake baju rapih" Tanya Fayansa yang melihat Laras memakai baju yang lebih rapih dari sebelumnya.

Laras meronggoh tas nya lalu memberikan dua lembar uang kepada Fayansa dan Fayansa mengambil uang itu dari Laras.
"Mamah, Ayah sama Teh Aya mau kerumah oma, kamu sama Rendra tunggu dirumah. Makanya mamah ngasih uang" Sahut Laras seraya merapihkan rambutnya. Fayansa hanya mengangguk dan kembali bermain hp.

Yandra turun dari tangga dan menyuruh Laras untuk segera berangkat.
"Ayo mah, takut macet di jalannya" Tandasnya.

Laras mengangguk. "Iya yah, tunggu teh Mika turun dulu. Tetehhh cepet tehh" Serunya pada Mikaya yang masih bersiap-siap di kamarnya.

"Iyaaa mahhhh bentarrrrrr" Sahutnya yang sedang berlari kecil menuruni tangga.

"Awas jatuh, Arsa mana?" Tanya Laras.

"Arsa lagi main game kayaknya"

Fayansa melirik ke arah Mikaya, ia melihat Mikaya yang mukanya berbeda dari biasanya. Sepertinya ia berdandan tebal kali ini.

"Teh Aya kalo pake make-up jangan terlalu tebel, nanti mukanya rusak" Celetuk Fayansa yang kembali menatap layar hp nya.

"Dih ngatur muka-muka teteh ya gamasalah lah" Sanggah Mikaya yang membuat Laras menggeleng pelan.

"Udah-udah ayo pergi sekarang, Ka Yansa kita berangkat dulu ya. Jaga rumah, Assalamualaikum " pamit Laras dan di jawab oleh Fayansa.

Beberapa menit kemudian Fayansa mulai merasa lapar, ia memasak makanan yang tadi ia beli di tukang sayur. Lalu memanggil Arsa untuk makan.

"Lenlaaaaa ayoo makann" Panggilnya dan di sahuti oleh Arsa.

"Iyaaa kaaaa Lenla kebawahh" Sahutnya.

Arsa turun dan duduk di kursi meja makan, dan memakan makanan yang sudah di siapkan oleh Fayansa.

Setelah selesai makan, Fayansa mengajak Arsa untuk pergi berjalan-jalan agar tidak terlalu bosan, untungnya Laras memberinya uang 100K untuk berdua. Arsa menyiapkan motor Fayansa, sedangkan Fayansa mengecek pintu agar tidak ada yang masuk.

Fayansa naik di jok belakang, lalu Arsa menjalankan motornya. Saat di jalan banyak sekali sorot mata yang memperhatikannya, ya seperti biasa jika Fayansa jalan-jalan dengan Arsa pasti banyak yang mengiranya pacaran. Meskipun Fayansa kakaknya tapi Arsa lebih tinggi dari Fayansa, padahal waktu SD Arsa masih pendek, mengapa saat masuk SMP Arsa semakin tinggi.

Mereka berhenti di tukang mie ayam, mie ayam langganan Fayansa dan Arsa jika keluar rumah. Keduanya turun dan memasuki tenda makannya.

"Mang pesen kayak biasa" Ucap Arsa melewati gerobak lalu duduk di kursi makannya.

"Lenla, abis ini kemana ya? Bosen kalo dirumah" Gumam Fayansa seraya meraup wajahnya.

"Kata Lenla mah mending main di rumah, ajak temen-temen Kaka" Saran Arsa yang menyilangkan tangannya di meja.

Perjalanan Cinta Fayansa [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang