<prolog>

44 12 7
                                    

🍂🍂🍂

"El?" Panggil gadis bernama Fayansa menghampiri lelaki yang sedang berdiri di pinggir pantai dengan matahari yang hampir tenggelam.

"Apa El?" Tanya Fayansa.

Tanpa menoleh laki-laki itu mengucapkan sesuatu yang tak Fayansa inginkan.

"Kita putus aja Sa" kata yang di lontarkan oleh lelaki yang bernama Aqlan Erlangga Agrasa. Laki-laki yang Fayansa cintai selama ini membuatnya terpaku dan meneteskan air mata.

"H-hah? Boong kan? Lo kenapa El? Ko tiba-tiba? Semenjak sahabat lo dateng lo jadi berubah El, apa lo terpikat sama Azera El? Lo tega banget El" Lirih Fayansa, ia menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang terjadi sekarang.

Sungguh sakit baginya jika seperti ini. Meskipun mereka sering debat dan bertengkar, tapi di antaranya tak pernah mengatakan kata putus.

"Lo boleh aja sakitin gw El, tapi jangan kayak gini. Lo ninggalin gw di pinggir jalan di tengah deresnya ujan demi jemput Azera gw ngga tuh minta putus, malahan gw masih bertahan" Jelas Fayansa yang air matanya semakin membasahi pipinya.

Aqlan menunduk dan menoleh ke arah Fayansa. Aqlan terlihat pucat dan matanya terlihat sembab, ia pergi tanpa mengatakan sepatah kata meninggalkan Fayansa di pinggir pantai.

"Ternyata benar adanya, orang baru akan kalah dengan orang lama" Rintihnya.

Matanya begitu sembab, ia berusaha menahan air matanya yang terus mengalir dan dadanya terasa begitu sakit saat mengingat kejadian tadi.

"Sialan, ratu iblis secool, secakep, seimut, sekuat ini nangis gara-gara laki-laki kek begitu haha"

Fayansa berjongkok dan menenagkan dirinya, ia duduk dan melihat matahari hingga terbenam. Lalu Fayansa pulang kerumah untuk beristirahat.

🍂🍂🍂

Seminggu setelah hubungan Fayansa dan Aqlan berakhir, Fayansa kembali pergi ke pantai di mana dirinya dan Erlangga berpisah, mengingat hal itu membuat hati Fayansa sakit.

Fayansa menghampiri gadis yang sedang duduk di kursi pantai, Fayansa datang karna gadis itu menyuruhnya.

Gadis itu berdiri saat melihat kehadiran Fayansa. Ya, gadis itu adalah Azera Queenera, sahabat Aqlan.

"Aku mau ngasih sesuatu sama kamu Sa, duduk dulu" Azera menyuruh Fayansa untuk duduk, namun Fayansa menolaknya.

"Ada perlu apa? Tudep aja, gw ga ada waktu" Imbuh Fayansa dengan wajahnya yang datar, sebenarnya ia ingin menangis saat ini juga, namun Fayansa harus tetap jaga image di depan sahabat Aqlan.

Azera tersenyum dan memberikan suatu amplop, Fayansa mengambilnya lalu melihat isi amplop tersebut dan isi nya terdapat surat.

Fayansa tertegun melihat surat itu, ternyata surat itu menerangkan bahwa pasien yang mengalami kanker paru-paru. Dan pasien itu bernama Aqlan.

Fayansa terjatuh dan teriak histeris, Azera berusaha menenangkan Fayansa yang telihat terpukul.

"Ternyata? Selama ini dia nyembunyiinnya Zer?" Lirih Fayansa menangis sesegukan.

Perjalanan Cinta Fayansa [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang